Share

15-Rencana Spesial

Perlahan, aku naik ke lantai atas menuju kamar Dinda. Adik ANGKATKU itu masih terbaring lemah di ranjang dengan selang infus di tangannya. Dia menoleh sekilas ke arahku lalu mengulum senyum seolah tak terjadi apa-apa. Benar-benar pintar bersandiwara.

"Gimana keadaanmu, Din?" tanyaku singkat. Kesal tapi mencoba meredam ego dan emosi demi sebuah sandiwara. Jika mereka pintar bersandiwara, aku juga akan melakukan hal yang sama. Tetap pura-pura tak tahu apa yang terjadi seperti sebelumnya.

"Alhamdulillah sudah membaik, Mbak. Untung Mas Bima segera membawaku ke rumah sakit," ucapnya memuji Mas Bima. Aku hanya tersenyum tipis lalu menganggukkan kepala.

"Syukurlah kalau begitu. Semoga kamu cepat sembuh biar cepet balik ke rumah. Rumah sepi kalau nggak ada kamu. Mas Bima dan anak-anak pasti juga merasa kehilangan," ucapku lagi sembari duduk di samping ranjangnya. Dinda terlihat salah tingkah. Dia menganggukkan kepala menjawab ucapanku.

Sekitar 15 menit aku menjenguk Dinda lalu pamit pula
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status