Jelaskan padaku! Untuk apa kau ke hotel dan bertemu dengan laki-laki itu! Apa untuk menjual dirimu? Apa uang yang aku berikan masih kurang, hm? Dasar pelacur!"
Reyna mengikuti langkah Aldi dengan sorot matanya. Menatap punggung suaminya yang melangkah keluar dari kamar setelah puas melempar cacian untuknya.
Reyna kembali menggeser pandangan ke arah gambar dirinya yang dia duga hasil print dari ponsel seseorang. Entah siapa pelaku yang ingin membuat dia dan suaminya kembali perang.
Foto yang dia pegang memperlihatkan gambar Reyna yang dipeluk dengan intim oleh seorang laki-laki yang membelakangi kamera. Hanya terlihat wajah Reyna dengan jelas berada di dalam pelukan laki-laki itu. Sedangkan wajah laki-laki itu tidak terlihat sama sekali.
"Ada yang sengaja ingin memfitnahku agar mas Aldi jadi bertambah benci padaku." Reyna menghela napas dan membuangnya sedikit kasar.&nb
Lanjut gak? Komen dunk, biar aku tahu kalian masih baca cerita Aldi dan Reyna . Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan viote dan bintang 5 buat author. Love u all
Reyna tahu, Aldi membawa Nadia dan bayinya ke rumah mereka hanya untuk sengaja menyakiti hatinya. "Ter serah saja apa yang ingin kau lakukan, mas Aldi. Aku akan menahan dan mencoba tidak terpengaruh dengan semua ini," batin Reyna bermonolog. Sosok wanita dengan mata bulat indah itu melangkah seraya menggendong Azlea. Baru saja beberapa langkah kakinya berpijak, dia mendengar suara Nadia bertanya kepada Aldi "Pa, besok aku jadi ke kantor bersamamu?" "Iya, kita pergi bersama. Biar Azlea bersama Reyna. Biarkan dia belajar jadi ibu. Walau aku sangsi apakah kelak dia akan bisa merasakan jadi ibu sungguhan," ucap Aldi dengan keras. Reyna tahu kata-kata itu sengaja Aldi ucapkan untuk menyindirnya. Reyna tidak peduli, dia tetap melangkah menuju kamarnya untuk membawa Azlea. Saat Reyna meletakkan baby Azlea di tempat tid
Reyna keluar dari kamar suaminya, kakinya masih terasa lemas, lututnya gemetar menahan kesakitan yang dia rasa, ia lalu pergi ke kamar dan mengunci pintu lalu membuang dirinya ke tempat tidur. Reyna menangis pilu, hatinya terluka melihat Aldi bercumbu di depan mata. Reyna tahu Nadia istri siri Aldi, namun, dia tidak pernah membayangkan akan melihat sang suami bercumbu dengan wanita lain di depan matanya. Reyna memejamkan mata menahan luka di hati yang terasa sakit. Aldi benar-benar membuat semuanya hancur. "Akhh! Sakit sekali rasanya, Tuhan, tolong aku, mengapa sesakit ini? Biarkan aku pergi dari hidupnya, Tuhan, aku sudah tidak sanggup menahan semua derita ini," isak Reyna tersedu. Sungguh Aldi membuat hatinya porak poranda. Keinginan Reyna hanya satu, dia ingin mencurahkan semua isi hatinya keada Sang Pencipta. Sosok wanita yang mengenakan kerudung putih itu sujud dengan tubuh
"Saat makan kau tidak ingin aku layani, kenapa untuk pakaianmu tidak sekalian wanita itu yang melayani, kau aneh!" balas Reyna. Reyna akan melanjutkan langkahnya ketika Aldi menahan tangan wanita itu. "Kau sudah berani membantahku? Kemana Reyna yang patuh pada suaminya dulu? Apakah semua ini karena ulah laki-laki brengsek itu," bisik Aldi di samping Reyna dengan tetap menahan tangan Reyna. Reyna mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Aldi, tetapi wanita itu gagal melakukannya. Dia kemudian melangkah lebih dekat. "Terserah Mas! Aku tidak peduli dengan semua penilaian Mas padaku, seperti aku juga tidak peduli dengan hubungan kalian!" seru Reyna tegas. Aldi meremas tangannya dan mengeraskan rahang menahan marah. Dia lalu menarik tangan dan membawa Reyna ke kamar utama dengan sedikit kasar. Aldi mendorong tubuh Reyna masuk
"Kau benar-benar perempuan menjijikkan!" teriak Aldi seraya mencambuk tubuh Reyna dengan ikat pinggang di tangannya. Aldi menarik rok selutut yang dipakai Reyna sehingga tubuh wanita itu sudah dibuat polos dengan paksa oleh Aldi. "Dasar j****g! Rasakan ini!" seru Aldi dengan tangan mengayun berulang kali mencambuk tubuh Reyna tanpa ampun. "Hentikan Mas Aldi," teriak Reyna pilu menahan perih dan kesakitan di tubuhnya. Dia merasa tidak mengenal suaminya saat ini. Air mata bercucuran memenuhi pipinya yang putih mulus. Aldi seperti kesetanan melucuti lalu mencambuk tubuh Reyna keras dengan luapan amarah yang tidak terkendali. Shettttttt! Shetttttt! Kembali terdengar suara sabetan ikat pinggang di tubuh seseorang yang tidak lain adalah Reyna "Ini untuk istri durhaka sepertimu! Dasar murahan!" u
"Talak aku mas. Aku hanya minta itu. Lepaskan aku, dan biarkan aku dengan kehidupanku sendiri. Aku pun juga akan membiarkanmu bahagia," ucap Reyna lemah dan bibir bergetar menahan sakit. "Tidak ... Tidak! Aldi kembali murka mendengar keinginan Reyna. "Aku tidak akan pernah membiarkanmu pergi dariku. Kau pikir aku akan bahagia ketika kau pergi meninggalkan aku, hm?" Reyna tahu Aldi tidak rela melepaskannya. Pria itu tidak akan pernah mau miliknya diambil orang lain, tapi wanita itu nekad untuk tetap berusaha lepas dari suaminya. "Mas, aku tidak sanggup kau duakan. Mengertilah. Biarkan aku juga bahagia dengan pilihanku." Aldi tidak terima dengan semua keinginan Reyna yang ingin berpisah darinya. Pria itu tifak pernah mau Reyna pergi, apapun alasannya. "Tidak akan Reyna. Kau hanya milikku! Aku tidak akan melepasmu dan membiarkan laki-laki lain memilikimu, dan asal ka
"Sayang, bangunlah!" panggil Aldi kembali seraya mengguncang tubuh Reyna pelan namun, Reyna tetap diam. Pria itu lalu berjalan mengambil pakaian Reyna yang ada di walk in closet, sebab baju yang Reyna pakai telah rusak akibat dibuka paksa oleh Aldi. Aldi dengan rasa cemas dan khawatir segera menghubungi dokter Mario, dokter pribadinya sekaligus sahabat dia sewaktu SMA. *Ada apa Bro? apa ada masalah lagi dengan lambungmu?" tanya dokter Mario. "Segeralah ke rumah! Istriku tidak sadarkan diri!" Sesaat hening, Aldi hanya mendengar suara pintu tertutup. "Tunggu bro, aku baru saja selesai mandi." Aldi berdecak kesal, dia cemas dengan keadaan Reyna membuat dia mengharuskan untuk memaksa sahabatnya segera datang. "25 menit lagi kau sudah harus di sini," perintah Aldi tidak i
Satu-satunya orang yang berani pada Aldi hanya Mario, sahabat Aldi sejak kecil. Walaupun begitu Mario hanya berani ketika menurutnya sikap Aldi kelewatan dan pantas ditegur. "Bagaimana keadaan istriku, Mario?" tanya Aldi tanpa menanggapi perkataan Mario. "Kau gila! Kau hampir saja membunuhnya. Apa sih yang membuat kau berubah jadi iblis. Jika kau sudah bosan dengan Reyna, sudah biarkan saja dia denganku, aku bisa merawat dan menyayanginya, kebetulan aku belum menikah." "Kau pikir istriku barang! Aku serius Rio, apa yang harus aku lakukan?" tanya Aldi tidak memedulikan omelan Mario. "Biarkan dia beristirahat dan jangan menyakitinya lagi. Aku heran, punya istri cantik dan baik hati kayak Reyna malah kau siksa seperti ini." Aldi menghela napas dengan berat. Dia menarik rambutnya dengan gusar. "Lalu apa yang harus aku lakukan, Rio?" "Aku tidak tahu masalah kalian, tapi pesanku padamu, rawat dia dan minta maa
Aldi mencengkeram tangan Reyna kembali tanpa sadar karena ucapan Reyna yang menyakiti hatinya. "Akhhhh!" Reyna meringis kesakitan. Kilat amarah di mata Aldi terlihat jelas. Alis matanya terlihat saling bertaut dengan rahang yang mengeras. "Aku tidak peduli dengan cintamu padanya. Yang aku tahu, kau hanya milikku!" seru Aldi lalu melepas tangan Reyna kasar. Setelah berkata seperti itu, Aldi keluar meninggalkan Reyna di kamarnya. Terlihat sekali Aldi mencoba menahan diri dari rasa marah. Reyna terduduk di tepi tempat tidur. Sekujur tubuhnya masih terasa perih, dadanya kembali terasa sesak mengingat perlakuan Aldi padanya, wanita itu lalu menangis tersedu-sedu menyadari takdir yang menimpa. "Kau jahat, mas, kau kejam selalu menyakiti aku. Terlalu dalam luka yang kamu toreh padaku mas Aldi. Terlalu sakit kau menyiks