Share

Penjual Cilok

Bab 15

Anang dan Aldo segera mencium punggung tangan Kiai Abdullah. Meski ada rasa kesal karena telah disesatkan sewaktu di gunung, toh mereka adalah dua anak muda yang tahu bagaimana caranya menghargai seorang ulama.

"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," ucap mereka memberi salam.

"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh, silahkan masuk," jawab Kiai Abdullah.

Anang, Aldo dan Gusti Tjong Vau lalu dibimbing menuju sebuah ruangan di mana karpet bulu domba membentang luas.

Mereka duduk lesehan karena satu pun kursi tak tersedia di situ.

"Dunia ini sempit, ya. Sekarang kita berjumpa lagi," ucap Kiai Abdullah dengan suara yang teduh.

Aldo sedikit geram. Ingin rasanya memprotes karena dongkol pernah disesatkan. Namun apalah daya, di hadapannya adalah seorang abdi Allah.

Aldo lalu merogoh kantong celananya. Ia mengeluarkan sebuah petek milik si Kakek alias Kiai yang dulu disembunyikan Aldo sewaktu memanggang ikan di tepi sungai.

Kiai Abdullah terkesima melihat petek tersebut.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status