Home / Young Adult / TO GET HER / 102. Menghadapinya Seorang Diri

Share

102. Menghadapinya Seorang Diri

last update Last Updated: 2025-12-23 18:47:55

Chapter 102

Menghadapinya Seorang Diri

Aneesa menyandarkan kepalanya di lengan Marcello. “Kalak kita akan bersama-sama membuat prestasi, saling mendukung dalam segala hal hingga di ruang belajar kita rak-raknya penuh dengan piala.”

Marcello setuju dengan ucapan Aneesa dan berhenti di depan pintu kabin lalu memeluk Aneesa dengan lembut. “Anak-anak kita pasti akan sangat bangga memiliki ibu sepertimu.”

“Mereka juga bangga memiliki ayah sepertimu, ayah yang sangat mencintai ibu mereka,” kata Aneesa pelan dan serak, “Marcello, aku ingin keluarga yang harmonis, seperti keluargamu. Ayah dan ibumu penuh cinta, aku ingin anak-anak kita kelak mendapatkan cinta seperti yang kau mendapatkan di keluargamu.”

Marcello mengecup kening Aneesa dengan lembut lalu berkata, “Aku bisa tidak menjanjikan kehidupan yang sempurna, tetapi aku pasti akan berusaha sebaik mungkin untuk mewujudkan keinginanmu.”

Aneesa mengangguk pelan, di matanya tidak ada keraguan terhadap Marcello. Ia berjinjit seraya melin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Rizqo Permana
makasih kak sudah update, love untuk kakak
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TO GET HER   103. Menyudahinya

    Chapter 103MenyudahinyaJam dua siang waktu Los Angeles, Aneesa meninggalkan kabin pesawat seorang diri, sementara Marcello menyusulnya dengan tetap mempertahankan jarak. Aneesa berpenampilan nyaris tidak dikenali orang lain sedangkan Marcello berpenampilan seperti biasa, mengenakan celana jeans dipadukan dengan kaus sederhana ketat yang dilapisi jaket bomber dan sneakers putih polos. Dalam penerbangan, mereka menggunakan fasilitas first class, mereka berada di kabin bersebelahan, terpisahkan oleh sekat yang bisa dibuka setengah sehingga dapat saling memastikan kehadiran satu sama lain dan bisa mengobrol pelan tanpa menarik perhatian siapa pun. Di pintu kedatangan dua pria berpostur tinggi dan mengenakan pakaian serba hitam langsung mendekatinya tanpa mengatakan apa pun, hanya senyum penuh arti seraya sekilas menatap Marcello yang berjalan santai di belakang Aneesa sembari menyeret sebuah koper berukuran kecil kemudian mengarahkan Aneesa ke sebuah mobil Mercedes Benz Sclass berwarna

  • TO GET HER   102. Menghadapinya Seorang Diri

    Chapter 102Menghadapinya Seorang Diri Aneesa menyandarkan kepalanya di lengan Marcello. “Kalak kita akan bersama-sama membuat prestasi, saling mendukung dalam segala hal hingga di ruang belajar kita rak-raknya penuh dengan piala.” Marcello setuju dengan ucapan Aneesa dan berhenti di depan pintu kabin lalu memeluk Aneesa dengan lembut. “Anak-anak kita pasti akan sangat bangga memiliki ibu sepertimu.” “Mereka juga bangga memiliki ayah sepertimu, ayah yang sangat mencintai ibu mereka,” kata Aneesa pelan dan serak, “Marcello, aku ingin keluarga yang harmonis, seperti keluargamu. Ayah dan ibumu penuh cinta, aku ingin anak-anak kita kelak mendapatkan cinta seperti yang kau mendapatkan di keluargamu.” Marcello mengecup kening Aneesa dengan lembut lalu berkata, “Aku bisa tidak menjanjikan kehidupan yang sempurna, tetapi aku pasti akan berusaha sebaik mungkin untuk mewujudkan keinginanmu.” Aneesa mengangguk pelan, di matanya tidak ada keraguan terhadap Marcello. Ia berjinjit seraya melin

  • TO GET HER   101. That's my Girl!

    Chapter 101That's my Girl!Hari-hari di Silverstone seperti tidak terasa, waktu seperti berjalan seperti sangat cepat, dan setiap detik terasa sangat berharga. Di tempat sederhana itu banyak moment yang teramat berharga dan tak mungkin dilupakan: Aneesa menemani Marcello menyiapkan makanan di dapur sempit, bekerja sama membersihkan rumah, atau sekedar menikmati teh di living room sederhana sembari membicarakan hal-hal sederhana. Setiap hari Marcello pergi melakukan latihan yang telah dijadwalkan dan Aneesa menghabiskan waktunya untuk menulis lagu atau sekedar mencoret-coret membuat sketsa lukisan di iPad atau terkadang di atas kertas. Namun, ia tidak pernah merasa kesepian meskipun terkadang harus sendirian di apartemen sederhana itu, justru Aneesa merasa jika kehidupan seperti inilah yang didambakannya. Begitu aman dan tenang, meskipun Aneesa menyadari situasi tersebut mungkin tidak akan berlangsung lama karena hubungannya dengan Barron belum diakhiri. “Besok aku tidak ada jadwal

  • TO GET HER   100. Hadiah Mahal

    Chapter 100Hadiah MahalMarcello tersenyum menggoda. “Apa harus dikatakan?” “Jika kau tidak mengatakannya, kuanggap pembicaraan kita tadi tidak pernah ada,” jawab Aneesa dan tatapannya seperti sedang mengejek Marcello. Rona merah hangat menghiasi kulit wajah Marcello, bibirnya tersenyum, pendar di matanya berkilau seperti bintang-bintang, dan tangannya perlahan menyingkirkan rambut di pelipis Aneesa—menjepitkannya ke belakang telinga. “Hari itu di pernikahan bibiku,” kata Marcello pelan, “pertama kali aku melihatmu dan aku langsung berpikir jika kau adalah gadis yang kelak akan kunikahi. Perasaan itu tidak pernah goyah, aku...." Aneesa meletakkan jari-jarinya di mulut Marcello, ditatapnya mata Marcello dengan lembut dan mesra. “Biar aku yang mengatakannya.” Jari-jari Aneesa perlahan bergerak menelusuri bibir Marcello dengan lembut, bibirnya tersenyum sementara sorot matanya mengagumi Marcello. “Maafkan aku tidak memahami semua isyarat yang kau berikan padaku, dan maaf karena ter

  • TO GET HER   99. Ribuan Hari Tanpamu

    Chapter 99Ribuan Hari Tanpamu Marcello kemudian mengeluarkan beberapa bahan makanan dari dalam kulkas di dapurnya yang tidak terlalu besar kemudian mulai memanaskan makanan yang ditempatkan di wadah khusus. Dalam lima belas menit di atas meja tersaji sup krim mushroom, roti panggang, grilled chicken strips, dan dua cangkir teh madu jahe mengepulkan uap tipis di atasnya. Bukan hidangan mewah, bahkan disajikan dengan sederhana menyesuaikan dengan keterbatasan apartemen sewaan Marcello. Namun, justru di situlah Aneesa merasakan kehangatan, perhatian kecil, dan ketulusan yang membuatnya merasa memiliki rumah untuk pulang yang membuat Aneesa semakin yakin jika menyusul Marcello ke Silverstone adalah keputusan terbaik dalam hidupnya.Setelah makan malam mereka berbagi tugas, Aneesa membersihkan meja sementara Marcello mencuci peralatan makan kemudian Marcello memindahkan koper Aneesa ke dalam kamar dan mengeluarkan isinya sementara Aneesa menyegarkan diri dengan air hangat di kamar mandi

  • TO GET HER   98. Tidak ada Jalan

    Chapter 98Tidak ada jalanAneesa tiba di Heathrow pukul dua siang setalah mengganti rute penerbangan ke Barcelona terlebih dahulu barulah melanjutkan penerbangan ke Inggris untuk menghindari Barron yang mungkin akan menyelidiki penerbangannya meskipun sebenarnya sudah tidak peduli lagi pada Barron dan akan seperti apa hubungan mereka. Sementara Lyndi tidak ikut ke Inggris karena pertimbangan jika Lyndi tertangkap kamera di Inggris maka Barron akan mencurigai keberadaannya. Setelah melewati pintu imigrasi khusus dan dengan penampilan yang hampir tidak mungkin dikenali oleh siapa pun Aneesa menuju pintu kedatangan, di sana Marcello berdiri menunggunya. Sama seperti dirinya, Marcello juga dalam mode penyamaran. Kacamata hitam besar menutupi matanya, topi hitam, masker wajah yang hampir menutupi sebagian wajah. Namun, Aneesa mengenalinya karena mereka telah bertukar informasi sebelum Aneesa menonaktifkan total ponselnya.Setelah menaruh dua buah koper yang dibawa Aneesa di bagasi dan me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status