‘I'm not crying 'cause you left me on my own
I'm not crying 'cause you left me with no warningI'm just crying 'cause i can't escape what could've been’[Just Give Me a Reason – Pink]
...
Dalam kurun waktu yang cukup singkat, segala hal berubah tanpa terduga,. Beberapa saat lalu semuanya masih baik-baik saja dan aman terkendali. Semuanya masih baik dan berjalan lancar seperti yang Ethan r
'When you think about another person more than you think about yourself,itislove'-[sujanpaudel]...Suara yang berasal dari kedua sepatu hak tinggi milik Jeny, menggema di seisi lorong rumah luas yang kini terlihat sepi tidak berpenghuni, ketika wanita bermata sipit itu berjalan menuju kamarnya.Satu helaan singkat lolos dari bibirnya, menemukan rumah besar yang menjadi tempatnya tumbuh bertahun-tahun, sebelum Jeny lebih memilih tinggal di apartemennya sendiri, satu tahun yang lalu. Yah, meski sekitar sebulan yang lalu Jeny kembali ke rumah ini ketika kakaknya menawarkan sebuah pernikahan pada Jeny.Tepat ketika Jeny memasuki kamarnya, ia sedikit dikejutkan dengan keberadaan Dojun yang tengah duduk di sofa dekat ranjangnya dengan map coklat yang tidak asing di mata Jeny. Map yang Jeny dapatkan dari Sara beberapa hari yang lalu, Jeny lupa menyembunyikan benda tersebut.Saat itu j
'Kamu yang mengatakan langit itu indah, sekarang berjalan hanya melihat ke tanah. Seperti melihatku.Kau menyerupai bulan yang menerangi langit malam, tapicahayamumenjadi tertutup olehkegelapanku'(Day6-Afraid)...Ada begitu banyak kata yang ingin diucapkan, namun pada kenyataannya tidak ada satupun yang dapat keluar maupun terungkapkan. Kembali, semuanya hanya dapat Sara simpan rapat-rapat di bagian terdalam dirinya.Sebenarnya, apa yang sangat diri Sara inginkan saat ini?Sara sendiri tidak tahu, karena Sara tidak begitu mengenal dengan baik dirinya sendiri.Yang hanya Sara tahu tentang dirinya adalah, ia yang dipenuhi ketidakmampuan, tidak mampu akan segala hal yang diri Sara inginkan.Sejak dulu, ketika ia masih tidak mengerti mengapa orang
'Suatu hari, awan gelap akan berlalu. Suatu hari nanti, hari dimana saat kita tersenyum tanpa beban. Aku harap hari itu akan kembali'[Day6– Still]...Udara malam yang perlahan berubah dingin, menyelimuti keheningan yang membungkus kedua bersaudara Kim. Tidak, itu bukan berasal dari udara malam yang tidak lama lagi akan berganti menuju penghujung tahun. Keduanya berada di dalam mobil yang tertutup rapat tanpa celah, menghalau dengan pasti udara dari luar sana.Perasaan dingin yang merambat dari ujung kepala hingga kaki, hingga membekukan kedua bagian terdalam dua bersaudara yang duduk saling berdampingan. Itu bukan dari musim yang sebentar lagi berganti. Kim Sara maupun Kim Jooin merasakannya, kedinginan yang menyelimuti keduanya selama perjalanan.Itu berasa dari mereka yang pada akhirnya kehilangan segala hal yang sebelumnya mereka tanggung, Sara memilih melepaskannya dan begitu pula Jooin. Sara memilih meni
'Sesuatu yang benar-benar kau inginkan melebihi uang, sekarang kau sadar bahwa itu tidak akan pernah bisa kau dapatkan'-Yato°noragami-...Sara punya mimpi, mimpi yang terbilang sederhana. Sebuah masa depan dimana ia dan Jooin berjalan dengan bahu berdampingan, membicarakan hal-hal sederhana lalu tertawa tanpa beban akan sesuatu yang tidak penting.Membayangkannya saja sudah membuat Sara tidak bisa menahan bibirnya uuntuk melengkung tipis, sehingga Jooin yang baru saja kembali beberapa saat lalu ikut tersenyum hanya dengan melihatnya.Jooin yang berada di dapur, memerhatikan Sara dengan begitu lekat ketika adiknya tengah menikmati es krim yang Jooin bawakan dengan satu tangan memegang novel yang sebelumnya Jooin bawa pulang untuk Sara.Kim Sara tersenyum tipis meski tidak kentara, namun Jooin dapat menyadari jika Sara tengah berada di mood yang cukup baik. Entah itu karena dia senang ata
Kim Sara maupun Jooin takut.Sara mengeratkan pegangannya di telapak tangan Jooin, dalam sekejap benaknya menjadi berantakan mengetahui jika Ethan sudah menemukannya. “Sepertinya kita harus bergegas.”Benar, Sara harus pergi dari tempat ini secepatnya. Atau Ethan akan kembali membawanya.Sebuah angan singkat merasuki isi kepala Sara, di saat situasi genting yang terjadi diantara dirinya dan Jooin. Jika memang Ethan mencarinya, mencoba untuk menemukan Sara dengan begitu keras.Jika Ethan datang untuk menemukan Sara karena dia merindukan Sara, untuk mengatakan kata maaf. Datang dan memeluk Sara, sambil terus mengucapkan kalimat permintaan maaf berkali-kali. Bahwa dia menyesal akan segala hal yang telah dia lakukan pada Sara.Sara ingin tahu seperti apa rasanya, ketika pada akhirnya Ethan menjadi seperti apa yang Sara harapkan selama ini.Keduanya segera meninggalkan apartemen, dan berjalan menyusuri lorong gedung apartemen bertanta
'Bunga-bunga beterbangan, menemani kesedihanku untuk saat ini.Di matamuyang memerah, seandainya aku bisa memutar kembali waktu, pada saat-saat indah itu. Aku ingin kembali.'[Bolbbalgan4- DREAM °Hwarang]...Di mana? Dimulai dari mana awal semua kesalahan ini dimulai?Apakah ketika Sara memilih melarikan diri bersama Jooin? Mengancam Kim Jeny tanpa sepengetahuan kakaknya? Memberitahu kehamilannya pada Ethan? Atau ketika Sara mengenal Ethan dan mengkhianati Dojun?Sara tidak tahu bagian mana yang salah, semua yang telah ia lakukan entah mengapa kini terasa bagai mimpi buruk di malam kemarin. Namun inilah kenyataannya, setelah semua keputusan yang membawa Sara pada jurang tak berdasar. Kini Sara kehilangan segalanya.Harapannya, mimpinya, dan masa depan yang ia dambakan. Semuanya hilang dalam sekejap.Sara tersadar dari segala macam hal yang terus menerus berkecamuk di dalam bena
"Bagaimana dengan Shian?"Hajin berdecak pelan mendengar pertanyaan yang Ethan berikan kala ia pertama kali menginjakkan kedua kakinya di ruangan kantor milik Ethan,"Yah, dia masih seperti kemarin. Sepertinya Shian hanya memberikan informasi, dia tidak terlibat apapun dengan Dojun selain itu."Hajin berjalan memutari ruangan milik Ethan dengan kedua tangan yang ia masukan ke dalam saku celana, kedua manik bulatnya menelisik setiap sudut ruangan. Sambil sesekali ia melirik pada Ethan yang terlihat fokus dengan pekerjaannya.Sebenarnya Hajin benar-benar merasa kasihan pada Shian, Hajin mengenal Shian sejak beberapa tahun lalu sejak lelaki itu mulai bekerja menjadi asisten Ethan. Seharusnya Shian tahu, Ethan bukan orang yang tepat untuk di jadikan lawan.Tetapi mengetahui Shian yang memang bukan berasal dari kalangan seperti Hajin dan Ethan, Shian hanyalah lelaki biasa yang membutuhkan banyak uang untuk menghidupi keluarganya. Terutama Shian mempunya
Tatapan Jooin terjatuh pada tumpukan map yang hampir menggunung di mejanya, pada akhirnya Jooin kembali ke tempat ini. Tempat yang paling Jooin benci, kursi wakil Direktur perusahaan milik ayahnya. Tempat yang beberapa waktu lalu sempat Jooin tinggalkan. Berpikir bahwa dirinya tidak akan pernah kembali ke tempat ini selamanya, namun ternyata ia salah.Kejadian dimana Jooin pergi, terasa bagai mimpi indah singkat yang berakhir tidak menyenangkan, karena keputusan Jooin membawa Sara, adiknya harus kehilangan calon anaknya. Hal tersebut terus menerus menghantui Jooin, setiap malam tanpa henti. Membuat Jooin tidak sanggup untuk sekedar memejamkan kedua matanya barang sebentar saja."MissSara sudah siuman, apa bapak akan pergi ke rumah sakit hari ini?"Suara Jiran membawa kembali kesadaran Jooin, mendongak menatap sosok wanita yang selama ini selalu berada di sisi Sara ketika di kantor. "Hm, mungkin sore nanti." Jooin menjawab, kembali menyibukkan diri