Share

White Raven Academy

Pagi harinya, Ryo terbangun dengan tangan Elena yang masih memeluknya. Ia bisa melihat paras cantik Elena dari dekat, wajahnya langsung memerah dan menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran kotornya. Perlahan ia bangkit dari ranjang dan menggunakan kamar mandi.

Seorang pelayan perempuan yang masih terlihat sangat belia bertubuh ramping nan mungil berambut coklat pirang, berpapasan dengan Ryo ketika baru keluar dari kamar mandi, wajah dan telinga runcingnya langsung merah tersipu malu, keranjang berisi pakaian terjatuh ketika melihat Ryo bertelanjang dada.

"Ah? maafkan aku, aku tak bermaksud untuk mengagetkanmu."

"Tidak apa Tuan Muda, E-e-e ... maaf sa-saya tidak tahu tadi malam anda tidur bersama Nona Elena, saya akan segera pergi."

"Tak apa, lagi pula aku akan segera pergi, Dark Elf kah? Siapa namamu?"

"Pelayan seperti hamba tidak pantas menyebutkan nama didepan Tuan Muda,"

"Tak perlu formal seperti itu,"

"Baiklah kalau anda tak keberatan, nama saya Emma Nightwing."

"Baiklah Emma, aku akan turun, lakukan tugasmu dengan baik ya,"

"Terima kasih tuan muda," balas Emma seraya menundukan badan.

Ketika turun ke lantai dua, hendak menuju kamarnya, Sebastian sudah berdiri di depan pintu kamar hendak mengetuk, ia menoleh ke arah Ryo ketika mendengar langkah kakinya. "Loh?" dia tersenyum ketika menyadari apa yang mungkin terjadi dengan Ryo.

"Seperti yang kau pikirkan, semalam aku tidur dengan Elena, tapi tidak ada apapun yang terjadi, aku bersumpah," kata Ryo dengan suara yang sedikit terbata-bata.

"Ya, saya tak berhak untuk menanyakan sesuatu yang seperti itu Tuan Muda," sahutnya sembari berjalan menghampiri.

"Jadi, ada perlu apa?"

"Nyonya Katya memberi perintah kepada saya untuk membangunkan anda, berhubung anda sudah bangun, mari ikut saya berkeliling White Raven," ajak Sebastian sembari menyodorkan tangannya. Ryo tersenyum, ia membuka kamar dan menenteng tasnya.

Mereka pun berjalan ke arah selatan, memasuki area kampus. Area kampus dan mansion dipisahkan oleh pagar besi yang memanjang dari timur ke barat. Gedung Utama yang menjadi pusat aktifititas pembelajaran berdiri megah, 1 menara Monolith berdiri tinggi tegak memantau seluruh area White Raven. Para mahasiswa berlalu lalang dengan kesibukan dan urusan masing-masing, seperti halnya kampus lain. Yang terlihat sangat membedakan adalah, keberagaman mahasiswanya yang berasal dari berbagai ras antar tata surya. Warna-warni kulit dan bentuk menghiasi setiap jalan penghubung antar gedung.

"Gedung-gedung ini tentu menyilaukan mata ya?" ujar Ryo sambil memicingkan mata, karena pantulan sinar matahari pagi yang menerpa tembok gedung.

"Saya setuju dengan anda, tapi warna putih adalah lambang dari sebuah keniscayaan dan harapan, dahulu sebelum Era Kiamat Kecil, di tanah ini berdiri sebuah gedung yang diberi nama White House, porak poranda saat peperangan berlangsung, kehancuran White House adalah simbol runtuhnya Amerika pada saat itu. Tuan Ryuji dan Nyonya Katya, bekerja keras untuk membangun kembali tanah ini, menunjukan kepada dunia bahwa masih ada harapan untuk dunia."

"Alih-alih membangun kembali, tapi sebenarnya dia mengklaim wilayah untuk diri sendiri, dasar oportunis," ujar Ryo sambil menggeleng kepalanya.

"Haha, kurang lebih begitu, tapi itu semua beliau lakukan untuk menandakan bahwa era baru telah dimulai, Baik akan saya jelaskan secara singkat guna dari gedung-gedung disini, mari naik ke menara,"

Diatas menara, seluruh area kampus terlihat jelas.

"Di area sebelah utara, ada Mansion Katyushka, lalu kita berdiri di menara Gedung Utama untuk mata kuliah umum, di ikuti gedung-gedung untuk kegiatan mahasiswa tahun pertama hingga keempat. Lalu di tengah ada Gym & Sport Center beserta Cafetaria dan Pusat pembelanjaan. Di sebelah selatan sana, ada Perpustakaan, taman untuk bersantai dan hutan buatan sekaligus paru-paru utama kota. Asrama ada di sebelah barat dan timur, tidak ada pembedaan gender, tapi mahasiswi lebih suka di asrama timur karena ada taman bunga yang tak jauh dari asrama."

Matanya berlarian kesana kemari, melihat seluruh lingkungan yang baru untuknya. Setelah puas melihat-lihat area kampus dari menara, Ryo meminta untuk di antarkan ke asrama barat, para penghuni asrama yang lebih senior beberapa kali menatap Ryo dengan penasaran ketika berpapasan di koridor.

Mereka berdua akhirnya sampai di kamar paling ujung di lantai 4 "Kita sampai di kamar anda Tuan Muda, ada hal lainnya?" tanya Sebastian setelah membuka pintu.

"Tidak ada, ini semua sudah cukup," balas Ryo.

Dengan sangat sopan Sebastian menundukan kepala dan memohon pamit. Ryo mengeluarkan isi tasnya dan menaruh pakaiannya di lemari.

Tak ada kontak atau pun panggilan telefon setelah mereka berdua melewati malam itu, baik Elena maupun Ryo. Sore harinya, Ryo menyempatkan diri untuk membaca buku setelah berjalan-jalan membiasakan diri dengan lingkungan baru. Namun sore itu seseorang yang tak begitu ia kenal datang menghampiri Ryo ketika membaca buku di taman.

"Sore yang indah, bukan?" Ucap seorang laki-laki seumuran Ryo dengan aksen british yang kental, tiba-tiba saja menghampiri di samping Ryo.

"Ya." Jawab Ryo singkat dengan ekspresi penasaran.

"Apa kau juga murid baru di White Raven?"

Ryo tidak menjawab dan hanya mengangguk pelan.

"Wah kebetulan sekali! Aku juga! Aku sengaja datang lebih awal dari Inggris untuk melihat seperti apa Akademi White Raven." lanjut laki-laki itu dengan senyum yang cerah, namun Ryo tak membalasnya, Ryo masih diam untuk mengetahui motiv si laki-laki pirang dengan setelan ala bangsawan Inggris modern ini.

"Ah dimana sopan santunku?, Perkenalkan, aku Lucas, Young Master Lucas Sherwood, gelar yang diberikan oleh King Anderson II kepadaku. Royal Rifter ranking low-tier B."

"Salam kenal, aku Ryosuke Ryuji. Panggil saja Ryo."

Perkataan yang halus, namun syarat dengan nada menghina nan sombong khas keluarga aristokrat Inggris, membuat Ryo semakin waspada, Instingnya mengatakan untuk tidak terlibat lebih jauh dengan laki-laki di depannya.

Lelaki pirang itu tersenyum penuh dengan makna tersembunyi "Hmm nama yang unik, aku seperti familiar mendengar kata "Ryuji"

Menyadari ada sesuatu yang janggal Ryo memutuskan untuk segera pergi "Begitukah? Senang bertemu denganmu, tapi aku masih ada sedikit urusan lainnya." ujar Ryo dengan sedikit membungkuk memberi hormat ala kadarnya.

"Sampai jumpa dalam waktu dekat!" Seru laki-laki itu, semburat senyumnya menyembunyikan sesuatu yang janggal di benak Ryo. Tapi Ryo tahu laki-laki ini tentu berbahaya.

Ryo hanya, membalas dengan lambaian tangan di atas kepalanya tanpa menoleh kebelakang.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status