Share

43. Laki-Laki dari Mars

Anton memeluk Dewi yang sedang berbaring di sebelahnya. Meskipun menutupi tubuhnya dengan selimut, laki-laki itu tahu kalau di bawah sana, kekasihnya itu tidak mengenakan kain barang sehelai sekalipun. Dengan iseng, ia memencet buah dada perempuan itu.

“Aww,” jerit kecil Dewi yang terdengar merdu di telinga Anton.

Perempuan itu menepis tangannya. Anton membalasnya dengan terkekeh. “Aku ketagihan,” katanya.

Dewi menggeser posisi tubuhnya. Sekarang, mereka berhadap-hadapan berbaring di atas kasur sempit sebuah losmen murah di kota Bandung. Anton dapat melihat mata kekasihnya yang berbinar. Ia dapat menemukan sinar kebahagiaan di sana, sama seperti yang ia rasakan.

“Anton….”

Lirih panggilan itu terdengar. Anton menebak kalau perempuannya itu menginginkan ronde kedua. Ia tidak keberatan. Permainan cinta mereka lebih mengasyikkan ketimbang apapun. Berkali-kali pun ia sanggup. Ia merendahkan kepalanya untuk meng

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status