Share

Part 15A

Author: TrianaR
last update Last Updated: 2025-06-08 18:57:11

Bab 15

"Aawwh .... Perutku... sakit..." rintihnya, suaranya bergetar lemah.

Kaivan melihat kondisi wanita itu, mata elangnya melihat perutnya yang besar. "Dia hamil."

"Bos, kita harus segera membawanya ke rumah sakit!" seru Pak Surya.

Tanpa berpikir panjang, Kaivan berjongkok dan mengangkat tubuh Cahaya ke dalam dekapannya. "Jangan pingsan. Bertahanlah."

Cahaya berusaha membuka mata, tetapi kepalanya terasa berat. Semua suara di sekitarnya mulai terdengar sayup-sayup. Yang terakhir ia lihat hanyalah wajah asing pria itu sebelum semuanya gelap.

Kaivan segera membawanya masuk ke dalam mobil. "Ke rumah sakit terdekat. Sekarang!"

Pak Surya langsung menginjak pedal gas.

Mobil melaju kencang membelah jalanan kota. Cahaya semakin gelisah, napasnya memburu, dan genggamannya di lengan Kaivan semakin erat. Keringat dingin membasahi wajahnya, sementara rasa sakit di perutnya semakin menusuk.

Kaivan menatapnya sekilas,
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 30B

    Elena kembali duduk, menatap uang di tangannya dengan penuh kebencian. Matanya menyipit, terbayang wajah Angkasa yang dulu begitu lembut namun kini hanya berisi tatapan dingin. Tak akan ada yang merebut Angkasa darinya. Tidak Cahaya, tidak siapa pun. Ia meraih ponselnya, mengetik pesan singkat. [Uang akan aku kirim. Pastikan kalian pergi malam ini juga] Pesan terkirim. Namun, di sudut hatinya, ketakutan mulai merayap. Takut jika semuanya terbongkar? Elena menggeleng cepat. Ponselnya bergetar, menampilkan pesan dari nomor baru [Apa kabar, Cantik? Masih secantik dulu, kan?] Kening Elena mengernyit. 'Siapa pengirim pesan ini?' [Ini siapa?] [Apa kamu sudah melupakanku, Cantik? Aku Genta, orang yang gak pernah mau diajak putus olehmu] Elena menatap layar ponselnya sejenak, bibirnya perlahan melengkung membentuk senyuman tipi

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 30A

    Part 30 "Halo, Cahaya ... Jaga baik-baik suamimu, ya ... Jangan sampai ada hal buruk yang terjadi." Klik. Telepon terputus. Cahaya tercekat, jantungnya berdegup kencang. Tangannya gemetar saat meletakkan ponsel di meja. Siapa itu? Ia menoleh ke sisi tempat tidur, melihat Angkasa yang tertidur lelap dengan Altair di pelukannya. Cahaya menggigit bibir, menahan ketakutan yang berdesir di dadanya. Tak ingin membangunkan suaminya, Cahaya beringsut turun dari ranjang. Ia melangkah ke ruang tamu, memeriksa semua pintu dan jendela, memastikan semuanya terkunci rapat. Hatinya semakin gelisah. Cahaya menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Namun, bayangan suara misterius di telepon tadi terus menghantui pikirannya. Esok paginya, Angkasa menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Cahaya. Wanita itu terlihat pucat dan gelisah, tapi memilih bungkam.

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 29B

    Cahaya mengangguk pelan, meski hatinya masih berat melepas Bu Ratna pergi."Kalau ada apa-apa, Mama janji langsung kasih kabar, ya?" pintanya lirih."Tentu, Nak. Mama juga nggak akan jauh-jauh. Mama selalu ada buat kalian."Angkasa yang sedari tadi mendengar percakapan mereka, ikut angkat bicara meski suaranya masih lemah."Terima kasih, Ma... buat semuanya."Bu Ratna menoleh, matanya berkaca-kaca. Ia mendekat, mengecup kening putranya lembut."Kamu harus cepat sembuh, Nak... Jangan buat Cahaya sedih lagi."Angkasa hanya mengangguk pelan, hatinya kembali terenyuh oleh kasih sayang ibunya.Setelah berpamitan, Bu Ratna berangkat meninggalkan rumah dengan berat hati. Cahaya menatap punggung wanita itu hingga menghilang di balik gerbang.***Beberapa hari berlalu, luka-luka Angkasa mulai membaik. Wajahnya yang pucat kini kembali bersemu, meski tubuhnya belum sepenuhnya pulih. Cahaya setia merawatny

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 29A

    Part 29"Tante, saya benar-benar nggak tahu apa-apa."Cahaya mendengus pelan, melihat Elena yang berpura-pura polos."Mbak nggak tahu apa-apa?" Suara Cahaya bergetar lalu tersenyum masam.Elena mengedip pelan, wajahnya berusaha tampak tenang, tapi kilat gugup terlihat di matanya."Serius, Cahaya ... Aku cuma datang buat jenguk.""Pergi dari sini, Elena," ucap Angkasa tegas.Elena menoleh ke arah Angkasa yang masih terbaring lemah. Tatapan pria itu dingin, sama sekali tak ada keramahan seperti dulu."Aku cuma mau memastikan Mas Angkasa baik-baik saja.""Kamu nggak perlu repot-repot memastikan," sela Bu Ratna tajam. "Kami keluarga di sini, cukup buat menjaga Angkasa. Nggak perlu orang asing."Elena tersenyum getir, berusaha menahan rasa malu yang menjalar di wajahnya. Namun, ia tetap bersikap manis."Baiklah, kalau memang kehadiran aku nggak diterima..." Ia melangkah mundur, tapi sebelum

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 28B

    Kedua preman itu melesat pergi dengan mobilnya meninggalkan Angkasa yang tergeletak di pinggir jalan. Salah seorang pria menelepon."Halo, Kak Elena... udah beres. Orangnya babak belur.""Dia tidak mati bukan?""Tenang saja, dia masih hidup. Paling masuk rumah sakit."Elena tersenyum puas mendengar laporan itu."Bagus. Biar dia tahu rasa."Ia menutup telepon, menyesap minuman di gelas kristal sambil memandangi hujan di luar jendela.***Cahaya mondar-mandir di ruang tamu, sesekali melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Hatinya semakin gelisah. Angkasa belum juga pulang, padahal tadi sore ia bilang hanya akan keluar sebentar.Ponselnya berkali-kali ia cek, tapi tak ada panggilan ataupun pesan masuk. Ia bahkan menghubunginya tapi nomornya tidak aktif.Bu Ratna yang duduk di sofa menatap menantunya dengan cemas."Cahaya... duduk dulu, Nak. Mungkin Angka

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 28A

    Part 28"Mas A--Angkasa... a--aku cuma... aku cuma--""Cuma apa, hah? Cuma mau balas dendam karena aku nggak mau sama kamu?!" Angkasa semakin mempererat cengkeramannya, membuat napas Elena semakin tersengal.Air mata Elena mulai mengalir, wajahnya pucat. Tapi Angkasa tak peduli. Amarah yang membara di dadanya nyaris membuatnya hilang kendali.Tiba-tiba, suara dering ponsel dari sakunya membuatnya tersadar. Napasnya memburu, tapi perlahan ia melonggarkan cengkeramannya. Elena terjatuh ke lantai, terbatuk-batuk sambil memegangi lehernya.Angkasa merogoh saku, melihat nama Cahaya di layar ponsel. Seketika hatinya mencelos.Ia menatap Elena yang masih terengah-engah di lantai."Aku nggak akan tinggal diam, Elena. Kamu bakal bayar semua ini." Suaranya dingin, penuh ancaman.Tanpa menunggu jawaban, Angkasa berbalik dan melangkah keluar.Angkasa menekan tombol hijau di layar ponselnya, menempelkan perangkat it

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status