Share

Bab 41

Di dalam kamar yang temaram, aku meringkuk di atas pembaringan yang luas. Namun, mataku enggan terpejam membuat pikiranku terus melayang jauh.

Awal mula masalah dalam hidupku, keputusan menebus kesalahan, hingga pernikahan yang dilandasi kebohongan menari indah seperti potongan sebuh film.

Rindu. Rasa itu tiba-tiba muncul tanpa aku undangan.

Teringat dengan pesan yang tadi dia kirimkan, aku pun mengambil ponsel untuk melihat ada tidaknya pesan balasan dari dia.

“Huft ....” Aku mengembuskan napas kasar.

Ternyata tidak ada pesan darinya.

Namun, mataku memicing saat melihat Mas Arfan mengunggah sebuah foto di story WhatsApp-nya.

Sebuah buku kecil di atas meja yang tak lain adalah buku diary-ku. Catatan hatiku yang aku tulis di sana.

Sebuah pesan tiba-tiba masuk membuatku cepat-cepat membukanya.

[Tunggu. Aku tengah berjuang.]

Lagi, Mas Arfan mengirimkan pesan yang tidak bisa aku mengerti.

Apa yang sedang dia perjuangan?

Aku?

Senyumku tiba-tiba terukir seraya terus melihat pesan darinya. T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status