Update bab baru 🙏 Terima kasih atas dukungan kalian pembaca setiaku.
Tanpa menunggu persetujuan King, ia berlalu dari ruang makan dan menuju kamar mereka. Di dalam kamar Hera kembali menguatkan dirinya, jika ia harus kuat dan tabah menjdi istri kontrak dari King. Sambil menunggu suaminya masuk kamar, ia kembali merapikan kantong belanjaan yang berserakan akibat ulah King. Ia melihat baju tidur pasangan, lalu ia mengambilnya satu yang berwarna peach dan menggantinya di dalam kamar mandi. Tiba-tiba King muncul, ia terlihat sedang menerima panggilan video dari ibu mertuanya. "Angkat, biar aku ganti baju dulu," ujarnya lalu buru-buru membuka bajunya di depan istrinya, Hera segera membelakanginya karena aksi nekat dari King. "Mas mu mana princess, tadi katanya, kamu beli baju tidur pasangan untuk kalian," ujar nyonya Yesi.  
King, keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnyadan mendapati jika Hera sudah bangun jugasudah selesai mandi dan berpakaian dengan rapi dan tentu saja seksi menurutnya. "Se..Lamat pagi tuan muda," ujarnya gugup. Hera tidak mengingat apapun yang terjadi tadi malam,yang ia tau, ia sedang bermimpi jika ayahnya yang memeluknya dan menenangkannya saat ia ketakutan. "Sudah rapi aja lo! mau ketemu sama si Fred itu? iya?" ujarnya ketus. "Apa-apaan sih dia, menuduhku sembarangan." gumamnya dalam hati. "Maaf tuan, saya tadi di kamar mandi sebelah, karena tuan sedang berada di dalam," ujarnya takut. King melihat jam dinding, "astaga! gue hampir satu jam di dalam kamar mandi," gumamnya dalam hati. "Apa lo sudah membereskan semua barang-barang lo
Setelah mengetahui jika menantunya baik-baik saja, kedua orang tuan King merasa lega. Nyonya Yesi ingin mereka kembali menginap disini namun King berdalih jika besok mereka akan mulai masuk kantor. "Lho King, kok kalian langsung masuk kantor, kenapa kalian tidak bulan madu dulu?" nyonya Yesi keberatan. "Bulan madu mah gampang mi, hanya saja banyak pekerjaan kantor yang harus aku selesaikan, terlebih kantorku juga belum selesai di desain oleh Hera, mi" "Wah, jadi menantu mami ini seorang desain interiorkah?" "I..iya mi, saya masih belajar kok," seru Hera merendah. "Kapan-kapan kamu desain ulang ya kamar pribadi kami dan papi!" "Ih, norak!" seru King mengejek maminya. "Lho ko
"Selamat pagi tuan muda, anda sudah bangun?" seru Juyan. "Jawab yang gue tanya dodol!" King menatap tajam ke arah pengawalnya. "Nona Hera yang meyuruh saya tuan muda, katanya tadi dia sudah memasak nasi goreng spesial dan ia menawarkan saya untuk sarapan disini." King melihat ke atas meja makan, "sial! ia tidak memasak sarapan untukku?" gumamnya dalam hati. "Terus dia kemana?" "Nona Hera sudah berangkat duluan tuan muda, katanya ia takut telat berangkat ke kantor," serunya lagi. "Oh jadi dia lebih mementingkan perusahaan dibandingkan suaminya yang sedang kelaparan saat ini?" King semakin kesal karena Hera meninggalkannya sendiri sementara jatah sarapan untuknya sudah dihabiskan oleh Juyan. Ia juga melihat jika kopi yang dibuat oleh Hera sudah dim
Ia ingin menyentuh ponsel Hera dan ingin memblokir nomor pria-pria itu namun keburu Hera keluar dari kamar mandi. "Wah, kenapa ia terlihat cantik sore ini?" gumamnya dalam hati. Namun ia masih mengingat kekesalannya kepada istrinya. "Tu..tuan anda sudah pulang?" tanyanya. "Menurut lo bagaimana?" seru King kesal. "Tu...tuan, tadi pagi saya sudah menyiapkan bekal sarapanuntuk tuan, apakah tuan sudah memakannya?" tanyanya lagi. "Bekal apaan hah?! yang ada gue makan angin hari ini! lo malah seenaknya menawarkan Juyan untuk sarapan disini! istri macam apa lo yang membiarkan suaminya kelaparan seharian!" Hera segera memeriksa tempat dimana ia meletakkan bekal sarapan untuk King, yang ternyata sudah terjatuh di bawah meja. Ia menyadari kekeliruannya lalu menghampiri King dengan memba
"Ma..maaf tuan, bukan maksud saya seperti itu. Tapi tuan sendiriyang mengatakan jika pernikahan kita tidak boleh di ketahui orang lain." Hera mencoba menjelaskan kepada King. "Oh, jadi lo menganggap ayah lo adalah orang lain dalam pernikahan kita, begitu maksud lo?" bentaknya lagi. King semakin emosi gara-gara Ewan, ia tidak menyukai adik tirinya itu, ia berpikir bisa saja Ewan memiliki perasaan lebih kepada Hera. Sesempit itulah pikiran King jika menyangkut tentang istrinya itu. "Bu..bukan begitu tuan, tolong.. maafkan saya tuan," Hera mulai menitikkan air matanya. "Tuan! tuan! tuan! berhenti memanggilku tuan! gue ini suami lo, bukan majikan lo! apa lo mengerti?!" Hera semakin menangis karena bentakan King. "Jawab yang gue tanya!" "I..iya tu.., i..iya mas saya mengerti," ujar Hera men
Beberapa kali Juyan mengulur waktu, agar mereka lama sampai ke rumah Hera. Ia beberapa kali menelpon nonanya itu. Namun panggilan telpon darinya tidak di angkat dan pesan singkat yang ia kirim juga tidak di baca. Dia sampai kehilangan akal untuk memberitahukan Hera jika suaminya akan datang ke rumahnya. "Tuan.., bagaimana jika tuan membawa parcel buah untuk ayah nona Hera ya setidaknya bisa dikatakan buah tangan untuk mertua Anda tuan," ujar Juyan lagi. Juyan menghentikan mobil di sebuah supermarket yang khusus menjual buah-buahan segar. Ia sedang menunggu tuannya yang sedang memilih beberapa buah untuk ia bawa kepada mertuanya itu. Juyan lagi-lagi menelpon Hera namun tidak di jawab, sampai King kembali dari supermarket membawa satu keranjang buah-buahan segar nonanya itu tetap tidak menjawab ponselnya. Sementara di rumahnya Hera di sidang
Hera sampai terbatuk-batuk, King menyodorkan air putih kepada istrinya lalu berkata, "are you okay, honey?" ujarnya lembut. "Sa..saya hanya keselek mas," terlihat Hera gugup karena suaminya juga jadi ikut-ikutan menginap. "Ya sudah kak, karena suamimu juga menginap, kamu bersihin dulu kamarmu," Hera segera berlalu dari situ dan menuju kamarnya untuk membersihkannya seperti perintah ayahnya. "Duh.., dimana mas King akan tidur? apakah kami akan tidur seranjang lagi" tanyanya dalam hati. Kasurnya memang ukuran untuk ditiduri dua orang tapi tidak seluas kasur King yang ukurannya lebih lebar. Setelah selesai merapikan kamarnya, ia pun keluar lagi. Ia membereskan meja makan dibantu oleh Ewan. Sementara pengawal Juyan kembali masuk kedalam rumah dengan membawa tas kecil yang berisipakaian mereka. King memilih sendiri, pakaian yang dipakai oleh istrinya selama tidur di rumah aya