Share

Chapter 3

Penulis: MISTERIOUS
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 15:17:31

Di penghujung tahun kelima berada di Gunung Tulang Naga, Xuan Li akhirnya akan segera meninggalkannya. Ia dan gurunya berjalan menuruni gunung.

Sekilas pandang, langkah mereka seolah lamban, tetapi hanya dalam sekejap, jarak ratusan meter sudah mereka lewati.

Setelah tiba di kaki gunung, Tabib Hantu Wu menghentikan langkahnya, menatap Xuan Li sejenak, lalu ia berkata, “Ingatlah, dunia luar penuh tipu daya. Gunakan semua ilmu yang kuajarkan seperlunya saja. Jangan terlalu percaya pada apa yang terlihat oleh mata, karena kebenaran seringkali tersembunyi jauh di balik penampilan.”

Xuan Li menundukkan kepalanya dalam-dalam lalu menyatukan kedua tangannya sebagai tanda penghormatan.

“Aku akan selalu mengingat nasihatmu, Guru.”

"Pergilah!" Tanpa menunggu balasan, pria tua itu berbalik dan mulai kembali mendaki gunung. Ia tidak menoleh lagi untuk menyembunyikan segala perasaan berat di hatinya. Di dalam dadanya, ada kesedihan yang mendalam, tetapi ia tidak ingin muridnya melihatnya. Saat ini adalah waktu yang tepat bagi muridnya itu untuk menjelajahi dunia.

Untuk beberapa saat Xuan Li tertegun menatap kepergiannya. Di hatinya, ada kekosongan yang tidak bisa ia jelaskan. Namun, ia tahu, ia tidak bisa terus melihat ke belakang.

Setelah menghabiskan waktu di tempat terpencil ini untuk berlatih, belajar, kini saatnya ia melangkah ke dunia luas.

Selangkah lagi ia akan menginjak pelindung yang menjadi penghalang dengan dunia luar, namun sebelum itu ia sekali lagi menatap sekilas ke arah puncak Gunung Tulang Naga.

Tekadnya sudah bulat, tidak ada lagi keraguan meskipun terasa berat. Untuk pertama kalinya kakinya kembali menginjak dunia luar setelah sekian lama. Matanya disuguhkan dengan pemandangan yang jauh berbeda dari alam tenang yang selama ini menjadi rumahnya.

Xuan Li berdiri di dasar jurang berbatu yang tandus. Ia lalu berjalan menuju ke ujung jurang, tempat terakhir yang ia singgahi sebelum tinggal bersama dengan gurunya.

"Tidak ada yang mengira jika aku masih hidup hingga saat ini setelah terjatuh dari ketinggian."

Lima tahun lalu, di sinilah ia nyaris menemui ajalnya. Ia mendongak, menatap puncak tebing yang menjulang tinggi.

Pandangannya mengedar ke sekeliling dan sebuah batu besar menarik perhatiannya, ia lalu berjalan mendekatinya dan mengeluarkan sebuah pisau. Ujung pisau yang mengandung energi spiritual dari dalam tubuhnya menggores permukaan batu keras dengan mudah.

Tak lama kemudian, di batu itu tertulis "Xuan Li", seolah menjadi tanda kubur dirinya yang telah lama "mati" di dunia ini. Ia berharap, siapa pun yang melihatnya akan mengira bahwa Xuan Li sudah tiada.

***

Setelah perjalanan yang panjang, Xuan Li akhirnya tiba di sebuah kota yang ramai, yaitu Kota Debu Hitam. Baginya segala sesuatu yang ia lihat terasa baru. Mata orang-orang yang melintas tertuju pada pakaian lusuhnya, beberapa di antaranya terang-terangan merendahkannya.

Xuan Li mengabaikannya. Di depannya berdiri sebuah penginapan dua lantai yang juga berfungsi sebagai rumah makan. Ia melangkah masuk tanpa mempedulikan tatapan orang-orang disekelilingnya.

Seorang pelayan datang mendekati Xuan Li sambil membawa nampan kosong yang baru selesai ia pakai untuk mengantar pesanan pada pengunjung.

“Selamat sore, Tuan. Di sini, kami menerima pembayaran di muka,” katanya, dengan ketus.

Xuan Li menatap pelayan itu tanpa ekspresi. Ia tahu pelayan ini merendahkannya karena penampilannya yang kumuh. Namun, ia tidak mempermasalahkan hal itu. Ia mengeluarkan kantong uangnya dan menyerahkan beberapa biji perak pada pelayan tersebut.

Pelayan itu tekejut, matanya melebar karena tak menyangka jumlah yang diberikan Xuan Li sangat banyak.

“A-Apakah Tuan akan bermalam di sini?”

“Aku akan menginap dua atau tiga hari. Sediakan juga makanan untukku,” balas Xuan Li singkat.

Pelayan itu segera mengangguk.

“Mari, saya antar ke kamar Anda, Tuan.” Pelayan meminta Xuan Li mengikutinya dengan isyarat gerakan tangan.

Xuan Li mengangguk lalu berjalan mengikuti pelayan menuju ke lantai dua.

Ada beberapa orang yang sedang makan atau sekedar menikmati minuman di meja-meja yang disediakan untuk pengunjung rumah makan. Pandangan Xuan Li tertumbuk pada sosok berpakaian serba hitam yang duduk di pojok ruangan. Orang itu mengenakan penutup wajah, hanya sepasang mata tajam yang terlihat. Xuan Li segera mengalihkan pandangannya dan kembali melangkah.

"Ini kamar Anda, Tuan. Apakah Anda ingin makan di dalam atau di luar kamar?"

Xuan Li merasa sangat penat. Saat ini ia lebih membutuhkan istirahat ketimbang mengisi perut.

"Aku belum lapar. Layani saja tamu yang lain lebih dulu."

Pelayan itu membungkuk lalu pergi dari hadapan Xuan Li.

Baru beberapa detik memasuki kamar, suara gaduh terdengar di luar. Xuan Li menghentikan langkahnya dan mempertajam pendengarannya. Sebuah perkelahian terjadi di luar tetapi ia tidak ingin terlibat.

Meskipun berusaha acuh dengan menutup telinganya tetapi jiwa sosialnya yang tinggi tetap memaksanya untuk peduli.

"Sial! Sepertinya aku harus melihatnya."

Xuan Li keluar dengan tergesa. Di luar kamarnya terlihat pemandangan yang sangat berantakan. Kini pertarungan berpindah ke lantai satu.

Saat menuruni tangga, dia berpapasan dengan sekelebat bayangan hitam yang terasa familiar. Gerakannya sangat cepat hingga membuatnya hampir tak terlihat.

Xuan Li tidak ingin mengejarnya dan memilih untuk turun meskipun pertarungan telah usai.

Terlihat seorang pria tergeletak di lantai dengan luka di beberapa bagian tubuhnya. Di sisi yang berbeda terdapat beberapa korban lain dengan nasib yang tidak jauh berbeda.

Wajah-wajah ketakutan para pelayan dan pengurus penginapan menatapnya penuh tanda tanya. Di saat yang lainnya pergi menyelamatkan diri, Xuan Li justru datang menghampiri bahaya.

Xuan Li menghampiri satu persatu para korban untuk memeriksa denyut nadinya. Dari kelima korban tidak ada satupun yang selamat. Selain terluka oleh senjata, mereka juga mengalami pecah pembuluh darah.

"Orang yang membunuh mereka sangat terlatih. Sebenarnya kelima orang ini memiliki kultivasi yang tinggi tetapi mampu dikalahkan dalam sekejap." Xuan Li bergumam lirih.

Pengurus penginapan datang mendekatinya setelah merasa keadaan telah aman.

"Mereka semua sudah mati." Xuan Li berbicara sambil beranjak saat melihat pengurus penginapan hampir bertanya.

Tidak ingin terlibat lebih jauh lagi, Xuan Li memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Dengan kekuatan spiritual, tangan kanannya mengibas ke samping untuk menyingkirkan benda-benda sisa pertarungan yang menghalangi jalannya.

Sesampainya di kamar, Xuan Li pergi ke ruang kecil tempat untuk mandi atau sekedar mencuci muka. Namun, langkahnya terhenti saat ia merasakan ada hawa kehidupan lain di balik dinding.

"Ada nafas lain di kamar ini. Aku harus berhati-hati." Xuan Li menghentikan langkahnya dan bersikap waspada.

Seseorang datang ke arahnya dengan gerakan yang hampir tak terlihat. Sebuah pedang dingin telah menempel di lehernya.

"Jangan berteriak dan memberitahukan keberadaanku! Biarkan aku tetap di sini sampai keadaan benar-benar aman."

Meskipun suaranya dibuat menyerupai seorang pria tetapi Xuan Li tahu jika pemilik tubuh orang yang menyanderanya adalah seorang wanita.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
makin misterius
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 606

    Liang Xue mengangguk lemah. Ia sudah menduga bahwa konsekuensi dari membuka portal dimensi dengan kekuatan yang melampaui batas akan sangat berat. Tetapi ia tidak menyesali keputusannya, karena keselamatan ras iblis jauh lebih penting daripada kondisinya sendiri."Bagaimana keadaan ayahku?" tanya Liang Xue sambil berusaha untuk berdiri."Kondisinya stabil," jawab tetua yang lain dengan nada yang menenangkan. "Kami sudah memindahkannya ke ruangan yang paling aman di istana ini."Liang Xue merasa sedikit lega mendengar kabar tersebut. Setidaknya, ayahnya aman untuk sementara waktu. Ia kemudian memandang sekeliling istana dengan mata yang masih lemah."Formasi pelindung di sini masih berfungsi dengan baik?" tanya Liang Xue sambil berjalan menuju jendela besar yang menghadap ke taman istana."Ya," jawab salah satu tetua sambil mengikuti langkah Liang Xue. "Formasi pelindung spiritual alam bayangan masih sangat kuat. Tidak ada yang bisa menembus pertahanan ini tanpa mengetahui kunci aksesn

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 605

    Energi spiritual yang mengalir dari tubuh Liang Xue mulai berkumpul di ujung jari-jarinya. Cahaya kebiruan yang samar-samar muncul ketika ia mengucapkan mantra dalam bahasa kuno yang hampir terlupakan."Portal Dimensi Bayangan... buka jalanmu."Ruangan yang sebelumnya gelap mulai berkilauan dengan cahaya yang aneh. Udara di sekitar Liang Xue mulai bergetar, seolah-olah realitas itu sendiri sedang terdistorsi oleh kekuatan yang luar biasa.Para tetua ras iblis yang berkumpul di ruangan tersebut memandang dengan campuran kagum dan khawatir. Mereka semua memahami bahwa membuka portal menuju Istana Hitam Alam Bayangan bukanlah perkara mudah, bahkan untuk kultivator sekaliber Liang Xue."Tuan Ketidakadilan," bisik salah satu tetua dengan nada yang penuh kekhawatiran, "energi spiritual yang Anda keluarkan terlalu besar. Ini bisa membahayakan nyawa Anda."Liang Xue tidak menjawab. Keringatnya mulai mengucur deras ketika ia terus menuangkan energi spiritualnya ke dalam pembentukan portal. Waj

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 604

    Ia kemudian melanjutkan pencariannya ke arah yang berbeda. Setiap langkah yang ia ambil semakin menguatkan dugaannya bahwa memang ada pihak-pihak yang tidak diinginkan yang sudah mengetahui keberadaan tempat persembunyian mereka.Setelah mencari selama hampir satu jam, Liang Xue tidak menemukan sosok misterius yang disebutkan oleh pengawalnya. Tetapi jejak-jejak energi spiritual yang tertinggal cukup jelas menunjukkan bahwa seseorang dengan tingkat kultivasi yang tinggi memang pernah berada di area tersebut."Siapa pun yang mengamati tempat ini," bisik Liang Xue sambil mengepalkan tangannya, "ia tidak akan mendapatkan apa yang diinginkannya."Kembali ke dalam gua, Liang Xue melepas topengnya dan segera menuju ruangan di mana para tetua ras iblis berkumpul. Wajahnya yang serius menunjukkan bahwa situasi di luar memang tidak menguntungkan."Tuan Ketidakadilan," sapa salah satu tetua dengan nada yang hormat. "Bagaimana keadaan di luar?""Tidak ada ancaman langsung," jawab Liang Xue sambi

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 603

    Suara langkah kaki yang hampir tidak terdengar menggema di lorong-lorong gua yang sempit. Seorang pengawal ras iblis bergerak dengan hati-hati, matanya yang tajam memindai setiap sudut dengan kewaspadaan tinggi. Energi spiritual yang mengalir dari tubuhnya menunjukkan bahwa ia adalah salah satu prajurit terbaik yang masih tersisa.Setelah berpatroli selama beberapa jam, pengawal tersebut mengerutkan dahinya. Ada sesuatu yang tidak beres dengan aura spiritual di sekitar pintu masuk gua. Energi asing yang samar-samar terasa membuatnya semakin waspada."Ini tidak normal," gumam pengawal tersebut sambil memperkuat indera spiritualnya. "Ada jejak energi yang tidak dikenal."Ia segera mempercepat langkahnya menuju tempat Liang Xue berada. Setiap detik sangat berharga dalam situasi seperti ini, dan ia tidak ingin mengambil risiko dengan mengabaikan tanda-tanda bahaya.***Di dalam ruangan yang agak luas di bagian tengah gua, Liang Xue masih duduk di samping ayahnya yang tertidur. Wajahnya y

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 602

    Mata-mata yang masih berlutut di lantai memandang Xuan Yi dengan ekspresi yang kagum. Strategi yang digunakan oleh putra mahkota ini jauh lebih rumit dan cerdas dibandingkan dengan serangan frontal yang biasa dilakukan."Setelah para iblis mulai melarikan diri," Xuan Yi melanjutkan penjelasannya sambil menyentuh beberapa titik di peta, "pasukan pengecoh harus menggiring mereka ke arah ini."Jari Xuan Yi menunjuk ke arah ibukota. Senyum tipis tersungging di wajahnya saat ia membayangkan bagaimana rencananya akan berhasil dengan sempurna."Mereka akan datang ke ibukota mencari perlindungan," kata Xuan Yi dengan nada yang yakin. "Dan di situlah kita akan menjerat mereka."Jenderal Tie Lang mengangguk dengan ekspresi yang serius. Ia memahami bahwa rencana ini sangat berisiko, tetapi jika berhasil, akan memberikan keuntungan politik yang sangat besar bagi Xuan Yi."Bagaimana dengan pasukan utama, Yang Mulia?" tanya Jenderal Tie Lang sambil mencatat beberapa poin penting."Pasukan utama aka

  • TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG   Chapter 601

    Bayangan hitam melesat dengan kecepatan luar biasa melintasi hutan yang gelap. Sosok tersebut melompat dari satu cabang pohon ke cabang lainnya tanpa mengeluarkan suara sedikitpun. Setiap gerakan yang dilakukan sangat terkalkulasi, menunjukkan bahwa ia adalah mata-mata yang sangat terlatih.Jarak yang biasanya membutuhkan waktu tiga hari untuk ditempuh kultivator biasa, berhasil ia lalui hanya dalam waktu enam jam. Energi spiritual yang mengalir dari tubuhnya menunjukkan bahwa ia adalah kultivator tingkat menengah yang memiliki spesialisasi dalam teknik penyamaran dan kecepatan.Saat fajar mulai menyingsing, sosok tersebut akhirnya tiba di pinggiran ibukota Kekaisaran Bulan Perak. Tembok tinggi yang mengelilingi kota terlihat megah dengan berbagai formasi perlindungan yang berkilauan seperti kristal di bawah sinar matahari pagi."Akhirnya," gumam mata-mata tersebut sambil mengatur napasnya yang sedikit terengah-engah. "Informasi ini harus segera sampai ke tangan Yang Mulia."Ia kemudi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status