Share

Bab 16. Penolakan

Di malam yang mencekam, diiringi hujan deras dan kilatan petir, Intan menjadikan momen tersebut untuk menggelar sprei mewah di atas ranjangnya, mengenakan lingerie warna golden yang anggun, dan menyemprotkan parfum ke lehernya.

"Mas Edwin pasti suka," gumamnya. "Baru jam sepuluh, masih ada waktu."

Pintu terbuka, tampaklah Edwin yang langsung menutup daun pintu dan bersandar sambil menghela nafas. Seraya menoleh ke arah Intan yang sudah merebahkan diri di atas ranjang.

"Mas, kok muka kamu cemberut? Kenapa?"

Intan hendak beranjak dan menghampiri sampai tatapan Edwin tak mampu berkedip.

"Mas, kita tidur, yuk! Udah malam, jam sepuluh tuh!" Bisik Intan.

Edwin membuang tatapannya. Sontak, Intan menyentuh wajah suaminya yang tampak galau itu.

"Kenapa? Kayak ada yang--"

"Intan, saya gagal geledah kamar Papa. Udahlah, saya capek!" Ucapnya ketus.

Intan hanya pasrah menyaksikan amarah suaminya itu. Sementara Edwin sibuk membuka kancing kemejanya lalu melemparkannya ke atas ranjang.

"Ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status