Ry & Ruu

Ry & Ruu

Oleh:  Fitri_alpha  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
84Bab
2.5KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ruu si playboy kelas kakap takluk pada seorang Ry yang sama sekali bukan tipe-nya. Manja dan kekanakkan adalah dua sifat yang paling dijauhi Ruu. Celakanya keduanya justru melekat erat pada sosok Ry yang mungil. Sosok mungil yang dapat menjungkirbalikkan dunia Ruu yang semua serba palsu.

Lihat lebih banyak
Ry & Ruu Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
84 Bab
Bab 1
“Sie!”Cowok berlesung pipi itu menoleh. Ry, pantas. Enggak ada gadis yang berani berteriak sekencang itu di sekolahnya, gadis tomboy sekali pun. Sie menghentikan langkahnya. “Ada apa?” tanyanya malas.“Tumben Sie masuk sekolah…”“Ada janji sama Rin,” potong Sie cepat. “Ngapain Ry mencariku?”“Sie tau nggak ke mana Ruu, udah beberapa hari aku nggak liat dia.”Sie menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Gadis manja ini, ingin rasanya Sie menoyor kepala cantik Ry, untung calon kakak ipar. Sabar Sie. Sie mengembuskan napas melalui mulut. Tapi kok, masa sih Ruu tidak memberi tahu kepada gadisnya ke mana dia pergi?“Aku kan kangen,” ucap Ry sambil memasang tampang manis.“Emang Ry nggak tau ke mana Ruu pergi?” tanya Sie. Pemuda itu menggaruk alis.Ry menggeleng lucu.“Tapi Ry kan ceweknya Ruu?”Ry menatap cowok basket itu kesal. “Tapi Ruu nggak bilang apa-apa sama aku!” sentaknya judes.Sie mengembuskan napas melalui mulut. Lagi. Untung stok sabarnya banyak, kalo tidak sudah habis gadis keka
Baca selengkapnya
Bab 2
“Ruu!” teriak Sie kencang sambil berlari ke arah Ruu yang lagi asyik berduaan dengan Gea.Ruu menatap Sie kaget dan heran.“Apaan?” tanya Ruu kesal.Sie tidak peduli Ruu melotot ke arahnya saat ia ikut duduk di antara mereka berdua, Ruu dan Gea.“Sie ngapain sih?” protes Gea. “Ganggu aja.”Sie menatap Ruu serius terkesan horror, tidak memedulikan Gea yang cemberut. “Ry,” ucapnya gugup.“Ry?” ulang Ruu sambil menaikkan sebelah alisnya kurang senang, karena Sie menyebut nama Ry di depan Gea.“Aku ngeliat Ry menuju kemari!” sambung Sie setelah berhasil mengendalikan diri.“Apa?”Spontan Ruu berdiri. Tak dihiraukannya Gea yang makin cemberut mendengar nama Ry. Yang dipikirannya sekarang Cuma Ry. Untuk apa Ry kemari, lalu dari mana gadisnya itu tahu tempatnya bekerja.“Ngapain Ry kemari?” tanya Ruu cemas. Dari suaranya, kentara sekali kalau Ruu tengah gugup.Sie mengangkat bahu tanga tidak tahu. Sebelum pemuda berlesung pipi itu menjawab pertanyaan Ruu, terdengar suara seorang gadis menyer
Baca selengkapnya
Bab 3
"Ry!"Gadis manis itu menoleh kemudian tersenyum ketika tahu siapa yang memanggilnya."Keiya!" serunya senang."Kok Ry sendiri?" tanya Keiya sambil memutar topi baseball-nya ke arah belakang.Ry mengangkat bahu. "Rin di lapangan basket, setelah tadi ngomel karena Sie nggak masuk lagi." Ry tertawa kecil yang membuat lesung pipinya melekuk dalam. Keiya terpesona melihatnya."Terus, tadi Mina ada rapat sama Shoun."Keiya diam melongo menatap Ry. Membuat gadis bertubuh mungil itu bingung sekaligus kesal."Keiya!" sentak Ry.Pemuda itu kaget. "Ah i-iya," jawab Keiya gugup."Keiya kenapa, sih?" sungut Ry kesal. "Aku, 'kan, lagi ngomong sama Keiya, nggak lagi ngomong sama tembok." Gadis itu cemberut."So-sorry." Keiya tergagap. "Tumben Ry baca," ucapnya mengalihkan pembicaraan. Kapten klub baseball itu menunjuk buku yang berada di tangan Ry.Ry nyengir sambil mengangkat bukunya. Keiya tersenyum melihat buku itu. Komik. Pantas. Harusnya dia sudah tahu, tidak mungkin Ry membaca buku selain bu
Baca selengkapnya
Bab 4
"Hii, Charlie's Angels!" seru seseorang.Ry, Rin, dan Mina berbalik."Tungguin dong!"Sie! Dikira siapa. Ketiga gadis itu melengos kesal kemudian kembali berjalan."Hei!" teriak Sie lagi sambil berlari kecil. "Kenapa, sih, kok, cuek banget?" tanya pemuda berlesung pipi itu setelah berada di dekat ketiga gadis berbeda karakter itu."Ngapain Sie teriak-teriak?" tanya Ry gusar.Sie melongo mendengarnya. Untung dia tidak tertabrak siswa lain atau jatuh karena dia berjalan mundur, menghadap ke arah Ry and the gank. Koridor dan kelas-kelas mulai ramai karena siswa-siswa yang mulai berdatangan."Tumben Sie masuk!" sindir Rin.Pemuda anggota klub basket itu diam. "Tapi kalo Sie masuk pasti ada sesuatu." Mina tersenyum.Sie nyengir. "Kok tau?" tanyanya bego."Kebiasaan jelek." Ry mengibaskan tangannya mengolok Sie. Sie menatap Ry sekilas. Lalu, ketika dia ingin berbicara bel tanda masuk kelas berbunyi.Ry dan sahabat-sahabatnya segera meninggalkan pemuda itu menuju kelas mereka masing-masing
Baca selengkapnya
Bab 5
Ry melongo mendengarnya. Apa maksud pemuda di depannya ini? Sungguh dia tidak mengerti dengan hal-hal yang dikatakan Shoun. Ry menggaruk kepalanya sambil sesekali melirik Sie yang lagi berebut bola orange dengan Rin di lapangan. Kedua orang itu saling bertaruh. Sie memang sudah masuk sekolah beberapa hari ini. Ry tidak menyangka kalau Sie menerima kekalahan dan memenuhi keinginannya untuk pemuda itu masuk sekolah. Rasanya aneh memang, tapi itulah kenyataannya. Seorang Sie Matsuzaka yang terkenal selain sebagai pangeran basket juga tukang bolos nomor satu di sekolah mereka, sekarang masuk sekolah dengan rutin. Hampir dua Minggu terakhir Sie tidak pernah bolos. "Ry ngerti nggak?" tanya Shoun mengakhiri ceramahnya.Ceramah? Tentu saja. Ry selalu mrnhanggap perkataan panjang lebar seperti perkataan Shoun tadi dan sejenisnya sebagai ceramah. Ry menggeleng polos. Gantian, sekarang Shoun yang menggaruk kepalanya."Shoun tau, kan, kalo aku nggak pintar sama yang kayak begituan, masih aja Sh
Baca selengkapnya
Bab 6
Suasana Mobieus yang ramai tidak membuat Ruu senang. Padahal biasanya pemuda tampan itu menyukai suasana seperti sekarang, karena dia akan memperoleh bonus yang cukup besar dari bosnya. Namun sekarang pemuda itu terlihat manyun, tidak ada sepotong senyum pun di bibirnya. Bahkan teguran para pengunjung hanya dijawabnya dengan anggukan kecil. Ruu mendesah, perasaannya kacau beberapa hari ini. Kepalanya menggeleng beberapa kali mengusir lamunan. Suara sekelompok anak yang baru memasuki Mobieus menarik perhatian Ruu. Suara yang nggak asing, pikirnya. Dialihkan tatapannya ke arah mereka. Sie, Rin, Mina dan.... Ruu nyaris tidak percaya pada penglihatannya, tetapi itu memang dia. Sosok mungil yang dirindukannya ada di antara mereka. Ry ada di sana bersama teman-temannya!Keempat makhluk itu memasuki kedai es krim berbarengan, kemudian berebut untuk duduk di salah satu meja yang terletak di pojok ruangan. Ruu buru-buru menghampiri empat sahabat itu sebelum pelayan lain mendekati mereka."Ry
Baca selengkapnya
Bab 7
Ry melangkah menuju meja teman-temannya setelah urusannya dengan Ruu sudah selesai. Ry perlu membujuk Ruu agar pemuda itu mau membiarkannya kembali bersama teman-temannya. Ry sempat cemberut dan merajuk. Bagaimana mungkin Ruu berpikir untuk bolos bekerja hari ini hanya untuk menemaninya agar dia percaya padanya? Ruu bego, dengus Ry kesal dalam hati."Gimana?" tanya Sie tidak sabar."Apanya?" Ry balas bertanya. Wajah polosnya pura-pura tidak tahu lantas menarik sebuah kursi ke meja Sie dan teman-teman lalu duduk dengan cueknya."Ry kok kaya gitu sih?" protes Rin."Kaya gitu apaan?" Ry mengerjap kemudian membelalak saat Rin mencubitnya. "Aww Rin. Sakit, Bego!" hardiknya.Rin melengos. "Biarin!" sungutnya. "Aktingnya receh sih."Gemas, Ry memukul pelan pergelangan Rin. Membuat gadis tomboy itu mendelik marah.Sie memutar bola mata bosan. Kebiasaan buruk Yamazuki bersaudara, pikir pemuda berlesung pipi itu. Dengan cepat Sie berdiri dari duduknya kemudian duduk di antara kakak-beradik yang
Baca selengkapnya
Bab 8
"Keiya!"Kapten tim baseball itu menghentikan langkah dan menoleh ke asal suara. Pemuda itu tersenyum begitu melihat Ry melambaikan tangan ke arahnya."Keiya, tungguin!" Ry berlari kecil sambil melambai ke arah teman-temannya. "Duluan!" ucapnya tanpa suara.Rin melengos melihatnya. "Huh!"Mina menoleh. "Kenapa?" tanyanya dengan alis berkerut."Sebel deh." Rin memantulkan bola basketnya di tanah. "Ry kayak playgirl gitu."Alis Mina berkerut. "Playgirl gimana?" tanyanya."Itu ...." Rin memonyongkan mulutnya. "Maksud aku gini lho, Mina. Ry itu kan udah punya pacar, tapi kok masih nempel aja sama Keiya?"Mina tertawa kecil. "Rin iri ya?""Iri apaan?" Rin makin sewot."Nggak boleh ngata-ngatain Ry kayak gitu. Lagian kan Ry bukan playgirl, Ry nggak pacaran sama Keiya kan?"Rin mengembuskan napas kasar. "Nggak bilang pacaran, cuman nempel!" ketusnya."Rin berantem lagi ya sama Sie?" tebak Mina asal. Bukan asal sih sebenarnya, sikap Rin sudah bisa ditebak. Kalau terlihat uring-uringan seperti
Baca selengkapnya
Bab 9
"Pulang sekolah kalian ke Mobieus nggak?"Ry yang sedang menyeruput softdrink berhenti. Menatap Rin dengan kening berkerut. Tumben, pikirnya."Maybe." Ry mengangkat bahu cuek."Mina?" Rin menatap gadis lembut itu meminta jawaban.Mina mengalihkan tatapan dari buku yang sejak tadi menjadi fokus matanya ke arah Rin."Rin mau ke Mobieus?" tanya Mina hati-hati. Gadis itu tahu kalau Rin sedang dalam keadaan hati yang kurang baik akhir-akhir ini. Dia tidak ingin menambah buruk suasana hati sahabatnya yang tomboi itu.Rin mengangkat bahu. "Nggak tau," jawabnya. "Pengen pergi sih, tapi ....""Tumben." Ry melirik adiknya yang sedang memutar-mutar bola basket. "Kemaren-kemaren diajak nggak mau."Rin menatap Ry sekilas kemudian berdiri meninggalkan kakak dan teman baiknya.*** "Eh itu Sie kan?" Mina menarik tangan Ry ketika gadis itu ingin melangkahkan kakinya memasuki Mobieus."Mana?" Ry celingak-celinguk mencari, membiarkan Rin masuk lebih dulu bersama Keiya dan Shoun."Itu!"
Baca selengkapnya
Bab 10
"Siapa, sih, cowok itu, murid baru, ya?"Hampir seluruh siswa SMU Banzare terutama para siswa perempuan yang melihat pemuda bertampang cool itu berkasak-kusuk ria seperti itu, karena mereka baru pertama kali melihat pemuda itu, karena memang pemuda itu siswa baru."Not bad," gumam Go Yatsuba, si siswa baru sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Dia sedang mengamati keadaan sekolah barunya. "Sekolahnya nggak jelek-jelek am....""Aww!" rintih seorang gadis yang tertabrak tubuhnya."Kamu buta ya?!" maki gadis itu galak. Mata bulatnya membelalak kesal. Bagaimana tidak kesal, gara-gara pemuda sinting yang celingukan bola basketnya terjatuh dan menggelinding agak jauh. Beruntung bola itu tidak menuruni tangga, kalau tidak dia pasti akan membunuh pemuda di depannya ini.Go terperangah melihatnya. "Manis banget," pikirnya."Sialan!" maki si gadis lagi, kali ini tambah judes. "Jalan tuh pake mata!" belalaknya galak. "Woyyy!!!""Hah???" Go tergagap. Gadis itu meneriakinya. "Ya-ya?""Dasar tolol
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status