Share

CHAPTER 03 • Taman

Pesawat baru saja mendarat di bandara Soekarno-hatta, Aksa beserta keluarganya langsung pulang kerumahnya begitu pula dengan keluarga Yeara.

Awalnya Yeara diajak nenek Aksara untuk pulang ke rumah Aksa, tapi saat melihat raut wajah tidak mengenakan dari Aksa, akhirnya Yeara menolak.

Yeara terus saja mencuri pandang ke arah Aksa, ia berharap Aksa akan membaca daftar keinginan Yeara agar besok mereka bisa langsung melaksanakannya bersama.

•••

Setelah perjalanan sekitar 25 menit, Aksa dan keluarganya pun telah tiba dikediaman baru milik Aksa, hadiah dari neneknya, mama dan papa Aksa sudah langsung pulang ke Bandung, jadi hanya ada Aksa, Jeffran dan neneknya dirumah ini.

Aksa berjalan ke kamar miliknya dilantai dua, diikuti juga oleh Jeffran, kamar mereka saling berhadapan. Jadi, Jeffran bisa mengganggu Aksa setiap saat, itu sangat menyenangkan.

Aksa menatap kamar miliknya yang lumayan luas, ia pun beralih menatap koper miliknya, ia harus menata barang barangnya sendiri karena tidak ada pelayan dirumah ini, ia terdiam begitu melihat sebuah kertas kecil berwarna ungu didalam koper miliknya. Karena, penasaran akhirnya Aksa mengambil kertas itu.

'List kegiatan yang akan kita lakukan bersama besok'

Aksa mendecih, sungguh Yeara tidak tahu malu, siapa juga yang ingin jalan berdua dengan gadis keras kepala itu, Aksa tidak akan pernah melakukannya, ia tidak akan datang besok, biarkan saja gadis keras kepala itu menunggunya.

Tanpa berpikir lebih panjang lagi Aksa pun meremas kertas itu dan membuangnya kedalam tempat sampah.

•••

Pagi ini Yeara sudah bersiap-siap untuk pergi ke taman hiburan, sesuai keinginan yang ia tulis di note yang ia taruh di koper Aksa, Yeara yakin pasti Aksa sudah membacanya, Yeara juga ingin memberi tahu laki-laki itu jika besok Yeara sudah mulai bersekolah ditempat yang baru.

Yeara sudah tidak sabar untuk bertemu Aksa, ia juga sudah mengirim pesan singkat kepada laki-laki itu jika Yeara akan menunggunya di taman hiburan.

Yeara sudah berdandan cantik agar Aksa tidak malu saat berjalan dengan Yeara nantinya.

Setelah naik taksi, gadis itupun telah tiba di taman hiburan, ia akhirnya mencari cari tempat duduk untuk menunggu kedatangan Aksara, setelah menemukan tempat duduk ia segera mengirim pesan lagi kepada Aksa, gadis itu tak pernah sedikitpun berpikir jika Aksa tidak akan datang, Yeara yakin pasti Aksa akan datang menemuinya. Pasti dia datang, itulah yang di pikirkan Yeara sejak semalam. Meskipun sebenarnya hati kecilnya tidak yakin.

Satu jam telah berlalu, gadis itu tetap duduk di tempat itu, ia menatap ponselnya, tak ada satupun pesan darinya yang dibaca oleh Aksa.

Ia menunduk, rasanya ingin menangis saja. Tapi, gadis itu tetap harus menunggu, mungkin sebentar lagi, satu jam lagi atau dua jam lagi Aksa akan datang. Tanpa sadar air matanya telah jatuh, tapi ia tetap bertahan disana.

Dua jam telah berlalu begitu saja, disertai rintik hujan yang mulai membasahi tubuhnya jika saja tidak ada seseorang yang memberinya tempat berteduh, Yeara mendongak menatap payung di atas kepalanya, ia tersenyum pasti itu adalah Aksa, namun senyuman di wajah Yeara luntur saat mendapati bukan sosok laki-laki yang ia harapkan kedatangannya.

"Lo udah gila yah? Bukannya berteduh malah diem aja disini." ujar laki-laki itu, kenapa harus orang yang tidak dikenal yang peduli, dimana Aksa? Air mata Yeara kembali lolos begitu saja, rasanya sakit sekali.

Laki-laki itu terdiam ketika melihat gadis bersurai merah dihadapannya itu menangis.

Tadi niatnya laki-laki tidak ingin peduli kepada gadis yang sudah dua jam duduk di taman hiburan seorang diri, tapi karena laki-laki itu tidak tega pun akhirnya mendekati gadis itu sebelum rintik hujan membasahi tubuh gadis itu.

"Ta-tadi gue liat lo dari kafe depan, lo udah duduk disini selama dua jam, sekarang lo ikut gue ke kafe, disini hujan."

Yeara pun menurutinya, setelah sampai di kafe, Yeara dipersilahkan duduk oleh laki-laki yang tidak dikenalnya, sementara laki-laki itu pergi untuk membuat coffee, Yeara menatap laki-laki itu, ternyata dia seorang barista atau pemilik kafe ini? Yeara tidak tahu, tapi laki-laki itu sangat baik kepadanya.

Laki-laki itu pun akhirnya kembali menghampiri Yeara dengan dua cangkir coffee panas.

"Nih minum biar gak dingin."

Yeara menganggukan kepalanya.

"Makasih"

"Lo nunggu seseorang tadi?"

"Iya, tapi dia gak dateng." Jawab Yeara setelah meminum coffee-nya.

"Oh"

Mereka saling terdiam, sampai akhirnya laki-laki itu membuka suaranya lagi.

"Oh iya, gue Gavin Atmaja, lo bisa panggil gue Gavin"

"Yeara."

Gavin menganggukan kepalanya.

"Makasih udah nyamperin gue tadi, kalau gak ada lo mungkin gue udah basah kuyup."

Gavin tersenyum.

"Iyah"

"Ini kafe lo?"

Gavin tersenyum seraya menganggukan kepalanya.

"Hebat, masih muda udah punya usaha sendiri." Puji Yeara, Gavin hanya membalasnya dengan tersenyumanya lagi.

"Udah dari kapan buka kafe ini?" Tanya Yeara.

"Satu tahun yang lalu." Jawab Gavin.

"Oh, lumayan lama ya?"

Gavin kembali menganggukan kepalanya.

Saat mereka sedang asik mengobrol, bunyi lonceng membuat mereka berdua menoleh kearah pintu yang terbuka, disana menampakan seorang laki-laki berseragam sekolah yang basah kuyup. Gavin langsung berdiri dari tempatnya.

"DEAN PRATAMA!" Kesal Gavin.

Laki-laki yang dipanggil Dean itu menyengir kuda, dengan ekspesi tanpa merasa bersalah telah mengotori kafe milik kakak sepupunya.

•••

Aksa membuka pintu rumahnya, keadaan laki-laki itu sudah basah kuyup, dia langsung bergegas pergi ke kamarnya, saat ditangga ia bertemu dengan Jeffran yang menatapnya bingung.

"Abis dari mana lo?"

Tak ada jawaban, Aksa pergi begitu saja mengabaikan Jeffran.

"Aneh, udah gede masih main ujan ujanan." Ujar Jeffran seraya menuruni tangga.

Disisilain, Yeara telah pulang ke rumahnya, ia sedikit merasa senang karena telah mempunyai dua teman baru, yaitu Gavin dan Dean, kebetulan Yeara akan bersekolah ditepat yang sama dengan Dean Pratama sepupu Gavin, jadi ia bisa minta bantuan ke laki-laki itu jika ingin berkeliling sekolahan nanti.

Setelah mandi, Yeara mendapat panggilan dari Jeffran, ia pun langsung mengangkatnya.

"Halo, kak Jeff."

"Ra, Aksa demam kayanya gara gara dia ujan ujanan deh, lo tolong kesini ya gue mau ke kampus soalnya dan nenek lagi gak ada dirumah."

"Yaudah, gue kesana sekarang, tolong jaga Aksa dulu sampai gue dateng ya kak...."

"Iya, Ra."

Sambungan telepon telah putus, Yeara segera pergi kerumah Aksara, ia takut terjadi sesuatu kepada laki-laki itu, Yeara tidak mau Aksa kenapa napa, tapi....? Kenapa Aksa bisa sampai kehujanan? Itulah yang ada dipikiran Yeara.

Setelah sampai di rumah Aksa, ia segera pergi kekamar Aksa, disana ia melihat Jeffran dengan telaten tengah mengkompres Aksa.

Melihat Yeara sudah datang akhirnya laki-laki itu pamit untuk pergi ke kampus, Yeara pun menghampiri Aksa yang masih merintih diatas ranjangnya, kemudian Yeara duduk di kursi yang tadi diduduk Jeffran, ia menyentuh kening laki-laki itu yang terasa panas, dan Yeara kembali mengkompres Aksa.

"Kenapa hujan hujanan sih?"

Aksa membuka matanya saat merasakan bukan tangan Jeffran yang menyentuhnya, awalnya Aksa ingin menepis tangan Yeara, tapi tidak jadi saat melihat gadis itu menangis karena khawatir, Aksa akhirnya terdiam membiarkan Yeara menyentuhnya.

"Kenapa kesini?"

Yeara menghentikan kegiatannya, ia pun menatap Aksa.

"Kak Jeffran telfon, katanya kamu demam jadi aku langsung kesini."

"Sekarang lo pulang aja, gue udah gak papa."

"Aku gak mau pulang, gak ada siapa-siapa di rumah."

"Keras kepala." Gumam Aksa.

"Kenapa hujan-hujanan?" Tanya Yeara.

Aksa sudah tidak menjawab lagi, laki-laki itu malah memalingkan wajahnya lalu menutup matanya kembali.

oOo

FLASHBACK

Aksa tengah berbaring di atas ranjangnya, ia pun mengambil ponselnya yang menyala, terdapat banyak pesan disana, ia pun membukanya.

Yea

| Nathan, aku udah siap siap mau langsung ke taman

| Na, aku udah sampai ditaman

| Na, kamu udah dijalan?

| Hati hati ya, dijalan macet jangan ngebut ngebut

| Na, kamu udah sampai disini kan? Aku lagi duduk dibangku putih deket kafe kamu kesini aja

| kamu jadi kesini kan?

| Nathan aku masih nunggu kamu

|....

Hingga akhirnya Aksa mengacak rambutnya, frustasi.

Harus kah ia datang? Gadis itu benar benar menyusahkan!

Setelah berfikir keras Aksa pun pergi ke taman, ia melihat lihat ke seleruh penjuru taman tapi Aksa belum menemukan Yeara, ia mendongak menatap langit yang sudah mulai gelap, sebentar lagi hujan akan turun, Aksa tidak bisa kehujanan atau ia akan sakit.

Ia kembali berjalan dan akhirnya menemukan gadis itu sedang duduk seorang diri disana, Aksa menghembuskan nafasnya lega, tapi tiba tiba hujan datang, Aksa berniat menghampiri Yeara namun terhenti saat melihat seseorang menghampiri Yeara.

Aksa terdiam menatap Yeara yang sedang bersama seorang laki-laki, lalu Yeara pergi bersama laki-laki itu, Aksa masih membiarkan tubuhnya terguyur air hujan, laki-laki itu sama sekali tidak berniat mengejar Yeara, Aksa memilih diam sampai gadis itu masuk kedalam sebuah kafe dan Aksa akhirnya memilih untuk pulang saja.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status