Share

SIAPA DIA

Author: Penalancip
last update Last Updated: 2021-06-25 22:37:40

Aina buru-buru berlari ke arah lapangan. Mila sampai bingung ada apa dengan sahabatnya itu.

"Na, kamu kenapa lari-lari?”

"Nggak  pa-pa. Yuk, ke lapangan! Bentar lagi pertandingan basket mau dimulai," jawab Aina sambil menggandeng tangan Mila.

"Oh, itu alasan kamu buru-buru."

Aina hanya menyeringai. Mereka berdua mengambil posisi di bangku penonton. Suasana di lapangan sangat riuh, apalagi setelah kemunculan seorang laki-laki yang memakai lencana kapten di lengannya.

Wajah tampan laki-laki itu terlihat seksi, ditambah keringat yang terus membasahi dahinya. Alis tebalnya bagaikan pedang samurai yang tajam, dan tanpa emosi. Mila tertegun. Beberapa detik kemudian Mila mengingat siapa laki-laki itu.

Sorakan penonton menggema di lapangan.

"Kak Arjuna!"

"Semangat, Juna!"

"Juna! Juna! Juna!"

"Kyaaa! Ganteng banget!"

 Dan masih banyak pekikan lainya.

“Jadi namanya Arjuna?” gumam Mila membatin.

Mila terus saja memperhatikan Arjuna yang dengan lincahnya ia melakukan dribbling ball. Lawan dari sekolah lain kalah telak dengan nilai yang cukup sengit, mata Mila dan Arjuna bertabrakan. Arjuna memandang Mila lekat. Dalam hati Arjuna, ia seperti mengingat wajah Mila.

Mila cepat-cepat mengalihkan pandangan dan berlari menuju toilet. Mila cemas, ia merasakan mual yang hebat, wajahnya pucat pasi, peluh pun membasahi keningnya. Mila segera menelepon Aina, mengabari kalau ia akan pulang lebih dulu.

"Cowok itu, kan, yang waktu itu?" Mila mengepalkan tangan. Mila benci laki-laki itu. Semua yang Mila miliki hilang karena perbuatan laki-laki brengsek itu.

Mila melangkah cepat menuju halte bus. Sebuah mobil sport berhenti tepat di depanya. Kaca mobil menurun perlahan. Menampakkan wajah Arjuna, si kapten basket di sekolah.

"Masuk," suara beratnya membuyarkan lamunan Mila. Mila masih diam di tempatnya.

"Masuk!" Mila melangkah masuk ke dalam mobil. Namun, Mila tidak berucap sepatah kata pun.

"Gue cuman mau bilang satu hal, waktu itu gue ngga sengaja, gue dipengaruhi obat. Gue dijebak! Jadi gue harap lo bisa lupain kejadian itu. Dan gue minta maaf," kata Arjuna sambil menatap intens pada Mila yang diam membisu.

Mila membanting pintu mobil Arjuna dengan kasar. Air matanya kembali berjatuhan. Segampang itu Arjuna berkata ‘lupakan’? Arjuna tidak tahu bagaimana penderitaan yang Mila hadapi karena ulahnya.

Niat hati untuk pulang beristirahat dengan tenang, tapi Mila malah dirundung kecewa karena kehadiran Arjuna. Mila menangis tersedu-sedu, tanpa sadar ia tertidur karena kelelahan menangis.

“Mila, bangun.” Aina menepuk-nepuk pelan pundak Mila---sahabatnya.

“Iya?”

"Mil, aku berangkat kerja dulu, ya?"

"Iya, Na, hati-hati. Besok aku juga mau ikut kerja.” Aina mengangguk singkat dan berlalu dari hadapan Mila.

Mila mendudukkan dirinya di ruangan tamu, ia menatap layar TV yang menayangkan film kartun kesukaannya. Mila suka menonton film Noruto terutama di bagian opening. Mila akan ikut bernyanyi dan berjoget ria.

Pukul lima sore, Aina pulang, Mila menyambut Aina ramah, selayaknya adik dan kakak.

"Na, Aku mau nanya, boleh?" tanya Mila ragu.

"Nanya aja."

"Arjuna itu siapa?"

"Yang jadi kapten basket tadi?"

"Iya."

"Dia itu most wanted SMA pelita. Dia pemilik kafe tempat aku kerja. Emang kenapa, Mil?"

"Se-sebenarnya dia yang udah bikin aku kayak gini, Na!"

"Ja-jadi Kak Juna orangnya?" Aina terkejut, ia tidak menyangka bosnya dengan tega melakukan itu kepada Mila---sahabatnya.

"Kamu harus minta pertanggung jawaban dia, Mil!"

"Tapi gimana caranya? Aku yakin dia nggak mau."

"Gimanapun caranya dia harus mau, Mil! Kamu nggak kasihan sama bayi kamu? Gimana kalau dia nanti dicap sebagai anak haram. Apa kamu tega, Mil?" Mila terdiam. Apa yang dikatakan Aina memang benar, tapi ia takut.

"Tapi Na-"

"Nggak ada tapi-tapian. Aku akan bantu kamu, Mil. Dia harus tanggung jawab. Aku nggak bisa biarin kamu hidup kayak gini."

"Makasih, Na, maaf aku udah banyak ngerepotin kamu." Aina memeluk Mila erat.

"Nggak, Mil, berhenti bilang gitu."

**

Aina dan Mila duduk di kursi ruang tamu kediaman Dwipandu. Mila sedari tadi berkeringat dingin. Aina nekat membawa Mila ke rumah orang tua Arjuna. Meski begitu, Aina terus berusaha menenangkan Mila yang gemetaran.

"Tenang, Mil," ujar Aina meyakinkan Mila.

"Ada apa ya, Dek?" tanya seorang wanita paru baya, wajahnya masih cantik walaupun sudah berumur.

"Begini, Tante. Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan.” Aina membuka suara. Mila semakin ketakutan, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya.

Wanita itu tersenyum ramah. “Silakan."

"Sebelumnya saya dan teman saya mohon maaf apabila telah mengganggu waktu Tante, tapi ada sesuatu yang memang harus saya utarakan. Saya ke sini karena ingin menuntut pertanggung jawaban terhadap anak Tante."

Wanita itu bingung. Ia mengerutkan dahi. “Pertanggung jawaban bagaimana?"

"Teman saya ini hamil anaknya kak Arjuna."

"Tidak mungkin anak saya melakukan itu! Kalian pasti berbohong!"

"Untuk apa kami berbohong, Tante? Kalau memang tante tidak percaya, Tante bisa telepon anak tante sekarang.” Aina mengatakannya dengan lancar, sebab ia sudah mempersiapkan diri. Terlebih ini menyangkut sahabatnya, tidak mungkin Aina akan menutup mata melihat penderitaan Mila.

Wanita itu menatap Mila dari atas sampai bawah. “Tunggu, saya akan telepon Arjuna."

"Halo, Arjuna sekarang juga pulang ke rumah, ini penting!" Dada Wulan naik turun menahan emosi.

Arjuna melangkah menuju ruang tamu, ia terkejut melihat Mila ada di rumahnya. Wulan langsung berdiri menatap anaknya dengan sorot mata tajam.

"Jelaskan sama Mama, ini maksudnya apa?"

"Maksud Mama apa? Juna nggak ngerti.” Arjuna menatap bingung pada Wulan---mamanya, yang tampak sangat marah.

"Dia bilang, wanita itu sedang hamil anak kamu! Apa maksudnya ini?!"

"Lo hamil?" Arjuna menatap tajam Mila yang tertunduk membisu.

"Jawab!"

"I-iya, Kak," jawab Mila parau. Terdengar isakan kecil keluar dari bibirnya.

"Mama ngga nyangka sama kamu, Juna, selama ini Mama selalu nurutin kemauan kamu, tapi kenapa? Kamu ngelakuin hal bejat seperti ini!" Wulan menangis histeris, tak menyangka ternyata putranya tega melakukan hal yang begitu ia benci.

"PAPA KAMU HARUS TAHU SOAL INI, ARJUNA DWIPANDU!”

"Ma, tapi Juna dijebak! Juna nggak ada niatan buat ngerusak dia, Ma.” Arjuna mendekap tangan Wulan. Namun, dengan cepat Wulan menepis tangan Arjuna.

"Mama benar-benar kecewa sama kamu!”

Seorang pria paruh baya datang dan langsung melayangkan pukulan mentah di wajah Arjuna. Pria itu kecewa, dengan putra yang sangat ia banggakan selama ini. Deru napasnya berembus kencang, menahan emosi yang meluap-luap.

"Kamu harus bertanggung jawab kepadanya!"

"Tapi, Pah, ini-“

"APA?! PAPA SUDAH KECEWA SAMA KAMU. PAPA MENGHARAPKAN KAMU MENJADI PRIBADI YANG BAIK BUKAN MENJADI LAKI-LAKI PENGECUT SEPERTI INI!"

"Lusa nanti kalian harus menikah, Papa tidak mau ikut-ikutan berdosa. Mau tidak mau, siap tidak siap kalian harus tetap menikah!" Pandu menatap nyalang putranya, rasa kecewa menyelimutinya, tapi mau bagaimana lagi, bukankah sebagai orang tua, Pandu harus meluruskan jalan anaknya yang bengkok?

Arjuna tertunduk, ia tidak percaya kesalahan satu malam, bisa membuatnya menjadi seperti ini. Arjuna menatap benci ke arah Mila, wanita sialan itu sudah merusak hidupnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TERPAKSA NIKAH SMA   TAMAT

    1 Bulan kemudian.... Mila terdiam cemas di atas brangkar rumah sakit, ia sangat takut hari ini adalah hari persalinan yang telah dinanti. Arjuna sedari tadi terus menenangkannya. "Kak, Mila takut salah satu dari kami gak selamat," ujar Mila dengan raut wajah murung. Sejujurnya Arjuna juga khawatir. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa, ia hanya bisa menyemangati istrinya itu. andai Arjuna dan Mila bisa bertukar peran, Arjuna akan dengan senang hati mengambil alih tanggung jawab Mila. Ia tak ingin melihat Mila kesakitan. "Tenang, Mbul, kamu pasti bisa jangan pikirin yang aneh-aneh," balas Arjuna menciumi ubun-ubun Mia, mencoba menenangkan wanita itu. "Bunda mana, Kak?" "Bunda lagi beli perlengkapan." "Kak, Mila bener-bener takut," Mila kembali mengulang perkataannya, sungguh ia sangat takut saat ini. Apalagi setelah ia membaca artikel tentang kematian ibu muda saat bersalin, hal itu membuat ia merasa sangat takut untuk melah

  • TERPAKSA NIKAH SMA   KAIN PUTIH

    Jasad Saras masih berada di ruangan UGD setelah di bersihkan. Arjuna tidak kuasa lagi melihat wajah pucat pasi gadis itu, ia memilih duduk di luar ruangan saat keluarganya datang menemui Saras.Arjuna merasa begitu bersalah. Saras dengan berani mengorbankan hidupnya demi menyelamatkan nyawanya, pikiran Arjuna kembali ke masa lalu saat ia dan Saras masih berusia delapan tahun.Sore itu di taman bermain sekolah SD. Saras dan Arjuna masih bermain ayunan, mereka menunggu Wulan yang katanya akan menjemput. Tapi Mama dari Arjuna itu tidak kunjung datang. Saras dan Arjuna kecil tampak bahagia, ditemani ibu guru cantik berkerudung crem senada dengan pakaian dinasnya."Juna, nanti kalo kamu besar kamu mau jadi apa?"Arjuna yang ditanya hanya diam, dia belum memiliki cita-cita."Polisi," balasnya asal."Wah, kalo gitu Saras mau jadi polwan deh. Biar bisa sama-sama terus sama Arjuna!"Arjuna tersenyum mengejek. "Polwan itu harus tinggi, kamu kan

  • TERPAKSA NIKAH SMA   PERPISAHAN

    Setelah mendengar cerita Mila, hari ini Arjuna mulai mengatur rencana, ia meminta bantuan kepada sahabatnya Nakula, untuk melacak keberadaan Kevin. Setelah kejadian kemarin Arjuna tidak pergi ke mana pun, Mila terus memeluknya erat tidak membiarkan Arjuna beranjak sedikit pun darinya. Dering telepon baru saja masuk, jakpot tampaknya rencana Arjuna akan berjalan lancar, si pelaku mengantarkan nyawanya sendiri. Panggilan itu dari Kevin.Arjuna menekan tombol hijau, ia diam membiarkan psikopat gila itu bicara."Halo Mila sayang masih ingat suara aku? Tentu kamu masih ingat akukan pacar kamu. Kamu bisa lari kemarin tapi saat kamu kembali kudapatkan. kamu tidak akan bisa lolos dengan mudah," suara tawa terdengar di seberang sana. Arjuna mengepalkan tangan ia sungguh kesal saat ini, api amarah menggebu-gebu dalam hatinya.Panggilan di matikan sepihak oleh Arjuna. Arjuna hanya butuh panggilan Kevin agar dia lebih mudah melacak posisi pemuda itu. Arjuna membangunk

  • TERPAKSA NIKAH SMA   TERLEPAS

    Kevin membuka kamar kurungan Mila dengan perasaan senang, dia sudah bersusah payah memasak semua makanan kesukaan wanita itu. Dia ingin kembali mengenang masa lalu saat mereka saling peduli lewat masakan. Namun wanita yang tadinya berada di atas kasur kini telah hilang entah ke mana. Kevin menarik seprei kasar, membanting semua barang-barang yang ada di sana. Dia tidak mau wanitanya pergi meninggalkannya lagi."MILA LIHAT SAJA AKU GAK AKAN BIARKAN KAMU LOLOS KALI INI!" Kevin melangkah cepat menuju mobilnya, ia yakin Mila belum jauh dari sana. Tempat itu bukanlah tempat yang terekspos khalayak ramai jadi tempat ia bebas bergerak sesukanya.Mila berlari secepat yang ia bisa, ia memegangi perutnya yang sakit, Mila terus berlari di tambah hujan deras makin membuatnya kesulitan. Jalanan licin membuatnya memutuskan untuk berjalan tanpa alas kaki. Mila berdoa semoga saja ia bisa lolos dari psikopat gila itu."Aaakhh! Sa-sakit," Mila terus berlari ke

  • TERPAKSA NIKAH SMA   BUKAN DIA YANG DULU

    "Mila cuman cinta suami Mila! Lepasin Mila Kevin!" Teriak Mila lantang. Ia khawatir dengan bayinya air mata yang ia tahan kini berhasil lolos dari pelupuk matanya."Gak, kamu cuman cinta aku! Mila hanya cinta kevin!" Mila dan kevin tiba di sebuah rumah mewah yang jauh dari pusat kota, Kevin membuka pintu mobilnya dengan kasar, ia langsung mengendong Mila memasuki rumah megah itu.Rumah itu berada jauh dari rumah penduduk, di sekitar rumah itu hanya ditumbuhi pepohonan besar dan tinggi, rumah itu adalah rumah almarhumah Ibu Kevin. Ibu Kevin pernah mengalami gangguan mental hingga akhirnya diasingkan di rumah tua yang masih tampak cantik dan megah itu.Mila meronta, terus memukuli dada Kevin yang menggendongnya. "Kak Kevin lepas! Biarin aku pergi!""Gak, sayang, kamu dan aku akan hidup bahagia di sini." Kevin tersenyum manis. Ia membaringkan Mila di atas ranjang king size milik almarhumah Ibunya. Mila meronta ingin melepaskan diri dari Kevin,

  • TERPAKSA NIKAH SMA   PSIKOPAT

    Hari ini selesai simulasi, Arjuna mengantarkan Mila ke Mal, katanya dia ingin membeli beberapa perlengkapan mandi dan beberapa barang pribadi untuknya."Mbul, maaf ya, aku ngga bisa temenin kamu. Di kafe ada masalah sedikit, kamu ngga pa-pa 'kan aku tinggal? Jangan matiin HP kamu, kalo ada sesuatu langsung telepon aku!" Arjuna mengingatkan."Iya. Siap.""Tapi bener nih, ngga apa-apa kamu sendirian gini?" tanya Arjuna, kembali memastikan."Ihhh, Kak Juna. Kaya aku anak kecil aja yang harus dijaga terus, udah pergi aja Kak.""Hm, yaudah. Aku pamit." Arjuna mengecup puncak kepala Mila untuk berpamitan, segera saja Arjuna masuk ke dalam mobil setelah ia merasa yakin bahwa Mila bisa dia tinggal sendirian.Mila berkeliling, setelah satu minggu tidak keluar dari apartemen karena takut bertemu Kevin, akhirnya ia bisa kembali menghirup udara segar. Berbelanja adalah salah satu rutinitas yang disukai Mila, mungkin bukan cuman dia saja, sepertiny

  • TERPAKSA NIKAH SMA   UNDANGAN

    "Mila, maaf ya soal tadi. Mbak benar-benar tidak berniat melukai hati kamu.""Nggak apa-apa kok, Mbak. Mila paham, makasih juga sudah ngajak aku jalan pagi Mbak."Mila melambai lalu segera masuk kedalam lif. Sekarang sudah pukul 10 pagi, berjalan pagi membuat dia berkeringat banyak, ada rasa lelah dan segar yang ia rasakan secara bersamaan. Tapi ia kembali teringat dengan Kevin, sekarang Mila harus mulai berhati-hati. Kevin sudah mulai datang ke tempat itu. Padahal jarak dari rumah Kevin sangat jauh, bahkan untuk sampai ke daerah ini memerlukan tiga jam perjalanan.***"Hari ini kita ke rumah mama yuk, Kak!" Mila berujar, sedari tadi siang, ia merasa tidak enak. Pikirannya tidak tenang, ia selalu memikirkan kemungkinan-kemungkinan buruk kalau saja Kevin tiba-tiba menemukannya.Arjuna yang tengah mengerjakan tugasnya di meja belajar melirik ke arah kasur yang istrinya itu tiduri. "Tumben? Kenapa, kok kamu kaya gelisah gitu?"

  • TERPAKSA NIKAH SMA   MENGENALI

    "Hai, kenalin aku... Kevin. Kevin Dirgantara!"DegJantung Mila rasanya ingin keluar dari tempatnya, detak jantung wanita itu mulai menggila, keringat dingin mulai membasahi pelipis juga tangan yang semulanya terasa panas kini mulai mendingin karena basah oleh keringat. Mila bergerak dengan gelisah, dia sengaja membuang muka, tidak mau sampai Kevin mengetahui dirinya."Hei, aku Kevin. Nama kamu?" Kevin berujar, dia mengulurkan tangan sembari mengamati gerak-gerik Mila yang tampak aneh, seperti orang yang ingin melarikan diri.Mila ragu-ragu untuk membuka mulut, ia tidak bisa diam saja, kalau tidak Kevin akan curiga. Beruntung tadi pagi Arjuna memberikan maskernya yang hampir tertinggal "Eh, ha-hai, aku... Marisa," kata Mila terbata."Marisa? Omong-omong suara kamu mirip sama orang yang aku kenal." Kevin mengamati Mila sebentar, lalu kepalanya menengadah ke atas langit."O-oya." Mila merasa yakin orang yang Kevin maksud adalah dir

  • TERPAKSA NIKAH SMA   FAMILIER

    "Kak, aku pergi dulu ya!"Mila menyembulkan kepalanya di balik pintu, ia sudah bersiap dengan baju olahraga khusus ibu hamil miliknya, tidak lupa bando polkadot menahan rambutnya agar tidak terjatuh.Arjuna segera menuju pintu apartemen, ia berjalan sembari mengancingkan baju seragam sekolahnya, tidak lupa membawa masker sang istri yang tertinggal di atas meja."Jangan lupa maskernya, Mbul." Arjuna memasangkan masker hitam ke wajah sang istri."He he he, maaf, Kak. Aku terlalu bersemangat, soalnya mau joging bareng mbak rina. Kamu tahu kan, bumil yang baru pindah di lantai bawah?""Mbak rina? Kok aku ngga tau ada tetangga baru?" Arjuna kini sibuk mengikat tali sepatu Mila yang tadinya terikat dengan asal.Diposisi ini, Mila merasa ia seperti seorang anak kecil yang baru pertama kali akan pergi sekolah. Arjuna dengan telaten mengikat tali sepatunya dengan kuat. Mila sungguh tersentuh dengan apa yang Arjuna lakuka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status