Share

PERTANYAAN NAKULA

Sepulang dari kediaman Dwipandu. Mila dan Aina kembali ke rumah, Mila sedikit merasa lega. Dukungan-dukungan Aina begitu berarti untuknya. Lusa Mila akan menikah dan ia mulai menerka apa yang akan terjadi selanjutnya? Akankah kah pernikahan yang Mila dambakan akan terwujud? Ia sekarang tengah gunda memikirkan hal itu.

“Na, menurut kamu... kak Arjuna bagaimana orangnya?” tanya Mila saat mereka duduk berdua di ruang serbaguna rumah Aina.

“Setahuku, kak Arjuna baik, juga laki-laki yang luar biasa. Dia membuka usaha sendiri di umur tujuh belas tahun, kata karyawati di tempat kerja... Dia sudah punya rumah sendiri dari penghasilan kafe. Tapi... kak Arjuna ternyata tidak sebaik pandanganku dulu.” Aina menyebut dirinya menyukai layar televisi. “Apa kamu pernah bertemu kak Arjuna sebelumnya, Mil?”

Mila gemetar lemah, lalu mengembuskan napas berat. “Aku... baru ketemu dia hari ini di sekolah. Aku sempat terkejut saat melihat dia, kukira dia lupa makanya menghindar aku. Tapi dia justru mendatangiku dan berkata kejadian malam itu.”

“Seriusan? Aku enggak nyangka kak Arjuna bisa setega itu sama kamu. Tapi... aku doakan semoga kamu dan kak Arjuna bisa berbaikan dan langgeng sampai hari tua.”

“Makasih, Na. Kamu emang sahabat terbaikku. Aku sangat bersyukur menghadirkan kamu di saat aku begitu terpuruk. Orang tua aku saja tidak begitu peduli, tapi kamu... entah terbuat dari apa hati kamu, Na. Kamu jadi penyelamat aku,” Air mata kembali ke wajah Mila. Ia tidak kuasa menahan tangis. Aina Anastasya—Mila tidak akan pernah melupakan gadis itu.

Milla dan Aina bergandengan saat berjalan di koridor sekolah. sebelum Mila tertawa saat Aina melontarkan candaan. Murid mata Nakula yang berada di lapangan membesar saat netranya menangkap senyum manis Mila.

“Ah, dada gue…” kata Nakula lebay. Ia menyentuh dada kirinya yang sedikit bergetar. “Manis banget,” katanya kemudian.

“Oi, Nak dajal. Sini bolanya!” teriak Sadewa. Tapi pemuda itu tidak merespon hingga akhirnya Sadewa berlari ke tempat Nakula berdiri.

 Ia menjelaskan bahu Nakula dengan kencang dan mengikuti pandangan pandangan Nakula yang tidak berkedip barang sedetik. “Liatin apaan sih, Sampe segitunya?”

“Tuh, cewek. Senyumnya manis banget ya? Sampe bikin gue diabetes seketika.”

Mendengar itu Sadewa memukul kepala Nakula. "Lebay, lo."

“Cewek itu calon istrinya Arjuna.”

“Masa! Lo jangan ngibulin gue ya?” tanya Nakula tidak percaya.

“Nah, tu si bos.” Tunjuk Sadewa saat melihat Arjuna tengah melangkah masuk ke dalam kelas. “ Tanya aja sendiri kalo enggak percaya, dahla. Gue mau ngantin,” kata Sadewa meninggalkan Nakula.

Nakula terdiam seketika, rasanya patah hati.

Baru aja mau gue jadiin gebetan, keluh  Nakula dalam hati.

Sore ini Mila, Aina dan keluarga Dwipandu menuju rumah Mila. Arjuna dan Mila duduk bersebelahan, panas datar dan tegang begitu terlukis di wajah Arjuna. Beberapa saat menunggu, pembantu keluarga Aditama mengabarkan bahwa Gilbran dan Rosa tidak bisa membahas tentang pernikahan putri mereka. Gilbran menyerahkan semua urusan kepada keluarga Dwipandu dengan dalil keluarga Dwipandu yang memulai masalah itu dan yang harus memulainya juga keluarga itu pula.

Mila dan yang lainnya pulang dengan rasa kecewa. Mila diperintah kembali ke rumah Aina, keluarga Aditama tidak membutuhkannya lagi. Mila kira, hari ini akan menjadi hari ia bisa berkeluh kesa dengan sang bunda. Namun, ternyata Mila salah. Orang tuanya belum memaafkan dirinya dan malah menorehkan lukahkan di hati Mila. Aina terus saja menyemangati, ia merasa iba dengan apa yang ada di alam Mila. Keluarga Dwipandu tidak begitu memperhatikan perhatian, apalagi para pelaku, Arjuna. Ia tidak pernah berkata sepatah kata pun untuk sekadar menguatkan calon ibu dari anaknya itu.

Arjuna menarik napas gusar, saat ini ia tengah berada di apartemennya. Di keluarkannya satu bungkus rokok dari sakunya, ia memainkannya sebentar lalu mengeluarkan satu lintingan tembakau itu. Suara notifikasi dari gawainya membuat perhatian Arjuna teralih. Ia mengapanya lalu mengecek pesan grup dari sahabatnya itu.

PERKUMPULAN MANUSIA GANTENG!

Nakula Nakdajal : Woi, beneran si bos mau nikah?

Sadewa Sofyan : Iya bego, kan tadi gue udah kasih tahu.

Nakula Nakdajal : Emang bener? Gue enggak percaya... orang si Arjuna punya Saras.

Yudistira Abraham : Lo ketinggalan info @Nakula Nakdajal🖓

Nakula Nakdajal: Gue engga percaya sama ucapan lo pada, gue butuh kepastian @Arjuna Dwipandu sini lo, jangan baca doang!

Arjuna Dwipandu : Iya, gue mau nikah. Gue minta lo ngerahasiain dari semua orang, terutama Saras.

Nakula Nakdajal: Apa yang serius Jun? Gila.... gimana bisa?

Arjuna Dwipandu :   Dia hamil.

Nakula Nakdajal: Gimana bisa uwoi📢

Sadewa Sofyan : ya bisa lah kan tinggal di masukin terus keluarin di dalam, ups😅

Nakula Nakdajal : Berarti elo gak perjaka lagi dong, Jun😖

Sadewa Sofyan : Anjir! Mulut lo lemes bener, eh tapi... rasanya gimana ya?😂🙏

Nakula Nakdajal: Mana saya tahu, saya kan Naga.

Yudistira Abraham:  Sialan gue udah nyimak!

Arjuna tersentak membaca isi pesan Nakula: Berarti elo gak perjaka lagi. Arjuna juga binggung apa iya dia sudah tidak perjaka lagi?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
masria
terharu dengan ainaaa dia temen yang sangat baik , lembutt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status