Share

JOE DISAMAKAN DENGAN BINATANG PELIHARAAN

"Ambillah kalau kamu bisa!" Seru Jilly lantang dengan nada meremehkan. Dia begitu yakin kalau Joe akan melakukan perbuatan yang sia sia saja. Sambil itu, dia melempar kotak kalung pemberian Joe, namun tidak sampai mengenai Joe. Berserakanlah kalung itu. Bik Mar datang lalu membereskannya. 

"Bagus sekali kalung ini. Sebaiknya aku simpan saja," gumam Bik Mar. 

Tidak banyak yang tahu, kalau Joe Hans, sekurity PT Prima Multiguna merupakan panglima perang khusus yang terpaksa pulang ke kampung halaman untuk menyamar demi mencari siapa pembunuh adik kandungnya, Nadira Putri Hans. 

Nadira ditemukan tewas di toilet pada jam kerja di perusahaan PT Prima Multiguna. Uniknya, kasus ini ditutup seperti sampah yang dibuang begitu saja. Tidak ada pihak berwajib yang menanganinya secara serius. Mengetahui itu Joe pun geram. 

Karena alasan itu lah Joe Hans kembali pulang ke negaranya lalu melamar pekerjaan sebagai sekurity di perusahaan tempat Nadira bekerja. Di sini Joe dibantu agent Caesar untuk menunjang semua kebutuhan fasilitas yang dia inginkan. Sebagai panglima tertinggi, Joe mendapatkan Infinity Card Access untuk menjadi, membeli, menggapai apapun yang dia inginkan. Semua fasilitas itu dia dapatkan langsung dari pimpinannya yang sangat dirahasiakan yang berada di negeri Menara. 

Sialnya, baru dua minggu bekerja, Joe sudah harus berhadapan dengan masalah. Kejadian itu terjadi pada waktu PT Prima mengadakan Gatering Family di sebuah hotel. 

Singkatnya, malam itu Joe beakhir di atas ranjang bersama seorang wanita. 

Tentu saja itu membuatnya shock. Tapi apalah daya. Semua terjadi begitu saja tanpa tau siapa yang memulai. 

"Sepertinya aku tidak ingat kejadiannya," kata Joe pada wanita itu. 

PLAK! 

Alhasil, sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan Joe sehingga membuat pipinya merah. Rasanya seperti dikerubutin semut semut kecil. 

"Mudah sekali kau mengatakan itu setelah kau menikmatinya!" Balas gadis yang sudah direnggut kehormatannya itu menatap Joe marah. 

"Maafkan aku. Aku akan bertanggung jawab." 

"Tidak semudah itu!" 

Setelah kejadian itu, Joe terus kepikiran sosok wanita yang mengganggu tidurnya. 

Wanita itu sangat membenci Joe lantaran pekerjaan Joe yang hanya seorang sekurity. Sementara dirinya merupakan asisten pribadi tuan Nicholas, CEO PT Prima Multiguna dan juga anak dari konglomerat ternama di negeri ini. Tentu saja akan keluarganya akan menolak mentah mentah kehadiran Joe. 

Membayangkannya saja membuat gadis itu mual. Namun waktu menjawab lain, ternyata wanita itu jatuh hati pada Joe. 

Tidak bisa dipungkiri memang, Joe dianugerahi perawakan yang sangat mempesona. Garis tegas pada rahangnya yang terukir seperti pahatan agung dari Maha Karya Tuhan pencipta yang Maha Sempurna.  Belum lagi, karakter baik yang Joe miliki membuat wanita itu semakin luluh dihadapan Joe. Puncaknya, pada malam berat yang di alami gadis itu lantaran bermasalah pada salah satu anggota gengster di club malam, yang hampir membuatnya menderita, Joe datang sebagai penyelamat. 

Semenjak itu, wanita yang sangat dikagumi karena kecantikannya yang di atas rata dan banyak membuat pria rela menceraikan istri demi mendapatkan dirinya, ternyata dia harus mengakui kalau dirinya sudah jatuh hati pada Joe. 

Singkatnya, Jilly menikah dengan Joe tanpa restu dari keluarga besar Miller. Semua menentang. Sampai papa dan mama Jilly mengancam kalau sampai Jilly menikah dengan Joe dia akan dihapus dari ahli waris. Namun karena dia begitu mencintai Joe, Jilly mengambil semua resiko itu. Dia tidak peduli. 

Mengingat itu rasanya membuat dadaku sesak! Bagaimana bisa dia membodohiku seperti ini! Batin Joe geram. Tanpa sadar kakinya sudah menapak di pelataran rumah mewah Jilly. 

"Hei anak haram! Berani juga kau menampakan batang hidungmu di rumah ini!" 

Suara itu sangat tidak asing terdengar di telinga. Joe menoleh. Lalu dia mendapatkan Rosita Miller sedang berdiri sambil memegangi binatang peliharaan yang namanya sama persis dengan dirinya. Sungguh, pada saat Joe mengetahui itu, darahanya mendidih. Bisa bisanya dirinya disamakan dengan binatang paling hina di seluruh muka bumi. Rosita memang sengaja memberi nama pada hewan peliharaanya seperti itu setelah Jilly resmi menjadi istri Joe. Katanya, itu sebagai hadiah pernikahan dari ibu kepada putrinya. 

"Aku ingin mengambil anakku. Berikan Kiara padaku," pinta Joe. 

"Heuh!" Rosita mendengkus. Tentu saja dia sangat melecehkan Joe. "Siapa kamu berbicara tidak sopan seperti itu padaku, hah!" 

"Berikan Kiara, setelah itu aku akan pergi." 

Dua alis mata Rosita saling bertautan. "Dasar gembel! Kau pikir semudah itu kau mengambil cucuku, hah! Joe Joe. Kalau Kiara aku berikan padamu, kau mau kasih makan apa!" 

Rupanya ribut ribut ini mengundang semua isi rumah keluar. Kebetulan sekali saat ini keluarga besar Miller sedang kumpul, kecuali Aland Miller. Dia sedang berada di Hongkong. 

Kakak Jilly yang sudah menikah dan seharusnya tinggal di NewZealand, Felicia, kebetulan ada di sini bersama suami dan dua putranya yang masih berusia lima dan tiga tahun. Begitupun adik Jilly yang hanya berpautan satu tahun di bawah Jilly, Salika, pun ikut nimbrung untuk membully Joe. 

Sebenarnya, Jilly masih memiliki kakak yang usianya berbeda dua tahun di atasnya. Hanya saja dia mengalami gangguan mental. Jadi keluarga Jilly menitipkannya ke panti lantaran malu memiliki anak seperti itu. Joe dan Jilly pernah beberapa kali menemui Jesika untuk memberinya support. Hanya saja, memang Jesika seperti orang yang kurang waras. Padahal fisiknya begitu mirip dengan Jilly, sangat cantik. 

"Kirain ada apa ribut ribut. Rupanya ada si gembel di sini! Hei Joe! Kenapa kau sudah bebas? Bukankah hukumanmu masih lima tahun lagi?" Seru Salika dengan wajah julitnya. 

Sungguh, tidak tahu malu dan terima kasih kah keluarga ini pada Joe. Padahal, kalau bukan karena Joe yang sudah bersedia menjadi tameng untuk keluarga mereka, tentu saja selain mereka akan kehilangan sosok ayah, mereka pun akan menjadi gembel karena harta mereka akan disita pihak yang berwenang. 

Baru sadar Rosita begitu mendengar putrinya mengoceh. "Jangan jangan kau kabur dari penjara!" Tuduhnya, sambil melotot tajam, bersamaan dengan jari telunjuk yang menghunus lurus ke wajah Joe. 

"Iya benar. Sebaiknya kita lapor saja sama polisi untuk menangkapknya kembali." Yang mengatakan ini adalah Felicia. Begitu dia selesai mengucapkannya, ibu muda itu pun meraih ponselnya lalu menghubungi Ferdinan, pengacara keluarga Miller, yang waktu itu menyarankan pada Aland Miller untuk mencari seseorang untuk menjadi bumpernya. 

Sementara membiarkan Felicia berbicara pada Ferdinan, Salika menyuruh pak Tim dan dua penjaga lainnya untuk mengunci pagar agar Joe tidak kabur. 

"Kau pikir kau bisa lari dari kami?" Cibir Salika. 

"Hebat benar kau bisa lari dari penjara!" Timpal Rosita sinis. 

Joe tidak mempedulikan apa yang mereka ocehkan. Dipikiran Joe hanya Kiara. Dia sudah sangat geram untuk menginginkan Kiara berada di tangannya. 

"Tolong berikan Kiara padaku," pinta Joe. 

"Enak aja! Kau itu napi! Kau tidak berhak mendapatkan Kiara!" Sahut Rosita. 

"Tapi aku ayahnya. Aku punya hak untuk Kiara!" 

"Dasar gembel, miskin tidak tau diri! Kau tidak ada hak apa apa atas Kiara! Apa kau paham!" Rosita semakin naik pitam. 

Tidak mempedulikan lagi, Joe pun menerobos masuk ke dalam rumah Rosita. Sambil matanya mengedar ke seluruh area untuk mencari Kiara. 

"Kurang ajar! Berani kau masuk tanpa ijin! Penjaga! Tangkap dia!" Rosita memerintahkan penjaga rumahnya untuk menghalangi Joe. 

Sejurus kemudian, dua penjaga sudah memegangi pundak Joe. Joe diperlakukan bagai maling. 

"Lepaskan aku!" Kata Joe. Namun tidak diindahkan kedua penjaga yang mata duitan itu. 

Beat! 

"Lepaskan tangan kalian dariku!" Kalimat kedua Joe mengucapkannya dengan penuh penekanan. Namun tetap saja tidak mereka indahkan perkataan Joe yang terdengar seperti rengekan anak kecil. Akibatnya, terpaksa Joe mengeluarkan sedikit tenaga yang bersumber pada dirinya. Alhasil, sekali hentakan saja, tangan kedua penjaga pun terasa seperti keram. Sontak mereka pun melepaskannya. 

"Sial! Kuat sekali kau!" Oceh laki laki berkulit hitam pekat berkumis tebal yang akrab dipanggil pak Tim. 

Bersamaan dengan itu, Felicia memberitahu pada semua orang. "Tuan Ferdinan akan datang ke sini. Dia sendiri tidak tau mengenai hal itu." Nampaklah wajah wajah mereka yang terlihat senang. 

"Sudah pasti kalau si gembel ini melarikan diri dari penjara!" Seru Rosita. 

Salika melipat kedua tangan bersilang di atas dada. Dia tersenyum licik menatap Joe. "Tamat riwayatmu kali ini, gembel!" Ujarnya penuh penekanan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status