Share

CHAPTER 04 • Famous?

Setelah menemani Aksa dirumahnya, akhirnya Yeara memutuskan untuk pulang kerumahnya karena nenek Aksara sudah kembali.

Saat di pintu, Yeara bertemu dengan seseorang yang tidak ia kenal, tapi dia terlihat sangat cantik.

"Aksara ada?"

Yeara menganggukan kepalanya.

"Siapa yah?"

"Gebby"

Yeara hampir saja tersedak ludahnya sendiri karena terkejut, ini adalah pertama kalinya ia bertemu dengan mantan pacar Aksara.

Yeara tahu dengan siapa Aksa berpacaran, dia mempunyai mata-mata di Indonesia, dia tahu segalanya tentang kehidupan Aksara selama tiga tahun terakhir.

"Si-silahkan masuk." Ujar Yeara.

Gadis bernama Gebby itupun masuk kedalam rumah Aksa, diikuti juga oleh Yeara, ia tidak jadi pulang.

Mereka berdua akhirnya masuk kedalam kamar Aksa, Aksa terlihat sangat terkejut atas kedatangan Gebby, laki-laki itu langsung bangun dari tidurnya.

Gebby pun meletakan parsel buah ke meja, lalu menghampiri Aksa dan memeluknya.

Yeara tersentak kaget, ia tidak rela Aksa dipeluk oleh wanita lain, Yeara mulai berkaca-kaca. Aksa sempat melirik Yeara dengan sorot mata yang seolah menyuruh Yeara segera pergi.

Tapi Yeara tetap Yeara, si gadis keras kepala. Ia tidak peduli jika memang kehadirannya tidak diinginkan oleh Aksa.

"Maaf ya kemaren aku gak ke London nemenin kamu operasi."

"Em, gak papa" Jawab Aksa.

"Oh, iya aku dengar dari Jeffran kalau kamu sakit makanya aku dateng, kamu hujan-hujanan? Kenapa? Padahal kamu sudah tahu bakal sakit."

Aksa tertawa, Yeara tidak bisa menahan tangisnya yang sedari tadi ia tahan, kenapa Aksa bisa tertawa selebar itu karena gadis bernama Gebby? Tanpa menunggu lebih lama lagi Yeara memutuskan untuk pergi saja, ia tidak mau melihat Aksa bersama Gebby.

Diluar, ia bertemu dengan Jeffran dan laki-laki yang tidak ia kenal, tapi Yeara tak peduli ia harus cepat pulang kerumahnya.

"Rara...!"

Yeara tidak menjawab panggilan Jeffran, ia terus berlari dengan air mata yang terus mengalir.

"Dia siapa?" Tanya Naka laki-laki yang ada di samping Jeffran.

"Tunangan Aksa."

"Oh, jadi dia orangnya?"

•••

Gavin tengah berada didalam kamarnya, ia menatap ponselnya yang menyala, disana terdapat nomor Yeara.

Haruskah ia menghubungi duluan?

Gavin bingung, mungkin Yeara sudah tidur karena jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam.

Ia kemudian meletakan ponselnya bersiap untuk tidur, namun bunyi notifikasi pesan membuat Gavin tidak jadi tidur.

ATLET RENANG 2023

Pak Cahyo:

| besok semuanya kumpul di tempat latihan sebelum jam delapan

Naka :

Hem

Satya :

| Gak bisa pak, besok saya basket

Pak Cahyo :

| Yang bisa

Gavin :

| Besok saya mau ikut ujian masuk universitas pak

Pak Cahyo :

|Saya bilang yang bisa aja, pokoknya saya tunggu besok!

Gavin :

| Iya pak

Naka :

| jadi cuma gue sendirian nih?

Gavin :

| Iya gue gak bisa

Satya:

| gue juga, bentar lagi turnamen jadi untuk sementara gue absen dulu

Naka :

Yaudah deh

Satya :

| Hm

Read by 4

•••

"Rara, kamu kok gak semangat gitu sih, ini hari pertama masuk sekolah kan? Itu kenapa mata kamu bengkak, habis nangis?" Yeara mendengus kesal mendengar rentetan pertanyaan dari mamanya.

"Mama udah pernah bilang kan jangan maraton kalau nonton Drakor, sampai jam dua baru tidur"

Seandainya mama tahu kalau yang membuat Yeara menangis adalah Aksa yang bertemu dengan Gebby semalam bukan karena drama Korea yang sering Yeara tonton.

"Rara berangkat dulu ma." ucap Yeara tanpa semangat, setelah berpamitan ia pun pergi sekolah menggunakan sepeda motor.

Meskipun Yeara terlahir dari keluarga yang berada, tapi hidupnya sangat sederhana, dia lebih memilih naik motor sendiri dari pada diantar jemput oleh sopir pribadinya.

Saat dijalan, Yeara bertemu dengan Dean yang sedang duduk di halte, tanpa berpikir panjang Yeara akhirnya menghampiri laki-laki itu.

"Dean!"

"Eh Rara."

"Mau bareng?"

"Mau dong, lumayan uang jajan gue utuh hehe."

"Yaudah buruan naik"

•••

Disisi lain.

Aksara tengah berdiri didepan apotek, ia menatap ke seberang jalan tepatnya di halte bus, disana ada Yeara dengan seorang laki-laki tapi Aksa sama sekali tak peduli, memangnya itu urusan Aksa? Bukan kan?

Setelah membeli obat penurun panas, ia harus segera berangkat ke kampus agar tidak terlambat.

Dugaan Aksa salah, ternyata gedung fakultas hukum telah ramai ada banyak calon mahasiswa dan mahasiswi yang akan mengikuti tes.

Seharusnya Aksa berangkat petang tadi, Aksa jadi menyesal beli obat dulu apa lagi di apotek tadi sedikit mengantri.

Aksa memutuskan duduk di bangku kosong yang terletak dibawah pohon.

"Gavin Atmaja!"

Reflek Aksa langsung menengok ke asal suara tersebut, dihadapannya ada seorang laki-laki, Aksa akui dia cukup keren, laki-laki itu sepertinya sangat terkenal di kampus ini, Aksa menebak jika orang bernama Gavin itu adalah kakak seniornya.

Saat sedang memperhatikan Gavin, segerombol perempuan menghampiri Aksara.

"Hai, Nathan Aksa ya?"

Aksa menganga tidak percaya kenapa mereka bisa tahu namanya? Apa orang orang disini ada yang mengenal Aksa?

"Kamu yang dari SMA Singularity yah?"

Dengan ekspresi bingungnya Aksa tetap mengangguk sebagai jawaban.

"Boleh minta foto gak?"

"Iya nih, sekalian bagi id line lo dong."

"Eh guys gyus...liat gue bawa siapa?"

"Gavin....!!!"

Gavin dan Aksa saling memandang bingung.

"Gila, di fakultas kita ada dua cowok famous."

"Hah?"

Aksa menatap tidak percaya kepada Gavin, Aksa kira Gavin adalah kakak seniornya ternyata dia juga calon mahasiswa baru.

"Tunggu tunggu, gimana kalian tahu nama gue dan nama dia." ucap Gavin seraya menunjuk Aksa.

"Kita aja masih baru di sini malah belum resmi jadi mahasiswa kampus ini."

"Astaga Gavin, lo pemilik kafe di taman hiburan Euphoria Kan? Kita sering ke sana dan satu lagi, gimana kita gak kenal sama lo si pemilik followers banyak di I*******m"

"Dan untuk Aksa, mana mungkin kita gak tahu mantan ketua geng motor Bandung ini haha, iya kan guys?"

Aksa dan Gavin tetap bingung, setelah semua perempuan-perempuan itu pergi, akhirnya Gavin duduk di sebelah Aksa.

"Gak nyangka yah, kita udah terkenal, baru aja dateng ke kampus." ucap Gavin.

Aksa hanya mengangguk sebagai jawaban, Aksa tetaplah Aksa si batu yang tidak pernah bisa baik kepada semua orang.

"Kenalin, gue Gavin Atmaja." ucap Gavin seraya mengulurkan tangannya kehadapan Aksa, karena tak kunjung dibalas oleh Aksa akhirnya Gavin menurunkan tangannya.

"Nathan Aksara." ucap Aksa dingin, sangat dingin tak bersahabat sama sekali bahkan Gavin tak habis pikir ada orang seperti Aksa di dunia ini, Gavin yakin tak ada seorang wanita pun yang menyukai Aksa dengan sikap dingin laki-laki itu.

"Semoga kita bisa jadi sahabat yah?"

"Enggak makasih." Jawab Aksa cepat.

Gavin sebisa mungkin menahan amarahnya, ia harus bersabar sedikit.

•••

"Eh anak baru!"

Yeara menatap orang yang telah memanggilnya lewat cermin, ia habis cuci tangan dan sedikit merapihkan dandanannya.

Yeara pun akhirnya membalikan tubuhnya.

"Iya?"

"Ada hubungan apa lo sama Dean Pratama?"

"Hubungan?"

"Iyah!"

"Gue sama dia cuma temen."

"Temen? Tapi boncengan naik motor! Biasanya dia berangkat naik angkutan umum dan dia gak pernah mau kalau diajak berangkat bareng sama siapapun, mustahil kalau lo sama dia gak ada apa apa!"

"Sumpah kita cuma temen, gue aja baru kenal kemarin."

"Ngaku aja deh!"

"Gue gak bohong!"

"Kalau lo gak mau ngaku kita bakal siram lo pakai ember itu." ucap gadis bersurai panjang itu dihadapan Yeara seraya menunjuk ember berisi air bekas pel.

"Gu-gue gak bohong."

"Masih gak mau ngaku juga?"

"Tapi sumpah gue gak ada apa apa sama Dean, dia cuma temen gue."

"Girls! Pegang tangan dia, gue mau ambil ember."

"Siap Manda!"

Yeara membelalakkan matanya, bersusah payah ia memberontak, tapi percuma saja dia sendirian tak akan mampu melawan empat orang sekaligus.

Byurrrrr!

Yeara ter batuk karena tersedak air yang mengguyur seluruh tubuhnya dengan kasar, ia langsung terjatuh dilantai merasakan sesak di dadanya, ke empat perempuan itu langsung pergi meninggalkan Yeara seorang diri.

Setelah suasana sekolah sudah sepi karena jam terakhir sudah dimulai, Yeara memutuskan pulang.

Di koridor ada sedikit orang yang menatapnya jijik. Yeara sangat malu sekali dengan penampilannya sekarang.

Setelah itu dia ke parkiran lalu menaiki motornya, namun motor tersebut tidak mau berjalan saat Yeara menghidupkan motornya, dia menghela nafas lelah, kenapa hal buruk menimpanya hari ini?

Yeara masih belum melupakan Aksa dan Gebby sekarang dia di bully di sekolahnya yang baru, kenapa hidup ini tidak adil!

Dengan sangat terpaksa Yeara berjalan menuju gerbang sekolah tanpa membawa motornya, untung tidak ada siapapun disana, mungkin satpam sekolah sedang berpatroli. Jadi, Yeara bisa leluasa keluar dari sekolahnya.

Yeara menangis disepanjang jalan, dia memang sangat mudah menangis apa lagi ini pertama kalinya Yeara dibully.

Namun tangisnya langsung berhenti ketika melihat seseorang yang ia kenal berada didalam mobil.

"Aksara....!"

Yah, orang itu adalah Aksara, merasa terpanggil akhirnya Aksa menoleh.

Ia memutar bola matanya jengah, kenapa dimana mana ada Yeara.

Bisa kah sehari saja Aksa tidak bertemu gadis itu?!

Dengan sangat terpaksa Aksa menepikan mobilnya, Aksa sempat terkejut melihat penampilan Yeara yang sangat berantakan persis seperti tikus yang habis jatuh kedalam got, sangat bau.

Saat Yeara sudah masuk kedalam mobil, tangis Yeara langsung pecah, rasanya Aksa ingin menendang Yeara keluar sekarang juga, bagaimana bisa gadis itu sangat mudah sekali menangis.

Aksa menghela nafasnya pelan.

"Bisa gak lo gak usah nangis?"

Yeara menatap Aksa yang tiba tiba berbicara.

"Dasar manja!"

Yeara terdiam, ia tidak mau terlihat lemah dihadapan Aksa, Aksa memang sangat tidak menyukai perempuan seperti Yeara.

"Nanti malam lo gak usah ambil kesempatan dalam kesempitan, gue gak mau disentuh sentuh lo, kita lakuin aja apa yang keluarga gue suruh dan apa yang keluarga lo suruh, pastiin lo gak akan sentuh gue saat di butik dan saat makan malam."

Yeara mengangguk dengan ragu, tapi ia harus tetap menuruti Aksa, karena Aksa tidak suka dibantah!

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status