Perhatian,
Bab ini mengandung cerita dewasa (+ 18 tahun), mohon bijak untuk tidak membaca bagi yang belum cukup usia!
"Sombong sekali, aku rasa tanpa Aldi kau bukan siapa-siapa, apa tidak takut jatuh miskin, hemm? kasihan sekali jika saat itu tiba, kau akan jadi gembel di jalan hanya dalam beberapa jam saja. Lagian mana ada laki-laki tahan sama perempuan mandul! menyusahkan saja!" ucap Nadia tersenyum sinis.
Nadia lalu berbalik meninggalkan Reyna yang hatinya kembali sakit. Sangat sakit.
Reyna menutup wajah dan bibirnya agar tidak mengeluarkan suara tangisan. Sungguh Nadia membuatnya sakit hati, dia tidak menyangka ternyata istri siri Aldi itu adalah wanita jahat yang tidak punya perasaan.
****
Ini hari ketiga setelah perjanjian antara Reyna dan Aldi, sudah beberapa hari ini Aldi tidak ke kantor untuk mengurus Reyna. Dia mengawasi pekerja
Edisi HOT, tunggu cerita selanjutnya ya, banyak kejutan pastinya. Mana dunk komen kalian? Sedih banget gak dapat komen, gak tau jadinya kalian suka atau tidak. Tinggalkan jejak ya, bintang 5 dan vote nya Tetep live you.
Hari-hari kebahagiaan menyelimuti Reyna dan Aldi. Rumah tangga mereka kembali harmonis bahkan menjadi lengkap karena kehadiran Azlea di tengah-tengah mereka. Reyna sangat menyayangi Azlea seperti anak kandungnya sendiri. Tiga bulan pertama Aldi sangat menjaga perasaan Reyna, segala janji yang sudah dia sepakati pada Reyna selalu dia jaga, mereka tidak tahu bahwa sosok wanita kedua Aldi telah merencanakan sesuatu yang jahat. "Pa, bisa antar aku ke rumahku? Aku harus mengambil berkas-berkas yang tertinggal untuk pengurusan akte lahir Azlea. Aldi melirik Nadia yang berada di sampingnya. "Akte lahir Azlea bukannya akan diurus oleh Andre?" jawab Aldi datar sembari fokus menyetir mobil. Nadia menatap Aldi dari kaca spion. Laki-laki tampan yang dia puja terlihat sangat rupawan, entah mengapa Nadia sangat menginginkan sentuhan suaminya namun, bayangan Reyna menghapus haya
Reyna melirik jam di dinding, waktu telah menunjukkan pukul 23.00 waktu setempat. Wanita itu masih tidak bisa memejamkan matanya. Masih terbayang wajah Aldi yang tertidur pulas di samping Nadia. Sebenarnya dia berdusta saat mengatakan dia tidak cemburu melihat Aldi dan Nadia di tempat tidur yang sama. "Tentu saja aku berdusta, wanita mana yang tidak cemburu melihat suaminya tidur bersama wanita lain? walau aku sadar dia juga istri mas Aldi, tetap saja aku cemburu," gumam Reyna seraya meremas jemarinya. Reyna melangkah ke kamar Azlea, saat masuk ternyata bayi cantik yang sudah berumur 6 bulan itu sedang terjaga. Melihat Reyna, bayi cantik itu tertawa seakan tahu ada bunda yang menengoknya. "Kau tidak tidur, Sayang?" tanya Reyna seraya mengambil Azlea dan mencoum pipi gembul bayi itu. Bayi perempuan itu melonjak kegirangan saat Reyna menggendong dan memeluknya. "Hei
Reyna meringkuk di kamarnya seraya menangis. Wanita dengan mata bulat indah itu meraba dadanya yang terasa sesak. "Suamiku sendiri tidak mengenal aku, dia lebih percaya pada wanita jahat itu," ucap Reyna sedih dengan menekuk lututnya di tempat tidur. Wanita itu tersadar saat kakinya terasa ada yang menggelitik. Pandangannya bergeser menatap sesosok bayi mungil yang terseyum menatapnya. "Sayang bunda sudah bangun? Bunda buatkan susu ya," ucap Reyna lalu beranjak menggendong Azlea dan membawanya ke luar kamar. Saat yang sama dia berpapasan dengan Aldi yang justru baru akan masuk ke kamarnya. "Mau kau bawa kemana anakku? Apa kau akan menyakitinya juga?" tanya Aldi seraya merebut Azlea dari tangan Reyna. Reyna terbelalak kaget mendengar tuduhan Aldi yang sangat kejam. "Mas, kau tega menuduhku sekejam itu? Kau pikir aku psikopat?" &
Hari ini Reyna kembali mengikuti jadwal meeting bersama David dan event organizer untuk event yang akan mereka laksanakan. Sebenarnya semua telah di urus Ika, asisten Reyna. Namun, karena ada beberapa susunan acara yang berubah David meminta Reyna sendiri yang datang untuk mewakili butiknya. "Bagaimana, kau setuju dengan susunan acara yang kami revisi ini?" tanya David menatap wajah Reyna lekat membuat wanita itu kurang nyaman. "Eh, oh, iya, Kak. Aku setuju, sepertinya ini lebih sempurna dibanding yang sebelumnya," jawab Reyna membuat David tersenyum. Setelah meeting selesai, David menerima panggilan telpon dan menyebut nama Reyna membuat wanita itu mendongak dan mengernyit memperhatikan David. "Iya, masuk saja, kebetulan ada Reyna di sini." Dan sesaat kemudian sosok laki-laki yang Reyna kenal masuk ke ruang meeting seraya tersen
Hari ini Reyna sangat sibuk di butik untuk persiapan event bersama perusahaan David. Dua hari kemarin bahkan Reyna, dibantu Ika dan beberapa karyawannya harus lembur. Baru hari ini Reyna sedikit lega karena dia sudah selesai bekerja saat hari masih sore, ini berkat Ika asisten Reyna bersama tim yang membantu tugasnya, sehingga Reyna tidak harus lembur lagi. "Aku pulang ya, Ka. Besok aku akan datang pagi-pagi sekali." "Baik Mbak Reyna, hati-hati di jalan," ucap Ika sambil melambaikan tangannya saat Reyna telah masuk ke dalam mobil. Reyna kemudian masuk ke dalam rumah yang terlihat sepi, padahal Reyna yakin Aldi pasti telah pulang dari kantor ketika dia melihat mobil Aldi telah parkir di garasi. "Apakah mas Aldi dan Nadia ada di halaman belakang? Biasanya mereka bermain bersama Azlea saat pulang dari kantor, apalagi ini hari pertama Nadia kem
"Bangsat kau! Apa yang kalian lakukan!" bentak Aldi. "Kami tidak melakukan apapun," jawab Abi santai. "Kau pikir aku percaya dengan melihat kalian seperti in,i brengsek!" Kembali Aldi menyerang Abi membabi buta. Hatinya panas melihat istrinya berada dalam satu kamar bersama laki-laki lain, bahkan dengan kondisi hanya menggunakan kimono mandi, membuat Aldi gelap mata. "Dasar bajingan, bangsat! Kau apakan istriku, hah! Apa yang kalian lakukan di belakangku, apakah kalian selalu melakukan ini tanpa aku ketahui?" Aldi menarik kerah baju Abi dan kembali akan memukulnya, namun dengan sigap Abi menghindar seraya mencekal tangan Aldi. "Kau kenapa sih menuduh tanpa bukti? Kau pikir istrimu wanita murahan yang bisa gampang menyerahkan dirinya pada laki-laki lain? Kau sudah berapa lama hidup bersama Reyna? Bisa-bisanya kau tidak mengenal is
Reynaaaa!" tangis Aldi memeluk Reyna. Dipeluknya tubuh Reyna yang sudah tidak sadarkan diri. Aldi menggendong Reyna dan membaringkan Reyna di tempat tiidur. Aldi kemudian mengambil pakaian untuk Reyna lalu mengenakannya. Tubuh Aldi bergetar hebat ketika menatap luka lebam yang membiru serta tangan Reyna yang memerah dan melepuh. Tubuh Aldi kembali berguncang, laki-laki itu menangis melihat perbuatannya sendiri. Dia merasakan kesakitan menyadari betapa kejamnya dia pada Reyna. "Oh Tuhan, aku benar-benar laki-laki biadab yang tidak pantas untuk dimaafkan. Aldi menangis memeluk Reyna dengan segala penyesalan. Aldi kembali menghubungi Mario, dia takut Reyna mengalami hal yang serius. "Rio, segeralah kesini!" "Apalqgi yang kau lakukan padanya, Aldi?" tanya dokter Mario.
Nadia terdiam dengan wajah mendongkol. Dibenak iwanita itu dia harus segera menyingkirkan Reyna dari hidup Aldi. Rencananya harus berhasil. "Kau menjadi penghalang kebahagiaanku dengan Azlea. Padahal mas Aldi ketika bersama kami, dia selalu menjadi suami dan papa yang sangat menyayangi kami, tidak sedikitpun dia mengingat dirimu," ucap Nadia berdusta. Nadia lalu mengeluarkan sesuatu dari tas yang dia bawa "Apalagi yang kau inginkan dariku. Tujuanmu sudah berhasil bukan?" tanya Reyna. "Belum, ada satu lagi, Reyna. Semoga kali ini juga membuatmu ikhlas mengikuti keinginanku," ucap Nadia tersenyum penuh arti. Reyna mengernyitkan dahinya memperhatikan Nadia yang masih sibuk dengan dokumen yang dia bawa, dia kemudian berbicara sebentar pada notaris yang datang bersamanya. "Aku minta sekali lagi kau tanda tangani surat kuasa balik nama serti