Share

Bab 44

Hari ini menjadi hari terindah bagiku. Entahlah, meski aku dan dia sudah bukan suami istri, tapi semua tentang dia membuatku bahagia.

“Ah ....” Aku menjatuhkan bobot tubuhku pada ranjang. Kupandangi langit-langit kamar seraya terus tersenyum kegirangan.

Namun, kembali aku menekuk wajah saat mengingat percakapan kami di mobil tadi. Aku meminta dia untuk merujukku, tapi entah akan dia turuti atau tidak.

Harapanku memang kita bersama, tapi jika dia tidak mau, aku bisa apa.

Beberapa saat diam di dalam kamar, aku turun ke bawah saat mendengar suara Mama dan Papa tengah berbincang.

“Mama dan Papa dari mana?” tanyaku.

Aku duduk di sofa yang berada dengan kedua orang tuaku yang duduk bersisian.

“Dari acara teman Papa. Kata Bibi, tadi kamu dari rumah sakit. Gimana keadaan kamu sekarang?” Papa balik bertanya.

“Baik,” jawabku singkat.

Mama dan Papa menelisik memindai wajahku dengan lekat.

“Kandunganmu?” Kini Mama yang bertanya.

“Baik, Mah. Semuanya sehat. Aku dan anakku.” Aku menjawab dengan pas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status