Share

  -Undangan Pernikahan Inem- (21)

-Undangan Pernikahan Inem-

Tapi rasa senangku melihat Inem jatuh dan tak berdaya hanya bertahan beberapa detik. Seketika aku beristighfar menyadari seandainya dia benar-benar mati.

Warga tak ada yang berani mendekat. Mereka semua terhenyak dan mematung, termasuk Anton dan Mas Hangga.

Entah apa yang menjadi dorongan kuat dalam diri, aku lekas berlari menghampirinya. Tak ada darah. Syukurlah. Aku mencari tanda-tanda bahwa wanita yang tak bergerak ini masih hidup. Aku tak ingin dia mati. Meski entah untuk apa aku berharap begini?

Mungkin hati nuraniku, hati kecilku merasa, tak seharusnya sedepresi apapun dia, membuat dia harus mati bunuh diri. Nalarku tak bisa menerima ini.

Kupegang nadi tangannya. Lemah.

Dua orang polisi sudah ada di sebelahku meletakkan tandu.

“Kita bawa ke rumah sakit, Bu.”

Aku mengangguk cepat.

Ketika tubuh itu terangkat aku melihat tangan kanan dan kaki kirinya bergerak seperti tanpa tumpuan. Seperti lepas dari persendian. Ya Rabb, kaki dan tangan itu patah!

“Ayo,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Erma Nurlismasari
... salut sama kesabaran karin
goodnovel comment avatar
Enisensi Klara
Kasihan Karin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status