Sesampainya di Indonesia, Handaru langsung menghubungi Angel.
Keduanya bertemu di apartemen pribadi Angel.
"Aku tidak bisa lama-lama di sini, di kediamanku sekarang ada Arsen. Lelaki yang dulu pernah menyaingiku di sekolah, anak ingusan itu, apa kau mengingatnya?" Ucap Handaru saat Angel sedang membuat minuman untuknya.
Angel mengaduk minumannya, keningnya menyatu berusaha mengingat tentang siapa Arsen. Namun, otaknya yang memang pikun jelas tidak mampu mengingat dengan baik siapa sebenarnya Arsen yang dimaksud oleh Handaru.
"Memangnya siapa Arsen?" Tanya Angel seraya menyuguhkan segelas es jeruk dingin pada Handaru.
Keduanya duduk berdampingan di sofa depan TV.
"Adik kelas yang menggantikan posisiku di mading sekolah,"
Mendengar kata mading sekolah, Angel pun langsung ingat. Itu kasus heboh di sekolah mereka dulu. Meski, bagi Angel pribadi kasus itu tidak menarik sama sekali karena dulu Angel terlalu tergila-gila dan sibuk dengan cin
Pagi ini cerah.Secerah hati Arsen.Meski sekujur tubuhnya nyeri, tapi hati Arsen tengah berbunga-bunga.Malam tadi, dia sukses membuat pipi Mitha merona saat membantunya mengganti pakaian.Padahal sebenarnya, tanpa bantuan Mitha pun Arsen bisa mengganti pakaiannya sendiri, hanya saja dia memang sengaja berpura-pura tidak bisa.Pagi itu Arsen sudah rapi dengan setelah kantor casualnya. Dia keluar dengan aroma tubuh yang menguar harum.Dilihatnya Mitha sedang sibuk menata makanan di meja, menyiapkan sarapan."Loh? Kau sudah bangun?" Mitha terkejut melihat Arsen yang saat itu sudah rapi. Dia menatap tak percaya ke arah Arsen dari mulai ujung kepala hingga ujung kaki.Sekelebat ingatan tentang bagaimana kewalahannya dia saat membantu lelaki itu mengganti pakaian malam tadi kembali merasuk ke dalam ingatannya."Ada apa? Apa ad
Rencana Angel berjalan dengan mulus tanpa hambatan yang berarti.Pertemuan antara Handaru dan Johan terjadi di sebuah Cafe elit di kawasan pusat Ibukota.Angel tampak mendampingi Handaru dalam pertemuan rahasia itu. Dia hanya perlu waspada untuk tetap menjaga kewarasan Handaru agar tidak memancing keributan di tempat ini.Handaru memang kesulitan untuk menahan gelegak amarahnya saat kini dirinya harus berhadapan dengan lelaki yang telah merampas haknya sebagai seorang suami.Tatapan tajam Handaru seolah menguliti tiap jengkal wajah Johan yang ditumbuhi brewok tipis-tipis.Mereka duduk saling berhadapan di salah satu bangku Cafe."Apa maumu?" Tanya Handaru membuka percakapan di antara mereka.Johan dengan gayanya yang santai tersenyum. Dia sempat menyeruput minumannya lebih dulu sebelum menjawab pertanyaan Handaru. "Berhubung di sini aku adalah korban dan merasa sudah sangat dirugikan, jadi aku terpaksa memakai cara jahat untuk mengura
"Halo, Eren?" Ucap Mitha di telepon.Mitha baru saja selesai mandi. Masih mengenakan handuk dia langsung menelepon Eren untuk memberitahukan bahwa Arsen sudah menemukan wanita bernama Agnes yang memfitnahnya malam itu.Mitha hanya perlu waspada dan tak ingin dirinya menjadi bodoh di hadapan Arsen. Itulah sebabnya dia meminta bantuan Eren untuk mencari tahu segala hal tentang Arsen dari kawan-kawan terdekat lelaki itu di Indonesia.Sebagai seorang wanita yang harga dirinya sudah dilecehkan oleh lelaki bernama Arsen itu, Mitha tak akan mudah percaya begitu saja dengan segala perkataan Arsen. Itulah sebabnya Mitha menjadikan Eren sebagai kaki tangannya di Indonesia untuk menggali lebih jauh informasi tentang kebenaran semua ucapan yang dikatakan Arsen pada Mitha sebelumnya, termasuk tentang wanita bernama Agnes itu."Sorry Mit, sejauh ini aku masih belum bisa mengorek lebih jauh tentang masalah itu. Aku masih
Flashback On... Mendengar nama Agnes disebut, akhirnya Mitha pun menyanggupi permintaan Arsen untuk mengajaknya bicara. Saat itu Mitha sudah bersih-bersih dan mengganti pakaiannya dengan gaun tidur berbahan satin yang dibalut jubah tidur tipis. Mitha menghampiri Arsen yang menunggunya di teras belakang. Arsen sempat terpana sejenak melihat penampilan Mitha malam itu. Membuat pikirannya berkelana sesaat, meski setelahnya dia mampu untuk mengendalikan diri dan tetap menjaga kewarasannya atas pikiran kotor yang tiba-tiba saja hinggap. Penampilan Mitha malam itu sukses membuat Arsen dilanda gelisah berkepanjangan. Mitha tersenyum tipis. Dia duduk dengan gayanya yang anggun, tepat di sebelah Arsen. "Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Mitha dengan intonasi suaranya yang terdengar lembut. "Ini foto wanita bernama Agnes itu. Apa kau
Flash Back Off..."Hai Agnes?" Sapa tamu-tamu itu yang ke semuanya adalah lelaki dan berjumlah empat orang."K-kalian siapa?" Tanya Angel terbata. Wanita itu ketakutan.Keempat lelaki yang berdiri di hadapan Angel semuanya tertawa."Masa kau lupa? Kita bahkan sudah pernah melewati malam indah bersama sayang," ucap seorang lelaki yang berdiri paling dekat dengan Angel."Maaf, aku tidak mengenal kalian!" Angel hendak menutup pintu apartemennya, namun kekuatannya jelas kalah oleh keempat lelaki yang langsung menyerangnya malam itu.Mereka adalah Bagas, Alvin, Tio dan Roni.Tubuh Angel terdorong ke belakang hingga terjatuh duduk di lantai saat ke empat kawanan itu menerobos masuk ke dalam apartemen Angel.Roni menutup pintu apartemen rapat-rapat dan tak lupa menguncinya dari dalam.
Berulang kali Handaru menghempas kasar napasnya melalui mulut. Lelaki itu berjalan mondar-mandir di tengah-tengah ruang tamu kediamannya di London.Sejak dua jam kepulangannya tadi, Handaru tak menemukan keberadaan Mitha dan Arsen di kediamannya. Dan semua jadi lebih membuat Handaru terpancing amarah saat Helen mengatakan bahwa Mitha kini sedang pergi bersama Arsen, berjalan-jalan ke salah satu taman kota di London.Tak hentinya Handaru mengutuk keberanian Arsen yang sepertinya mulai perlu diwaspadai.Setelah puas mengamuk di kamar, kini Handaru berniat untuk menunggu kepulangan Mitha. Bahkan kedua tangannya sudah sangat gatal ingin menumpahkan segala unek-uneknya pada Mitha. Handaru bahkan tidak perduli jika dia harus meluapkan semua kekesalannya itu di hadapan Arsen. Bukankah dengan begitu akan lebih baik? Arsen akan tahu siapa Mitha sebenarnya.Handaru pastikan, setelah Arsen mengetahui wanita seperti a
"BAIKLAH! AKU AKAN MENCERAIKANMU MITHA! AKU AKAN MENCERAIKANMU, TAPI SETELAH KEDUA ORANG TUAMU MENGETAHUI SEMUA KEBEJATANMU SELAMA INI! TERMASUK MENGETAHUI BAHWA KEDUA ANAK YANG KAU LAHIRKAN ITU BUKAN DARAH DAGINGKU!"Mitha terkejut.Netranya spontan menatap ke arah Arsen yang duduk di sofa berhadapan dengan dirinya dan Handaru.Saat kedua pasang netra mereka bertemu, Mitha buru-buru memalingkan wajahnya. Perasaannya berkecamuk hebat. Belum selesai dengan kemelut di pikirannya, Mitha kembali dikejutkan dengan sebuah tangan yang mencengkram erat pergelangan tangannya."IKUT AKU! KITA SELESAIKAN SEMUANYA HARI INI JUGA! CEPAT KEMASI BARANG-BARANGMU, KITA PULANG KE INDONESIA BESOK!"Tangan Handaru menarik paksa tangan Mitha bahkan dengan cara yang begitu kasar. Kepala Mitha menggeleng menolak apa yang hendak dilakukan Handaru terhadapnya.Belum sempat Handaru menarik Mitha leb
Ruangan besar tempat dilakukannya rapat penting itu terlihat sepi.Hanya ada beberapa orang saja yang mengisinya.Mereka adalah Arsen, Handaru dan Albert, asisten pribadi Arsen di kantor.Awalnya Handaru berpikir dirinya diminta datang ke ruang meeting karena memang akan diadakannya rapat dadakan dengan para petinggi proyek, namun saat didapatinya Arsen dan Albert saja di sana, perasaan Handaru kian dilanda kecemasan berlebih.Pasalnya, sejak kejadian percekcokan antara dirinya dengan Mitha yang terpaksa harus melibatkan Arsen kemarin, Handaru dan Arsen belum kembali bertegur sapa. Bahkan saat mereka harus menyantap sarapan pagi bersama di meja makan pagi ini, keduanya terus saja dibungkam kebisuan."Mari kita mulai. Saya akan menjelaskan mengenai maksud saya meminta anda untuk menghadiri rapat tertutup ini, Tuan Handaru Pratama," ucap Arsen memulai percakapan. Sadar dirinya yang berkepentingan, jadilah dia pun memulai lebih dulu.Handaru be