Share

CHAPTER 3

“KRIIINGGG”

Pagi hari menyingsing diiringi suara alarm berdering di kamar seorang CEO. Susah payah ia berusaha menggapai alarm yang berdering dan kemudian mematikannya, lalu  menggeliat di ranjangnya sambil mengumpulkan nyawa yang masih tertinggal sebagian di alam mimpi.

CEO itu pun bangun dan berjalan ke toilet untuk buang air kecil, mencuci muka dan menyikat giginya. Sehabis melakukan pekerjaan basah tersebut ia berjalan ke dapur, mengambil tablet kopinya dan memasukannya ke dalam mesin kopi otomatis. Sembari menunggu kopinya siap ia membuka smartphonenya untuk melihat berita hari ini dan jadwal pekerjaan yang harus ia kerjakan hari ini.

‘Hari ini: Launching produk baru di Hotel XX’

Begitulah isi memo yang tertera di smartphonenya.

“Tit tit tit” suara mesin kopi berbunyi menandakan kopinya siap untuk diminum.

Setelah mengambil kopi ia membawanya menuju balkon rumahnya, membakar rokoknya sembari menikmati cahaya matahari pagi yang masih belum terlalu terang. Setelah menghabiskan sekitar dua batang rokok ia berjalan kembali ke sebuah ruangan di rumahnya. Dimana ruangan tersebut berisi alat-alat olahraga.  Ia melakukan trademill dan olah raga lainnya selama 45 menit sebelum akhirnya memutuskan untuk mandi dan bersiap untuk bekerja. Setelah merasa segar sehabis berolahraga dan mandi, ia memakai jasnya, menggunakan jam mahalnya, lalu berjalan keluar kamarnya.

Setibanya di luar sang CEO sudah disambut oleh supir dan asistennya yang sudah cukup lama menunggu di ruang tamu, bersiap untuk memulai pekerjaannya hari itu.

“Selamat pagi Pak. Sebaiknya kita segera berangkat. Hari ini ada rapat pagi persiapan untuk launching produk smartphone terbaru kita. Dan perwakilan dari artis korea juga ada disana untuk membicarakan detail kontrak sebagai brand ambassador produk terbaru kita.” ucap pak Han dengan tergesa sembari berjalan menuju mobil dan membukakan mobil untuk bossnya dan mobil itu pun segera melaju pergi.

---------

Sudah tiga hari lamanya Petra si anak malang yang suka dibully  tidak masuk sekolah, dan tentu saja penyebabnya adalah karena insiden buang air kecil di celana kemarin. Bagaimanapun juga dia pasti merasa sangat malu atas kejadian itu.

Nadia, seorang gadis dengan paras cantik mengintip ke dalam jendela kelas seperti sedang mencari seseorang. Saat ada salah satu anak yang keluar dari kelas tersebut, dia pun dengan sigap menahan lengannya dan bertanya tentang keberadaan Petra kepada anak itu. Lalu anak itu pun menceritakan kejadian yang menimpa Petra beberapa hari lalu, dimana Petra dibully sampai mengompol oleh beberapa anak badung di kelasnya. Hal itu membuat Nadia menjadi sangat marah dan segera mencari anak badung yang menganggu Petra. Nadia masuk ke kelas itu dan matanya bergerak dengan cepat mengitari seisi kelas. Ketika ia sudah menemukan siapa targetnya, ia langsung menghampiri anak badung yang sedang asik bercanda dengan temannya itu. Tanpa basa basi Nadia menendang kepala anak badung itu sehingga membuat anak itu terjatuh. Tentu saja hal itu membuat anak itu sangat marah.

“Kau sudah gila ya? Apa masalahmu bangsat?!” teriak anak badung  itu, kesakitan sembari memegangi kepalanya.

“Heh kau yang bangsat! Jangan mentang-mentang kau merasa jagoan dan berteman dengan anak-anak nakal sehingga kau bisa seenaknya menganiaya anak yang lebih lemah. Asal kau tau, Petra itu adalah temanku!” teriak anak perempuan itu.

“Lalu masalahmu apa bangsat? Memang nya kalau kau temannya terus kenapa HAH?!”  bentak anak badung itu sambil menunjuk-nunjuk muka Nadia.

“KRIIINGGG” tiba-tiba bel tanda masuk kelas berbunyi. Kemudian Nadia pun berbalik dan pergi meninggalkan anak badung yang masih terlihat sangat marah itu.

“Heh dengar ya! Meskipun lu cewek gue gak bakal segan mukul lu, lu tunggu aja !” teriak anak badung itu.

Nadia tidak menghiraukan ancaman yang diberikan padanya dan hanya berlalu sembari mengacungkan jari tengah.

“Kita harus buat perhitungan dengan anak itu!” ucap anak badung itu kepada teman temannya.

Tidak lama setelah insiden tersebut, Petra datang dan ia pun duduk di bangkunya.  Seperti yang sudah ditebak baru sebentar ia menyandarkan pantatnya di kursi, si anak badung datang bersama temannya. Mereka seakan tidak pernah puas membully Petra si anak malang.

“Tadi ada temen lu cari masalah sama gue, liat aja ntar pulang sekolah temen lu bakal gue hajar!” ancam anak badung itu.

Petra yang tidak mengetahui kejadian itu pun dibuat bingung olehnya.

“Teman gue? Siapa maksud lo?” tanya Petra heran.

“Iya teman lu si cewek gila, tadi dia tiba-tiba masuk dan menendang gue!”

Anak badung itu pun segera mengambil ancang-ancang  tendangan memutar dan sukses mengenai hidung Petra hingga berdarah.

“Uuggh…” rintih Petra.

“Upsss! Mampus lu! Ini akibat perbuatan teman lu itu!” ujarnya.

Sembari menekan hidungnya yang berdarah dengan tissue, Petra pun berpikir siapakah anak perempuan yang cukup gila menendang kepala Adi si anak badung? Dan tiba tiba ia teringat Nadia sahabatnya. 

Tidak… jangan bilang kalau anak perempuan itu adalah Nadia? Tanyanya dalam hati sembari menggeleng -gelengkan kepalanya berharap bahwa anak perempuan yang dimaksud oleh anak badung itu bukanlah si Nadia.

Tentu saja harapan hanyalah tinggal harapan.

---------

“Prok prok prok”

Riuh tepuk tangan menggema di sebuah ruangan hotel berbintang  4. Di sana banyak terdapat wartawan dan vlogger tekno. Mereka menyambut kata-kata dari MC yang memandu sebuah acara peluncuran smartphone terbaru dari perusahaan GMR Elektronik. Tampak CEO perusahaan itu duduk di meja VIP nya, bersiap untuk segera maju mempresentasikan produk terbaru perusahaan nya itu.

“Mari kita sambut CEO GMR Elektronik, kebanggaan kita! Bapak Mikael Rusell!” teriak sang MC.

“Pak, silahkan maju pak.” ucap pak Han yang sedang duduk di sebelahnya.  Mikael hanya mengangguk dan segera berdiri untuk presentasi di depan sekitar 500 orang yang memadati aula hotel tersebut. CEO itu pun menjelaskan smartphone flagship terbarunya yang dibekali oleh spesifikasi terbaik di kelasnya, dan ia pun mengklaim kalau smartphone nya itu akan sukses karena harganya yang jauh lebih murah dari competitor. Bahkan mereka pun sudah bekerja sama dengan artis ternama asal Korea untuk menjadi brand ambassador produknya. Setelah presentasinya yang hebat, ia pun mengakhirinya dengan membungkuk kemudian disambut tepuk tangan meriah para tamu disana.

“Aku mau keatas dulu untuk merokok, kalian tolong jawab pertanyaan dari wartawan dan layani para vlogger tekno dengan baik!” perintah Mikael kepada karyawannya yang berada disana,  dan mereka pun segera mengiyakan perintah bossnya tersebut.

Mikael menuju ke area outdoor hotel yang berada di rooftop. Di sana dilengkapi dengan kolam renang dan area minibar. Kemudian ia membakar rokoknya sembari menyandarkan dadanya di tembok pembatas yang kebetulan tingginya pas, menghisap rokoknya sambil menikmati pemandangan dari atas hotel tersebut.

Baru beberapa saat dia menikmati keadaan itu tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan seorang pria..

“Dasar CEO bangsaaaat!!!”  teriak pria itu sembari berlari dengan kencang.

Pria itu memeluk Mikael dengan cepat, kemudian mendorong badannya dan badan Mikael hingga mereka terjatuh dari balkon pembatas area outdoor hotel tersebut.

Kepala pria yang tidak bukan adalah Ketua Serikat Pekerja itu langsung pecah begitu mendarat di dasar lantai hotel. Sedangkan tubuh sang CEO jatuh menghantam sebuah mobil yang terparkir di bawahnya..

“TIN TIN TIN” begitulah bunyi alarm mobil yang atapnya harus penyok dijatuhi oleh tubuh CEO itu.

Matanya menatap lurus keatas sampai perlahan-lahan mata itu menutup dengan sendirinya

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status