Share

Chapter 2

Author: MISTERIOUS
last update Last Updated: 2024-12-06 15:15:34

Jauh di dalam lautan kesadarannya, Xuan Li mengalami keadaan yang sulit. Bayangan masa lalu bersama orang-orang yang ia sayangi datang seperti nyata. Dengan ujaran kebencian, mereka mendorong tubuhnya yang terikat oleh rantai hingga terjatuh ke dalam lautan tenang tak berujung.

Di tengah keputusasaan, ia mencoba melepaskan diri dari rantai yang membelenggunya. Usahanya berhasil. Namun, rantai yang hancur berubah menjadi bayangan hitam dengan mata merah menakutkan mencekiknya.

"Si-siapa kamu?" Xuan Li merasa nafasnya dan daya hidupnya terhisap oleh makhluk menyeramkan itu.

"Serahkan jiwamu dengan patuh. Sebagai gantinya, aku akan membalaskan dendamu. Hahaha."

"Tidak! Aku tidak sudi dikendalikan olehmu." Xuan Li berusaha keras untuk melepaskan diri, tapi sepertinya usahanya sia-sia.

"Hidupku benar-benar sudah berakhir."

Pandangannya mulai meredup. Saat hampir mati ia melihat cahaya terang yang menekan bayangan hitam. Cengkeramannya terlepas, namun ia tidak bisa merasakan apapun lagi selain kegelapan.

Ketika ia kembali membuka mata, pandangannya kabur oleh cahaya yang lembut dan asing. Xuan Li mendapati dirinya berbaring di atas tempat tidur kayu yang sederhana, namun nyaman. Dari celah pintu yang terbuka, angin sejuk membawa aroma hutan yang murni, sementara panorama pegunungan yang menjulang tampak seperti lukisan surgawi. Sesaat, ia mengira dirinya telah mati dan berada di alam nirwana.

"Jangan banyak bergerak dulu! Cederamu cukup serius."

Sebuah suara diiringi langkah-langkah tenang terdengar mendekat. Seorang pria berambut putih, dengan wajah tenang dan mata tajam seperti elang, memasuki ruangan. Usianya mungkin tidak muda namun wajahnya memancarkan aura keabadian.

"Apakah aku masih hidup?" Xuan Li melontarkan pertanyaan konyol yang membuat pria itu tersenyum.

"Tentu saja. Aku menemukanmu di dasar jurang," jawab pria itu sembari memeriksa keadaan Xuan Li dengan menyentuh pergelangan tangannya.

"Terima kasih sudah menyelamatkanku." Semula ia berpikir jika apa yang ia lalui sebelumnya hanyalah mimpi buruk. Ia tidak menyangka orang-orang terdekatnya berniat untuk menyingkirkannya.

"Tubuh giokmu adalah anugerah sekaligus kutukan," ujar pria itu. "Tanpa kendali yang baik kekuatan itu akan menghancurkanmu."

Xuan Li tidak mengerti ucapan pria itu.

"Tubuh giok? Maaf, siapa Anda sebenarnya, Tuan."

"Namaku Wu Jin, atau lebih dikenal sebagai Tabib Hantu Wu."

Xuan Li terbelalak mendengar namanya, tokoh yang disegani di seluruh Benua Tua.

"Rupanya kamu belum tahu jika kamu memiliki tubuh giok," lanjutannya.

"Aku hanya tahu tubuhku sangat lemah. Orang-orang menganggapku sampah, begitu juga keluargaku." Terngiang ucapan Yan Hui dan saudaranya, Xuan Yi, yang menginginkan kematiannya.

Tabib Hantu Wu menjelaskan secara rinci mengenai tubuh giok hingga membuatnya mengerti. Tubuh giok menyimpan kekuatan yang besar, butuh kultivasi yang tinggi untuk bisa mengendalikannya. Namun, pemiliknya butuh kerja keras yang lebih karena tubuh giok menyerap energi berkali-kali lipat lebih besar dari tubuh normal.

Xuan Li akhirnya mengerti mengapa dantiannya belum terbentuk meskipun ia sudah berlatih. Sebelum jatuh pingsan, ia juga hampir dikendalikan oleh kekuatan hitam tubuh giok yang ingin menguasai tubuhnya.

"Saat ini mungkin hanya ayah dan ibumu yang tahu tentang tubuh giokmu. Kamu harus tetap merahasiakannya. Untuk sementara tubuhmu aman, aku menekan kekuatan hitam tubuh giok dengan artefak batu hitam. Namun, sewaktu-waktu kekuatan itu bisa kembali meledak. Kamu harus tetap mengendalikan emosi dan segera meningkatkan kultivasimu."

"Jadi, ayah sudah tahu. Pantas saja." Wajah Xuan Li terlihat murung.

"Tidak perlu bersedih. Setelah tubuhmu pulih, aku akan melatihmu dan menjadikanmu satu-satunya muridku."

"Terima kasih, Guru. Xuan Li bersedia mengabdi padamu." Saking senangnya Xuan Li lupa dan bergerak untuk memberi hormat. Sedetik kemudian ia mengaduh kesakitan dan membuat Tabib Hantu Wu tertawa.

Tabib Hantu Wu, seorang penyendiri legendaris yang dikenal karena penguasaan seni pengobatan dan kekuatan misteriusnya. Lokasi tempat Xuan Li berada adalah Gunung Tulang Naga, kawasan terpencil yang bahkan para petualang ulung pun jarang berani mendekatinya.

Selama berbulan-bulan, Xuan Li dirawat oleh Tabib Hantu Wu, tubuhnya dipulihkan dengan ramuan langka dan teknik akupuntur yang hanya dikuasai olehnya.

Meski dantiannya berkembang lambat, Xuan Li memiliki kelebihan yang lain. Keuletannya, tekadnya yang kuat, dan pengetahuan mendalam tentang seni pengobatan membuatnya tidak bisa diremehkan.

Dalam kurun waktu lima tahun, Xuan Li mempelajari berbagai seni pengobatan dari sang tabib: teknik pemurnian pil, ramuan obat, akupuntur, hingga seni pengobatan yang dapat menyelamatkan atau menghancurkan hidup seseorang. Sebagai seorang genius, Xuan Li menguasai semua yang diajarkan dengan dedikasi yang tak terbantahkan.

Suatu sore, Tabib Hantu Wu berbicara serius kepada Xuan Li.

"Tubuh giokmu adalah pedang bermata dua. Setiap langkahmu akan membawa bahaya, bukan hanya bagi dirimu, tetapi juga bagi orang-orang di sekitarmu." Tabib Hantu Wu mengeluarkan sebuah gulungan. "Ini adalah catatan bahan utama Pil Penyelaras Roh dan tata cara pemurniannya. Pil ini akan membantumu untuk berkultivasi dengan cepat."

Xuan Li menerimanya lalu membukanya. Bahan-bahan untuk membuat pil penyelaras roh terbilang langka dan sulit didapat. Ia harus berkeliling ke seluruh penjuru benua untuk mendapatkannya.

"Aku mengerti, Guru."

"Takdir sering kali membawamu kembali ke tempat yang kau hindari." Tabib Hantu Wu menangkap keraguan di mata Xuan Li. "Pergilah, Xuan Li. Tapi ingat, jika kau kehilangan arah atau dirimu sendiri, Gunung Tulang Naga akan selalu menjadi tempatmu kembali."

"Aku pasti akan kembali, Guru. Bukan sebagai murid yang mencari perlindungan, tetapi sebagai seseorang yang telah memenuhi takdirnya." Xuan Li berbicara penuh tekad.

Tabib Hantu Wu tersenyum tipis, namun ada kesan sendu di balik sorot matanya.

"Berhati-hatilah dengan langkahmu karena setiap langkah menentukan nasib."

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
menarik Thor
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 421

    Xuan Li menyeringai tipis, matanya menajam. Makhluk itu bukan binatang roh biasa. Aura yang memancar dari tubuhnya pekat, seperti kabut racun yang menekan langit. Nafasnya berat dan berdengung seperti gong perang dari kedalaman bumi."Binatang Azura…" bisik Xuan Li. "Kristalnya akan mempercepat pemulihan inti jiwaku."Makhluk yang tersembunyi di balik kabut itu berdiri tegak. Tingginya tiga kali manusia dewasa, tubuhnya seperti gabungan serigala dan ular. Kulitnya bersisik logam, bercahaya ungu samar. Tatapan matanya tajam, tak memperlihatkan rasa takut sedikit pun, ia adalah penguasa liar di dataran kelam ini.Xuan Li perlahan berdiri dari posisi duduknya, memutus jaring segel spiritual yang tadi ia bentuk.Mo Xiang mendongak, alisnya mengernyit. "Kau mau menghadapi itu sendirian?""Tak sendirian," jawab Xuan Li. Ia memberi isyarat pada serigala hitam dan binatang-binatang roh lain yang telah tunduk padanya."Kau tetap di sini," lanjutnya pada Mo Xiang. "Jika aku gagal, larilah ke ar

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 420

    Kabut tebal menggulung seperti ular di antara langit dan daratan yang melayang. Di tempat seterpencil ini, di titik paling kelam Alam Luar, kematian terasa lebih dekat dari napas sendiri.Namun Xuan Li tetap berdiri di sana.Dataran terapung itu tak besar, namun cukup stabil untuk berpijak. Di sekelilingnya, binatang roh mulai muncul dari balik kabut. Mata-mata mereka menyala tajam, liar, dan penuh aura haus darah.Dari burung hitam bermata tiga yang melayang tanpa suara, hingga serangga bersisik baja sebesar kerbau yang bergetar dengan frekuensi rendah, semua mengintainya.Tanpa memperlihatkan rasa gentar, Xuan Li mengangkat tangan kanannya.Cahaya spiritual memancar sejenak. Cincin penyimpannya bergetar, dan sesosok makhluk muncul dari dalamnya: serigala hitam raksasa, tubuhnya besar, bulu gelapnya bergelombang seperti bayangan. Makhluk itu memandang sekeliling lalu menggeram pelan, memperlihatkan taring panjangnya.Namun, ia tidak menyerang.Serigala itu langsung menunduk, tubuhnya

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 419

    Debu belum sepenuhnya mengendap di reruntuhan aula alkimia ketika Xuan Li menghilang. Tanpa jejak, tanpa suara. Tubuh gioknya telah mengamuk, dan langit telah mencatatnya. Ia tahu waktunya tidak banyak.“Aku harus pergi,” ucapnya pelan pada dirinya sendiri saat ia melewati bayangan-bayangan benteng yang mulai runtuh.Aura tubuhnya masih menguap, hitam keunguan, meski samar. Bila satu saja dari tetua tertinggi Alam Iblis mencium sisa kekuatan itu, pengejaran tak akan berakhir.Xuan Li bergerak cepat. Dalam hitungan jam, ia kembali ke kota kedua, tempat ia meninggalkan Mo Xiang. Penginapan sudah sepi. Sebagian besar warga kota mengungsi setelah peringatan bahaya tertinggi diumumkan.Mo Xiang duduk di jendela lantai dua, menatap langit yang masih berwarna merah gelap.Begitu Xuan Li masuk ke dalam kamar, gadis itu menoleh.Keduanya bertemu pandang sejenak. Tidak ada kata-kata.Mo Xiang hanya melihat kabut gelap yang masih melingkar di bahu Xuan Li. Ia tahu, pertarungan itu bukan main-mai

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 418

    Kegelapan belum sepenuhnya surut saat Ning Jue membuka matanya di lorong bawah tanah. Sejenak ia menahan napas, menajamkan perasaannya. Aura Lu Sha yang biasanya stabil dan pekat, kini hanya menyisakan jejak samar yang mulai memudar, seperti luka yang tak berdarah, tapi menyakitkan.“Lu Sha… mati?” gumamnya perlahan, matanya menyipit.Ia melangkah cepat ke arah aula alkimia. Setiap langkahnya membuat hawa di sekitarnya bergetar, membuat udara terasa kaku dan berat. Saat ia tiba di ambang pintu aula, yang tersisa hanyalah ruang kosong dan bekas formasi yang hangus terbakar dari dalam. Pilar Jiwa di tengah ruangan masih berdenyut, lebih cepat dari biasanya.Satu keping giok merah bersinar redup di pojok ruangan. Ning Jue hanya perlu satu lirikan untuk tahu bahwa itu bukan jimat biasa. Itu adalah segel jiwa.“Wu Yu…”Suara geramnya bergema di seluruh koridor.Tanpa membuang waktu, Ning Jue mengangkat tangan dan melepaskan sepotong jimat hitam ke udara. Dalam sekejap, lima pilar cahaya

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 417

    Sejak pertama kali Lu Sha melangkah masuk ke aula malam itu, Xuan Li tahu, ada yang berubah.Tatapan iblis itu lebih tajam dari biasanya. Senyumnya lebih lambat, lebih dalam. Tangannya yang biasa santai kini meremas gagang pedang pendek yang tergantung di pinggangnya. Meski ruangan dingin, keringat tipis membasahi lehernya.Xuan Li berpura-pura tidak memperhatikan. Ia tetap duduk bersila di depan meja alkimia, menyusun beberapa bahan seolah sedang bersiap untuk eksperimen berikutnya.“Pil itu… menarik,” kata Lu Sha lirih. “Strukturnya rumit, seperti ada sesuatu yang sengaja disembunyikan.”Xuan Li tetap tenang. “Aku hanya meracik berdasarkan bahan yang kalian beri.”Lu Sha berjalan perlahan ke arah Pilar Jiwa. Ia menyentuh permukaan batu itu dengan jari, lalu memutar tubuhnya. “Kau tahu, aku pernah bertemu satu manusia alkemis lain sebelum kau datang. Pintar sekali… sampai akhirnya kami tahu dia menyimpan sesuatu. Entitas. Parasit. Jiwa asing.”Langkah Xuan Li terhenti.“Ia tahu.”“D

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 416

    Aula alkimia ras iblis tidak pernah benar-benar hening. Sekalipun tidak ada suara, hawa di dalamnya seperti dipenuhi bisikan. Batu-batu hitam berukir rune menggantung di langit-langit, memancarkan cahaya suram kehijauan yang menciptakan bayangan tak wajar di dinding.Xuan Li berdiri di tengah ruangan bundar. Di hadapannya, tiga iblis pengawas mengawasi dengan tatapan penuh pertimbangan: Ning Jue yang tenang tapi mencurigakan, Lu Sha dengan senyum dingin yang terlalu lebar, dan seorang iblis berkulit abu-abu pucat dengan mata kosong, dikenal sebagai Pengamat Pilar.Di tengah aula berdiri Pilar Jiwa — monolit batu hitam menjulang sampai ke langit-langit. Di sekelilingnya terdapat delapan kursi meditasi berbentuk teratai hitam.“Tempat ini akan menjadi laboratoriummu, Wu Yu,” kata Ning Jue dengan nada tenang. “Kami takkan ikut campur... selama kau tidak melenceng dari maksud kami.”Xuan Li menatap pilar itu, lalu kursi-kursi teratai di sekitarnya. Ada sesuatu yang aneh dari udara di sin

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 415

    Langit Kota Kedua tetap suram. Kabut abu-abu menutupi atap-atap batu. Tidak ada matahari di sini, hanya tekanan samar dari langit gelap yang seolah mengintai setiap gerak makhluk di bawahnya.Begitu Xuan Li dan Mo Xiang keluar dari pusaran dimensi, keduanya langsung menuju penginapan kecil yang sebelumnya mereka tinggali. Tidak ada kata yang keluar selama perjalanan, hanya langkah kaki dan napas yang belum sepenuhnya tenang.Begitu pintu kamar tertutup rapat, Mo Xiang langsung memecah keheningan.“Kakak Wu Yu… kau sungguh akan datang ke tempat mereka tiga hari lagi?” Suaranya pelan, tapi tegang. Sorot matanya mencerminkan rasa takut yang tak bisa disembunyikan.Xuan Li duduk di sisi ranjang. Ia tidak langsung menjawab. Kepalanya sedikit menunduk, seperti mempertimbangkan sesuatu yang terlalu berat untuk diucapkan.“Iya,” katanya akhirnya. Satu kata, tegas, tanpa ragu.Mo Xiang membeku. “Tapi mereka... mereka bukan orang biasa. Ras iblis itu… mereka memperlakukan manusia seperti bahan

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 414

    Langkah Xuan Li dan Mo Xiang baru saja melewati gerbang batu Aula Awan ketika hawa di sekitarnya berubah. Tidak drastis, tapi cukup tajam bagi seorang kultivator untuk langsung waspada.Suara tapak kaki datang dari belakang. Berat. Terukur.Xuan Li berhenti, tubuhnya tetap menghadap ke depan, tapi telinganya menajam. Di belakang mereka, seorang pria berdiri di seberang jalan sempit yang dibatasi dinding-dinding batu hitam.“Jangan panik,” gumam Xuan Li pelan pada Mo Xiang. Lalu ia perlahan membalikkan badan.Pria itu berpostur tinggi, dengan jubah hitam menyelimuti tubuhnya. Wajahnya tampak tenang, tapi mata yang sempit dan menyala keunguan memancarkan sesuatu yang tidak ramah. Seolah-olah ia melihat dua binatang percobaan yang baru keluar dari kandang.“Tidak biasanya ada wajah asing berkeliaran di pagi seperti ini,” ucap pria itu tanpa senyum.Suara pria itu berat, namun terkontrol. Tidak lantang, tapi menggema samar di antara bangunan batu di sekitar mereka.Xuan Li tidak menjawab.

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 413

    Malam itu mereka tidak banyak bicara. Setelah percakapan singkat di kamar penginapan itu, keduanya tenggelam dalam keheningan.Xuan Li duduk bersila di dekat jendela, memejamkan mata dan menarik napas panjang. Energi spiritual di dimensi ini, meski mengandung aroma iblis yang tajam, tetap bisa diserap olehnya. Bahkan lebih mudah meresap dibandingkan energi alam dunia manusia.Ia memfokuskan aliran itu menuju dantiannya, membiarkan kekosongan dalam tubuhnya perlahan terisi kembali.Mo Xiang duduk tidak jauh darinya. Meski postur meditasinya belum sempurna, ia berusaha keras meniru Wu Yu. Wajahnya masih menyimpan kecemasan, tapi napasnya mulai tenang. Ia sadar, tempat ini bukan tempat yang bisa dilalui hanya dengan semangat dan keberanian.Waktu berlalu. Malam berganti.Keesokan harinya, cahaya tidak pernah benar-benar muncul. Dimensi iblis tidak mengenal terang. Tapi langit yang semalam pekat seperti tinta kini agak memudar, cukup untuk disebut pagi. Lampu kristal spiritual di sepanjan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status