“Nak! Bagaimana kau bisa seberani itu!? Kau bisa dipenggal!” Tuan Sun menjerit ketakutan.
“Ya, saya tahu pastilah Kaisar Han akan memenggal saya hanya karena kejadian sepele itu. Tetapi saya yakin tindakan saya tidak melenceng dari jalan kebenaran. Karenanya, saya pula telah mengambil keputusan. Bersama-sama dengan kolega dari Tukhestan dan Yeong-Shan, kami akan mengadalakan perlawanan terhadapnya!”
Kembali keterkejutan melanda Tuan dan Nyonya Sun.
“Tidak! He Xian tidak mungkin kau segegabah itu, kan, Nak?!” Ekspresi Nyonya Sun diliputi kengerian amat sangat.
“Kau tahu apa konsekuensi yang harus kautanggung dengan keputusanmu ini?!? Kau bisa mencelakakan keluarga kita sampai tujuh turunan, bahkan mungkin orang-orang di sekelilingmu yang sebetulnya tidak bersalah!” Tuan Sun ikut berseru. “Pertimbangkan lagi keputusanmu ini. Jangan sampai kau menyesal di kemudian
He Xian sungguh sangat beruntung. Pasukan Han datang tepat di saat ia telah meninggalkan Ming. Pemuda itu kini tengah melesat menuju Tse-Kuan. Selain karena terletak cukup dekat dengan Ming, negeri itu juga amat menarik minatnya karena pola pikir dan wawasan rakyatnya yang liberal dan terbuka. Bangsa Tse-Kuan terkenal handal dalam perdagangan dan pengaturan perekonomian, sehingga negeri itu menjadi negeri terbesar kedua setelah Han, bahkan sebelum ia ditaklukkan Han. Dan He Xian mendengar Ming Shi mengenakan mereka restriksi perdagangan yang ketat pada mereka, sehingga Tse-Kuan yang perdagangannya bisa maju pesat karena politik ekonomi bebasnya kini merasa “tercekal” dengan kebijakan tersebut, sehingga mereka pula antipati terhadap pemerintahan Han. Karena itulah He Xian yakin Tse-Kuan akan memberikan tanggapan positif bagi propagandanya. Tetapi sepertinya He Xian kembali harus menghadapi ulang kenyataan yang berkebalikan dengan pemikirannya Tse-Kuan
Berganti para menteri yang terhuyung lemas. Betapapun, mereka hanya bisa menerima kenyataan dengan pasrah, dan selanjutnya meninggalkan Ming Shi yang kini terduduk lemas di sebuah kursi. Kemarahan membuat tubuh pemuda itu kembali dilanda rasa sakit. Sebetulnya ia ingin sekali pergi beristirahat, tetapi ia tahu ia tidak bisa melakukannya sekarang. Iapun bergegas bangkit, dan memerintah kasim lain memanggil Sekretaris Li. Yang dipanggil datang lima menit kemudian. “Duli Yang Mulia, ada yang bisa saya bantu?” “Run Xiang, tolong kau selesaikan berkas-berkas itu.” Sekretaris Li memandang keheranan tumpukan berkas di atas meja yang kini telah ditata rapi oleh salah seorang hamba itu. “Tapi Yang Mulia, bukankah ini tugas Menteri Koordinasi Negara?” “Justru itu! Bagaimana mungkin persoalan kecil yang padahal bisa dikerjakan anak ingusan, malah tidak bisa me
Kabar itu begitu mengejutkan Sasha. Matanya memandang terbelalak surat yang tergeletak di hadapannya. Yang berbunyi: “Putri Svetlana telah berada dalam genggaman kami. Jika Baginda ingin beliau selamat, datanglah ke Kota Rumair sore hari ini. Tertanda: Pemerintah Pusat.” “Han Ming Shi, kau benar-benar iblis berhati keji! Bahkan kau tega menggunakan selirmu sendiri sebagai umpan!” sembari berseru demikian, Sasha meraih pedang kebesarannya, kemudian lekas menghambur keluar istana. Para pembesar lain sibuk menahannya. “Yang Mulia, mohon tenangkan diri Anda dan pertimbangkan ulang semua ini. Siapa tahu, ini hanya berupa jebakan Han,” salah seorang menteri memberi pendapat. “Tidak bisa! Kalau masalahnya mengenai Svetlana, aku tidak bisa tenang!” Sasha menjerit frustrasi. “Justru itu Baginda, mereka tahu kelemahan Anda,” menteri lainnya menambahkan. “Tentu saja kita harus menyelam
Telah menduga hal seperti ini bakal terjadi, Sasha dan seluruh pengikutnya sontak mengambil senjata masing-masing, siap menyerang. “Aku sarankan Anda menyerah saja, Baginda Sasha. Dengan kekuatan sekecil itu Anda tidak akan sanggup menang melawan kami,” sebuah suara muncul menyela. Sasha lantas mengalihkan pandangan ke arah orang tersebut, dan kontan berseru marah, “Keparat Han Ming Shi! Beraninya kau menganiaya adikku!” Ming Shi tersenyum sinis, “Menganiayanya? Keterlaluan sekali tuduhanmu itu.” Ia menghampiri Svetlana, menariknya berdiri kemudian memeluknya. “Mana mungkin aku sebiadab itu, menganiaya selir kesayanganku sendiri.” “Jangan banyak mulut kau, orang terkutuk!” membabi buta, Sasha mengerahkan senjatanya ke arah Ming Shi, namun dengan mudah kaisar muda itu berhasil menahannya. Bahkan dengan sekali pukul, Ming Shi berhasil memaksa Sasha jatuh terjerembab ke lantai.  
“Ini disebut Pil Pemusnah Energi Pusat, tetapi hasilnya tidak akan diperoleh dalam sekejap. Reaksinya muncul perlahan-lahan, tetapi pasti, dan mematikan. Orang yang mengonsumsinya pada mulanya tidak akan menyadari ada sesuatu terjadi dalam dirinya, sampai suatu hari ketika reaksi pil ini mencapai titik maksimal, orang tersebut akan mengalami gejala-gejala pusing, mual, kehilangan tenaga dan keletihan secara mendadak, yang berlanjut pada kehilangan kesadaran dan akhirnya kematian.” Begitulah yang diterangkan Kasim Huan padanya kemarin siang. “Pil ini merupakan ramuan rahasia tabib kenamaan di Song, Tabib Liu Zhenghua. Karenanya Yang Mulia boleh percaya dengan keampuhan khasiatnya.” Ming Shi mengangguk-anggukan kepalanya, sembari mengamati sekotak pil beracun itu dengan saksama. Racun jenis inilah yang dibutuhkannya untuk menghabisi nyawa Svetlana. Ia tidak ingin Svetlana mati tepat setelah bercinta dengannya dan memancing kecurigaan semua
Seharusnya He Xian telah bisa memprediksi hari ini akan mendatangkan bencana baginya. Semenjak sore tadi langit mendung kelabu, dan walaupun sekarang tengah musim dingin, hawa dingin yang berhembus amat tak wajar, sangat menusuk pula membekukan. Ia seharusnya tahu sesuatu yang buruk telah terjadi, dan akan menjadi jauh lebih buruk jika ia terus menundanya. Tidak. Ia tidak boleh mengikuti kata-kata Min-Hwa, terus berdiam diri di sini dan bersembunyi seperti seorang pengecut. Ming Shi menawan orangtuanya jelas hanya untuk menjadikan mereka umpan, tujuan kaisar muda itu yang sebenarnya adalah dirinya, jadi bila ia menyerahkan diri, orangtuanya pasti akan dibebaskan dan tidak perlu ada nyawa tidak bersalah yang dikorbankan. He Xian menggertakkan giginya, ia pun bangkit dan berjalan keluar dari rumah penginapan tempatnya berdiam. Saat ia membuka pintu, sebutir bola putih kecil menimpa wajahnya. He Xian mengamati pemandangan
Para pengawal bergegas menghampiri mereka, di lain pihak Tuan Sun kembali berujar, “Dan setelah saya bertemu dengannya dan mengajarinya perilaku pantas yang seharusnya dimiliki seorang pejabat, Anda boleh membinasakan nyawa saya!” Mereka semua terhenti. Melihat kata-katanya kembali mendapatkan perhatian, Tuan Sun meneruskan, “Memang, sebuah kesalahan besar kami sebagai orangtua, karena tidak mampu mendidik dan mengarahkan putera kami di jalan yang semestinya. He Xian memang pintar, tapi juga kekanakan dan tidak tahu mana yang benar dan salah. Dan sebelum ia membuang sifat kekanakannya, ia telah terlanjur dihasut oleh para pemberontak. Tapi saya sangat mengenal putera saya, ia sebetulnya adalah seseorang yang amat teguh menjunjung keadilan. Yang Mulia, Anda sendiri juga merasa begitu, bukan?” Tuan Sun menengadahkan wajahnya. “Bila Anda tidak menyetujui pendapat saya, Anda tidak mungkin mengangkat He Xian menjadi Menteri Anda. Anda juga menyadari potensi anak
He Xian berderap cepat menuju An Chang, Min-Hwa mengikutinya di belakang. Mereka memacu kudanya dengan kecepatan pehuh sehingga tidak sampai sehari mereka sudah tiba di An Chang. Terburu-buru mereka melaju ke Istana. Sesampainya di sana, He Xian berseru lantang, “Saya adalah Sun He Xian! Mohon perkenankan saya menghadap Paduka sekarang juga!” Gerbang Istana berderit terbuka, dan keluarlah Jenderal Wei disertai Letnan Xiang. “Pengkhianat negara Sun He Xian! Ternyata kau masih memiliki sedikit nyali patriotis untuk kembali ke sini.” “Tuan, saya bersedia menyerahkan diri saya. Jadi karena itu, mohon pertemukan saya dengan Paduka! Agar Beliau membebaskan keluarga saya! Mereka tidak ada kaitannya dengan semua ini, mohon ampuni mereka!” “Yang Mulia tidak ingin bertemu denganmu,” Jenderal Wei berkata dingin. “Dan mengenai keluargamu. sayang sekali. Mereka baru saja menjalani hukuma