Dokter Dante melemparkan ponselnya ke ranjang lalu merebahkan dirinya, ada kegelisahan di hatinya. Pereselingkuhannya dengan dokter Anjel kepergok Merri. Untung Merri tidak membuat keributan. Mendengar teriakan Merri ,”Brengsek!” Dante mengenal suara Merri, langsung usahanya untuk mencapai puncak kenikmatan bersama dokter Angel kandas di tengah jalan, terkulai lemas di atas tubuh dokter Anjel yang terus mencengkeram pundaknya.
“Aku belum selesai…”
Tanpa mengatakan sepatah katapun, dokter Dante langsung turun dari ranjang mencari pakaiannya yang berhamburan di lantai, keluar kamar tidur mencari Merri. Tidak ada Merri di ruang tamu, kegelisahan menghampiri dirinya, dengan gerak cepat keluar kamar apartemen , menunggu lift yang sedang turun ke bawah, tidak sabar menuju tangga darurat dengan gerak cepat agar dapat menyusul Merri.
Berapa kecewanya ketika sampai di lobbi tidak menemukan Merri, ditatap resepsionis dengan tatapan curiga,” Mas, kamu lihat adikku yang dari Surabaya?”
“Iya dok, tadi lari keluar dari lift sambil menangis.”
Dokter Dante berlari ke luar lobbi, dilihatnya Merri masuk ke dalam mobil, tangannya masuk ke dalam celana ingin mengambil ponsel, tersadar bahwa ponselnya ada di kamar.
Dokter Dante masuk ke lift dengan langkah gontai, dirinya terasa lesu, “Mengapa Merri tidak menelponku kalau mau datang? Apakah dia tahu aku telah berselingkuh sehingga dia tiba-tiba muncul?” Bisiknya.
Dokter Dante tidak menyangka Merri datang tiba-tiba, sudah enam bulan dia melakukannya di belakang Merri. Dokter Angel, seniornya yang tiga tahun lebih tua dari umur dokter Dante berhasil membuat permainan ranjang mereka menjadi liar tak terkendali.”Dia ganas , liar membuatku terkapar tak berdaya dalam cengkramannya.”Bisik dokter Dante keluar dari lift menuju kamarnya, memasukkan nomor sandi, dokter Anjel telah menunggunya.
“Darling!” Panggil dokter Angel .
Dokter Dante melangkah masuk, mendorong pintu apartemen, menjatuhkan dirinya di sofa, menghela napas berat. Dia tidak tahu harus marah, kecewa atau takut karena penghianatannya diketahui Merri kemudian menyembunyikan kepalanya di kedua tangannya. Dokter Dante benar-benar bingung dan gelisah, kemudian mengusap rambutnya dengan kasar.
“Apa tanggapan pacarmu? Dia memutuskan hubungan? Dia memakimu?”
“Anjel, cukup! Mungkin Merri sudah curiga mengapa aku selalu memberi alasan sibuk, dia datang tanpa memberitahukan kedatangannya, perbuatan kami dilihatnya, dia pasti kecewa padaku.”
“Dia memutuskan hubungan?”
“Aku tidak bertemu dengannya, dia sudah pergi ketika aku sampai di lobbi.”
“Hum..Kamu masih ingin meneruskan hubunganmu dengan pacarmu yang mudah kau bohongi?”
Dokter Dante sontak menoleh ke arah dokter Anjel,”Maksud kamu?”
“Perempuan kalau sudah dibohongi, apalagi dia menyaksikan perbuatan kita yang super dasyat menggairahkan pasti kecewa, minta diputusin.”
“Tidak mudah aku memutuskan hubungan dengan .. mmm… Merri.”
“Oh, namanya Merri. Nama yang cantik, mungkin secantik orangnya?”Tanya dokter Anjel, dengan nada cemburu.
“Ya Tuhan!” dokter Dante semakin frustasi, mengusap wajahnya dengan kasar, menengadah kepalanya ke atas menatap ke langit-langit, entah apa yang ada dipikirannya.
“Daripada kamu gelisah mengenai pacarmu itu, kita teruskan saja permaninan kita yang tertunda.” Kata dokter Anjel , lalu memeluk dokter Dante, meraih wajah dokter Dante. Dokter Anjel sudah sangat berhasrat langsung melumat bibir dokter Dante dengan penuh nafsu.
Dokter Dante tidak merespons, dokter Anjel semakin kalap, membuka kaos oblong yang dipakai dokter Dante, tangannya meraup ke dalam celana pendek dokter Dante lalu tertawa geli,”Kamu lupa pakai c.d.?”
Dokter Dante tidak beraksi, ada penyesalan di hatinya mengapa Merri tidak memberitahukan kedatangannya sehingga perselingkuhannya diketahui. Rasanya tidak tega menyakiti Merri yang sangat mencintainya.
Dokter Dante menarik tangan dokter Anjel,”Aku ingin sendiri."
“Kamu mengusirku?”
“Pergilah. Aku ingin sendiri, aku ingin menghubungi Merri.”
“Puaskan aku dulu baru kamu hubungi pacarmu yang imut.”
“Anjel?”
“Aku belum puas, pacarmu yang imut itu menggagalkan aku mencapai orgasm yang sudah dititik puncaknya. Aku minta ganti rugi.” Ucap dokter Anjel tidak menghiraukan kata dokter Dante kemudian melepaskan semua yang ada di tubuhnya, melepaskan celana pendek dokter Dante.
Dokter Dante menatap tubuh polos di depannya, tubuh montok milik dokter Angel tercetak indah di hadapannya, dibandingkan dengan Merri yang langsing, bahkan agak kurus. Dengan gerak cepat dokter Anjel menguasai tubuh dokter Dante , desahan dokter Anjel terdengar di ruang tamu ketika dokter Dante menghentakkan miliknya ke dalam milik dokter Anjel.. Kedua tubuhpun kembali berpagut, dokter Dante seolah melampiaskan kegelisahannya pada tubuh dokter Anjel yang terus mendesah dan mengerang memenuhi ruang tamu milik dokter Dante.
“Darling, harder.. harder.” Tuntut dokter Anjel membuat dokter Dante menancap gas ingin menuntaskan gelombang kenikmatan yang ada dalam dirinya. Cengkeraman tangan dokter Anjel di lengan dokter Dante meninggalkan goresan yang cukup dalam di lengan dokter Dante.
Napas keduanya terengah-engah ketika bersama-sama akan mencapai puncak kenikmatan, terdengar erangan panjang dari dokter Angel dan dokter Dante, berakhir dengan dokter Dante berbaring di atas tubuh polos dokter Angel.
Tiba-tiba wajah Merri terbayang di pelupuk mata dokter Dante, wajah dengan iris mata coklat berkabut kecewa, kegelisahan menerpa dokter Dante. Dipandangnya tubuh polos yang memejamkan matanya seolah-olah tidak ingin kenikmatan sirna dari tubuhnya.
“Kamu pernah melakukan apa yang kita lakukan dengan pacar imutmu?” tanya dokter Angel.
Dokter Dante tidak menjawab, hanya diam.
“Siapakah yang lebih hebat di ranjang, aku atau pacar imutmu.”
Dokter Dante tersenyum tipis,”Kau binal dan ganas, lihat lenganku sampai tergores parah.”
Dokter Anjel memeluk tubuh polos dokter Dante,”Aku ngantuk, mau istirahat sejenak, setelah istirahat kita lanjutkan di kamar tidur.
Dokter Dante bangun meninggalkan dokter Anjel.
“Darling, gendong aku ke kamar tidur!”Perintah dokter Angel.
Dokter Dante kembali mengambil tubuh polos dokter Angel membopongnya ke kamar tidur kemudian menghempaskan ke ranjang, menyelimutinya meninggalkan dokter Anjel ke kamar mandi. Setelah membersihkan dirinya, dokter Dante mengambil ponselnya menghubungi Merri.
****
“Kamu di mana?”
Tidak ada jawaban dari seberang sana, terdengar helaan napas, “Kamu masih mencintaiku?”tanya Merri dengan suara lirih.
“Mer, kamu satu-satunya orang yang care padaku.”
“Jika kau masih mencintaiku, ekarang aku melamarmu, kita menikah.”
“Kamu di mana?”
“Bandara.”
“Aku ke sana!”
“Tidak perlu, aku akan naik ke pesawat. Kalau kamu mau menikah denganku, datang ke Surabaya. Besok saya tunggu di rumah orangtuaku!” Ujar Merri langsung menutup telepon , terdengar keheningan di ujung sana.
Kegelisahan melingkupi hati dokter Dante, “Cintakah aku pada Merri?” bisiknya.
Selama pertemanan mereka ada kenyamanan bila di dekat Merri yang selalu perhatian pada dirinya. Merri selalu ada di sampingku ketika aku stress, sedang bad mood, sedang cemas bahkan ketika kecewa,”Aku menyayanginya,”bisiknya lirih.
“Dari menyayanginya selama dua tahun pertemanan aku merasa bahwa aku tidak bisa melepaskan diriku dari Merri, hubungan kami sudah mendalam,” bisiknya lagi, terkenang saat Merri menyatakan cintanya, mengajaknya berkencan setelah selama ini mereka berteman.
“Aku senang kamu mengajakku pacaran, artinya tembok pertemanan kita runtuhkan menjadi dua pribadi yang saling mengisi waktu kita. Kamu tidak sendirian Dante, aku selalu ada di sampingmu.”
Dokter Dante tersenyum mengingat saat dia mencium untuk pertama kali bibir halus Merri ketika mereka jalan-jalan ke pemandian Selecta, Batu. Waktu itu kegelisahan di hati dokter Dante segera sirna ketika Merri mengajaknya berkencan,, kegelisahan hati yang sama menerpa dirinya.
“Kegelisahan hatiku mungkin tidak akan berakhir, karena waktu itu hanya ada Merri sekarang ada dokter Anjel. “
“Mengapa kamu menyendiri di ruang tamu? Ingat pacar imutmu?”
Dante menoleh ke arah dokter Anjel, “Kamu sebaiknya membuat keputusan, lepaskan pacar imutmu yang pasti manja.Pertahankanlah aku yang pasti akan membuatmu puas di ranjang , aku akan membuat predikatmu sebagai dokter spesialis bedah yang hebat, mungkin bisa membuatmu menjadi Direktur Utama Rumah Sakit jika kita menikah.”Ucap dokter Anjel, ada ketegasan sedikit pamer kekuasaan.
“Ingat, papaku pemilik yayasan rumah sakit kita, direktur utama sudah tua perlu diganti. Menurutku kamu cocok untuk mengisi posisi itu.”
“Anjel, masih ada dokter senior…”
“Menikahlah denganku , aku akan memberimu posisi Direktur Utama ,”
Bukannya merasa senang mendengar tawaran dokter Angel, malah kegelisahan hati dokter Dante semakin mengendap ke dalam relung hatinya membuatnya tidak bisa berkata-kata. Tawaran menjanjikan dokter Anjel terngiang di telinga dokter Dante,"Haruskah aku mengubur perasaan cintaku pada Merri? Apakah aku benar-benar mencintainya atau menyayanginya? Lalu hubungan intim selama ini apakah nafsu bukan cinta?" gumam dokter Dante.
Drama yang diperankan Jennifer Mariska dan ibu Aida telah berakhir di kamar perawatan Dragnar. Merri dan Dragnar sepakat tidak akan turut campur mengenai masalah yang diperbuat mereka berdua, biarlah keluarga Braspati yang menyelesaikan dengan pihak kepolisian.Merri bertekad akan memfokuskan pada perawatan dan pengobatan Dragnar. Bersama Dragnar, saatnya Merri akan merangkai kembali mimpi yang pernah pudar. Mimpi indah bersama Dragnar yang terlewati karena badai yang dihembus Jennifer dan ibu Aida. Mimpi mereka kembali setelah doa Merri dan kenekadan Dragnar untuk merajut kembali masa-masa indah mereka.Masa lalu ditinggalkan , masa depan yang ada di depan mata harus mereka jalani, meskipun Merri tahu bahwa perlu pengorbanan, kesabaran dan keikhlasan mendampingi Dragnar yang kadang-kadang sakitnya kambuh, sakit kepala yang sulit di atasi, kejang-kejang, mual dan muntah.Dalam merawatnya Merri selalu menatapnya dengan cinta, disertai senyuman jika Dragnar tiba-tiba muntah, kejang-ke
Merri melihat Jennifer gemetar, wajahnya pucat, Jennifer tahu bahwa dia telah gagal.Jennifer yang sejak tadi diam rupanya menyimpan kemarahan karena merasa kedoknya terungkap siapa dirinya berusaha mempertahankan dirinya. Dia tidak ingin secepat itu gagal karena belum meraih semua seperti keinginannya.“Hai wanita jalang, saya ber tahu ya.. apartemen yang disewa suamiku beserta semua alat kontenmu saya sita. Karena dibeli dari uangku bukan uang suamiku. Suamiku tidak punya apa-apa. Sugar daddymu itu kere!”“Apa-apaan sih kalian ini menuduh saya pelakor. Hai, suamimu yang menipu saya, ngakunya orang kaya, punya tambang timah, merayu saya , ngajak nikah katanya istriku tidak bisa memuaskanku karena tidak bisa goyang .Gembrot! Aku sudah nikah siri dengan suamimu, aku ada hak…”“Nikah siri?”Tanya wanita itu.Jennifer Mariska , entah sadar atau tidak mengangguk keras .“Kamu tahu apa itu nikah siri? Pernikahanmu tidak tercatat di KUA. Hai, wanita jalang !Mau nuntut?Harta? Semua harta, mobil
Kamar tempat Dragnar dirawat kembali sepi, ibu Aida, Jennifer, Ryan dan pak pengacara meninggalkan kamar perawatan setelah diusir oleh dokter dan tim medis karena mereka membuat keributan bisa memacu sakitnya.Dragnar melambaikan tangannya memanggil Merri kemudian mengisyaratkan agar Merri duduk di samping pembaringan.Merri tersenyum, duduk di samping pembaringan, merebahkan kepalanya di lengan Dragnar.“Kita mengenang saat kita sedang manis-manisnya bercintahh.”Bisik Dragnar.Merri memejamkan matanya, ingin menikmatani saat romantis yang sudah lama hilang kembali kepada mereka berdua.“Aku ingat saat kau merajuk, mengatakan aku tidk mencintaimu.” Bisik Dragnar , tangan satunya membelai kepala Merri.“Dan kau mengatakan aku mencintaimu, aku akan selalu bersamamu meskipun kau tidak mencintaiku,”Bisik Merri.“Kesabaranku berbuah manis..”“Tak sadar aku jatuh cinta padamu..”“Kemanjaanmu membuatku gemas….”“Mas…”“Hum…”“Kamu tahu mengapa aku bisa jatuh cinta padamu?”“Karena aku sabar,
Setengah berlari Merri menuju ruang perawatan dimana Dragnar dirawat. Takut, gelisah dan khawatir menjadi satu, berusaha menepis bayangan buruk yang terjadi pada Dragnar.’Merri berdoa, jangan biarkan kekhawatiran melanda pikiranmu, berdoalah,’suara batin Merri berseru.Sambil berdoa dalam hati Merri mempercepat langkahnya dengan napas tersengal-sengal, tiba-tiba langkahnya diperlambat melihat Ryan yang sibuk berbicara dengan beberapa polisi.“Bu Merri..” Ryan menyapa ketika melihat Merri .“Ada apa dengan mas Dragnar?”Tanya Merri was-was.“Jennifer melaporkan bos dengan pengaduan pemerkosaan ,”“Apa? Beraninya dia bertingkah?!” Desis Merri.“Pak, perkenalkan ibu Merri, isteri pak Dragnar.”Polisi menatap Merri lekat-lekat,”Laporan saudari Jennifer, ibu mantan isterinya pak Dragnar.”“Kami belum bercerai pak. Proses di pengadilanpun belum.” Kata Merri.“Secara hukum ibu Merri masih isteri sah pak Dragnar.” Ujar Ryan.“Kami menerima laporan dari saudari Jennifer Mariska bahwa dia diperko
Merri mengerjap , membuang pandangan setelah sebelumnya saling menatap cukup lama.Kalimat Dragnar yang diucapkan serasa merangsek ke tubuhnya seperti ia juga sangat menginginkannya dalam setiap mimpinya . “Merri…” “Kamu ini baru sadar minta yang aneh-aneh.” “Permintaanku tidak aneh,setiap malam aku merindukan tubuhmu beserta aromanya.” Merri menahan napas, memejamkan matanya, ingin menghilangkan bayangan erotis yang selalu didambakan setiap malam bersama Dragnar.Merri sadar ia telah tergoda ucapan Dragnar, membuka matanya dan betapa terkejutnya Merri ketika menatap mata pria yang terus menatapnya penuh cinta, tatapan mata jika mereka sampai ke puncak kenikmatan. “Mas, kamu sehat dulu. Ikuti saran dokter. “ Dragnar berusaha bangun,”Mas.. “ “Aku ingin duduk, capek berbaring terus.” Merri menekan bel untuk memanggil perawat. Tidak lama perawat datang, Merri menyampaikan bahwa pasien ingin duduk.Mengambil remote control untuk mengubah posisi sesuai kehendak pasien. “Ranjang bapak
Mendengar kata vonis dokter terasa menyeramkan di telinga Merri,’Apakah sakitnya Dragnar serius hingga dokter perlu memberi vonis.Vonis apa?Vonis sakitnya?Vonis umurnya?’batin Merri terus mengikuti langkah Ryan yang kemudian berhenti di depan ruang kerja dokter Prabu Hermawan,Sp.Onk.Rad.“Ibu , silahkan tunggu di luar. Saya minta ijin apakah ibu bisa ikut mendengarkan penjelasan dokter Prabu.”Merri tidak merespons, wajahnya merengut lalu duduk di kursi di depan ruang kerja dokter Prabu yang menangani Dragnar.Menunggu sekitar lima menit, akhirnya Ryan keluar , memanggil Merri masuk ke dalam ruang kerja dokter Prabu.“Silahkan duduk ibu. Saya perlu menjelaskan kepada ibu mengenai sakit yang diderita tuan Dragnar.Yang saya sampaikan bukan kepastian dan saya tidak menjamin 100% mengenai hasil akhir sakit yang diderita suami ibu.”Dokter Prabu menegakkan tubuhnya, seraya menarik napas panjang, berusaha agar tidak terbawa perasaan, kemudian menatap Merri lekat-lekat, “Apakah ibu sudah ta