Home / Urban / TWINS PUNYA CEO / FAKTA YANG TERUNGKAP

Share

FAKTA YANG TERUNGKAP

Author: Afiqahly
last update Last Updated: 2021-09-27 13:01:56

Zeta sudah sampai di Jakarta, dirinya menyewa apartemen untuk tempat tingal nya selama beberapa bulan kedepan. Apartemen yang ia sewa tidak terlalu luas karena hanya ia sendirian yang akan menempatinya, didalamnya hanya ada 1 kamar tidur dan dapur ada juga ruangan yang tak terlalu Luas untuk menonton TV. 

Perempuan berlesung pipi itu juga membawa beberapa foto yang ia temukan dikamar orangtuanya tempo hari lalu. Sekarang Zeta tengah duduk ditengah kasurnya sembari mengamati beberapa foto yang berisikan alamat, ia mengetuk-ngetukkan jarinya didagu seolah sedang berfikir. 

Apakah ia akan datang ke alamat itu? atau datang ke alamat yang tertera dibawah foto sang mama?. Hanya petunjuk itu yang Zeta punya, apalagi ia disini baru beberapa Hari jadi jika ingin kemana-mana ia hanya mengandalkan maps dan naik angkutan umum ataupun taksi. 

"Apa aku datang ke alamat Manda ini yah?" monolog Zeta. 

"Oke aku akan kesana, semoga ada petunjuk," Zeta berujar yakin. 

Zeta pun membawa tas slempang dan keluar dari apartemen, ia akan naik taksi saja semoga sang supir tau alamat yang ia tuju.

***

Zeta sudah sampai didepan rumah besar nan mewah bahkan pagar pun menjulang tinggi di hadapannya. Perempuan berlesung pipi itu tak salah tempat ini memang alamat sahabat mamanya, ia pun masuk dan memencet bel dan gerbang digeser dan keluarlah orang yang bisa ia tebak sebagai pembantu rumah tangga. 

"Ada apa yah neng?" tanyanya. 

"Apa benar ini rumah Ibu Manda?" tanya Zeta sopan. 

"Ibu Manda udah pindah rumah sama suaminya dan anaknya, kalau disini alamatnya orang tua ibu Manda," jawabnya. 

"Boleh saya minta alamat rumah Ibu Manda?" tanya Zeta hati-hati. 

"Maaf, anda siapa yah?" tanyanya penuh selidik. 

"Saya ada urusan penting dengan beliau," jawab Zeta yang berusaha untuk tetap tenang. 

"Datang aja ke alamat ****," ujarnya. 

"Terimakasih informasinya, saya permisi," pamit Zeta, setelah mendapatkan anggukan dari lawan bicaranya ia pun pergi masuk kedalam taksi, kebetulan tadi supir taksi sudah ia suruh menunggu terlebih dahulu. 

Zeta sampai dirumah yang cukup besar, setelah membayar taksinya ia pun memencet bel rumah dan tak lama pintu dibuka oleh wanita paruh baya yang sepertinya seumuran dengan mamanya. Zeta pun disuruh masuk, dan wanita tadi pamit untuk membuatkan dirinya minum perempuan berlesung pipi itu menunggu sambil melihat-lihat isi rumah. 

Rumahnya memang tak terlalu besar, jika dibandingkan dengan rumah yang ia datangi tadi bisa dibilang rumah ini masih tergolong kecil. Tak lama wanita itu duduk setelah meletakkan teh hangat yang dirinya buat tadi, sepertinya rumah ini tak ada pembantu rumah tangga. 

"Maaf kedatangan saya kesini menganggu anda." Zeta memulai pembicaraan. 

"Tidak apa," jawabnya tersenyum. 

"Apakah nama anda Manda?" tanya Zeta hati-hati. 

"Ba-bagaimana Kamu tau?" tanyanya terkejut. 

Zeta pun mengambil sesuatu dari tas nya dan menunjukkan kepada wanita dihadapannya itu. Seketika wanita itu menangis setelah melihat foto yang ia kasih, ya... Zeta memperlihatkan foto mamanya ketika masih muda dengan orang yang bernama Manda itu. 

"Kamu siapanya Airin?" tanyanya lirih. 

"Saya anaknya," jawab Zeta, memang mamanya bernama Airin. 

"Kamu anaknya Airin? Hiks hiks mana mama kamu tante kangen." Zeta terkejut kala tante Manda memeluknya secara mendadak. 

"Mama papa sudah meninggal tante," Zeta menjawab lirih, langsung saja tante Manda memperat pelukannya. Dirinya tak menyangka sahabat satu-satunya pergi selama-lamanya, terkejut? Tentu saja. 

Seketika ia Zeta ikut menangis, entah mengapa berada di dekapan tante Manda ia merasa seperti dipeluk oleh mamanya. 

Zeta menangis tersedu-sedu, kala mengingat pelukan terakhir mamanya sebelum kecelakaan itu terjadi. 

"Kamu kuat, tante yakin." Tante Manda menenangkan dirinya. 

"Apa boleh aku tanya tante tentang kehidupan mama dulu?" Kini Zeta sudah tak menangis lagi. 

"Apa yang ingin kamu tanyakan nak?" Mereka duduk bersebelahan. 

"Apa aku punya saudara kandung?" tanya Zeta, diwajahnya kini hanya nampak mimik keseriusan. 

"Kamu kan anak tunggal," jawab Tante Manda gugup.

"Jangan bohong tante," lirih Zeta, ia bisa melihat jika ada kebohongan dimata lawan bicaranya itu. 

"Apa kamu mau tau semuanya?" Zeta langsung mengangguk mendengar ucapan yang keluar dari mulut Tante Manda. 

"Sebelum tante menjelaskan semuanya, apakah ada yang kamu curigai dari Mama papa mu?" tanyanya.

Zeta yang mendengarnya termenung sebenarnya banyak sekali yang ia curigai namun kali ini ia akan bertanya pertanyaan yang selalu ia pertanyakan kepada mamanya namun tak ada jawaban yang keluar dari mulut beliau. 

Zeta tertawa hambar. "Apakah mama punya orang tua? , aku bahkan ngak pernah ketemu hahaha jangankan ketemu mengenal namanya saja tidak."  

"Airin memang masih punya orang tua dan masih hidup sampai sekarang," jawabnya membuat mulut Zeta membulat seketika. 

"Dimana mereka? Kenapa mama ngak pernah cerita?!" lirihnya. 

"Biar tante ceritakan semuanya. Airin dan tante adalah sahabat dari kecil, kita kemana-mana selalu bersama bahkan dulu banyak yang ngira kalau kita penyuka sesama jenis," ujarnya terkekeh pelan kala mengingat masa-masa dulu. 

"Kita dulu sama-sama hidup bahagia, keluarga kita juga amat sangat menyayangi kita karena kita anak perempuan satu-satunya. Semuanya berubah ketika kita masuk SMA, Airin tak pernah disayang oleh keluarganya dikarenakan-" imbuhnya namun ia malah kembali menangis. 

"Karena apa tan?!" desak Zeta tak sabar. 

"Airin hamil diluar nikah." pernyataan apa lagi ini?, bagaikan disambar petir disiang bolong perempuan berlesung pipi itu sangat terkejut. Jadi dirinya anak haram?! Pertanyaan itu terngiang-ngiang di otaknya.

"Lanjutkan cerita tante." mata Zeta kian memerah menahan tangis, Manda pun menghela nafas panjang. 

"Sejak keluarganya tau jika Airin hamil, mereka membencinya bahkan mengatakan dirinya aib dan pembawa Sial, disitu mereka menyuruh Airin untuk menggugurkan kandunganya namun dengan tegas Airin menolaknya dia tetap melindungi anak yang ia kandung disaat seluruh anggota keluarganya menyiksa bahkan menendang perutnya."

"Puncaknya sekitar kandungan Airin 7 bulan, dia didorong dari tangga dan mengalami pendapatan dan harus melahirkan detik itu juga. Setelah kamu lahir selang beberapa bulan Dani menikahi Airin sah secara agama dan keluarga dari mama dan papamu tak ada yang datang satupun."

"Dani dan Airin tak mempermasalahkan itu mereka sadar jika kesalahan mereka sudah tak bisa dimanfaatkan lagi. Setelah itu kalian dipisahkan karena keadaan dan setelah itu Airin dan Dani pergi seolah ditelan bumi, bahkan tante sendiri tak tau keberadaan mereka."

"Kalian siapa tan?" tanya Hara. 

"Kamu dan saudara kembar kamu." fakta apa lagi ini? Hari ini adalah hari penuh kejutan bagi Zeta. 

Jamtung Zeta seolah ingin berhenti berdetak. "Aku punya kembaran?" tanyanya kaku.

"Iya, kalian dipisahkan oleh orang tua dari Airin atau bisa dibilang kakek dan nenekmu dari pihak ibumu." Otak Zeta tak bisa bekerja sekarang, apakah ini jawaban dari semua pertanyaannya selama ini?. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TWINS PUNYA CEO   EXTRA PART

    "Mama mana sepatu kakak?""Mama? Mana koas kaki Syika? Syika mau berangkat sekolah mama, nanti telat.""Sayang kamu ke mana? Ke sini dong, jangan di kamar twins terus, bantuin aku pakai dasi dong."1 minggu berlalu setelah pernikahan Zeta dan Albi, beginilah kegiatan Zeta setiap paginya. Suara twins dan Albi yang saling bersahutan, kamarnya dengan twins bersebelahan. Jadi jika satu teriak semuanya terdengar, Zeta harus bolak-balik ke kamar Albi dan twins karena mereka terus saja memanggilnya.Saat ini Zeta berada di kamar twins, hari ini mereka kembali bersekolah setelah 1 minggu ambil cuti. Ia memakaikan mereka sepatu dan merapikan rambut mereka. Bahkan ia tak peduli dengan teriakan Albi yang terus memanggilnya, twins lebih penting dari apapun. Biarlah Albi marah-marah karena dirinya tak kunjung ke kamar."Kalian udah selesai, udah wangi, udah pakai sepatu. Ada lagi

  • TWINS PUNYA CEO   EKSTRA PART

    3 bulan berlalu, hari ini adalah hari di mana Zeta dan Albi menikah. Mereka berdiri di atas panggung menyaksikan para tamu undangan, Zeta cukup cantik dengan dress berwarna putih yang memperlihatkan lengan putihnya. Di tangan Zeta sudah ada bunga Lily, yang mana itu merupakan bunga kesukaannya. Bisa dibilang dekorasi di sini sangat indah dan mewah.Dipenuhi dengan bunga Lily yang harganya tak main-main, Zeta sudah resmi menjadi istri Albi. Sementara Albi sendiri terpesona melihat kecantikan Zeta. Istrinya itu menjadi pusat perhatian semua orang, teman-teman Zeta pun semuanya hadir di sini dan mereka telah menikmati hidangan yang telah disediakan."Twins di mana?" tanya Zeta sembari melihat ke arah Albi."Dia bersama dengan Cakra, di sini banyak sekali kue, coklat, dan es krim. Itu semua kesukaan twins, mana mungkin mereka tak pergi makan ke sana," sahut Albi malas. Zeta tertawa kecil, karena dirinya lah

  • TWINS PUNYA CEO   TIADA

    Zeta berjalan di lorong rumah sakit bersama dengan Albi, mereka akan pergi menuju ke ruang rawat Hilda. Di tangan Zeta sudah ada parsel buah, ia tak sabar bertemu dengan Hilda. Karena sudah lama sekali ia tak bertemu dengan Hilda. Sesampainya di depan pintu, mereka pun masuk ke dalam.Namun anehnya pintu dikunci dari luar, di sini juga sepi karena bodyguard Albi sudah tak lagi berjaga di depan sini. Lantas Zeta pun menghubungi perawat yang biasanya menjaga Hilda di sini, ia pun menyuruh perawat itu datang ke sini. Tak butuh waktu lama perawat itu datang dan langsung menghampiri dirinya."Mengapa ruangan ini di kunci dari luar? Di mana keberadaan Hilda? Dia baik-baik saja bukan?" tanya Zeta beruntun."Apakah anda tidak tau kabar tentang pasien yang sebelumnya menempati ruangan ini?"Dengan kompak Zeta dan Albi menggeleng. "Apa yang terjadi? Tidak ada sesuatu buruk 'kan?" tanya Zeta y

  • TWINS PUNYA CEO   DIA DATANG DAN MEMINTA MAAF

    Zeta berada di sebuah taman bersama dengan Albi, mereka hanya berdua di sini menghabiskan waktu setelah kejadian yang menguras air mata. Twins sendiri sengaja tidak mereka ajak, karena mereka ingin di sini berdua saja. Di depan mereka sudah ada danau yang sangat indah, mereka berdiri berjejer.Tiba-tiba saja ada bodyguard Albi yang datang menghampiri mereka berdua dengan tergesa-gesa. Tentu saja hal itu membuat Albi dan Zeta terkejut, mereka berbalik badan dan menatap 1 bodyguard yang baru saja datang itu. Dia tampak mengatur nafasnya terengah-engah."Ada apa?" tanya Albi."Ada wanita tua yang memaksa ingin bertemu dengan nona Zeta."Merasa namanya dipanggil membuat alis Zeta berkerut. "Siapa yang mencari saya?" tanyanya."Saya tidak tak pasti siapa namanya, dia mengaku sebagai nenek anda. Apakah anda memiliki seorang nenek di sini?""

  • TWINS PUNYA CEO   KEJUTAN DARI KELUARGA

    Hari ini Zeta sudah diperbolehkan untuk pulang, keadaannya sudah stabil. Zeta sendiri tengah duduk dan menyaksikan Zio memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Ia di rawat 1 minggu, dan 3 hari lalu ia terakhir bertemu dengan Albi. Sebenarnya Albi masih ada di rumah sakit, tapi Zio melarang dirinya untuk bertemu dengan Albi sampai dirinya benar-benar sembuh.Jadi sekarang ia baru bisa melihat keadaan Albi, tentu saja bersama dengan Zio. Tak lama kemudian Zio sudah selesai memasukkan barang-barangnya dan menyerahkan tas itu kepada bodyguard agar di bawah keluar. Zio menghampiri Zeta dan tersenyum ke arah Zeta, Zeta pun balik tersenyum ke arah Zio."Terima kasih, kakak udah jaga aku di sini," ujar Zeta."Itu sudah menjadi tugas kakak. Mau ketemu sama dia sekarang?" tanya Zio di akhir."Dia juga punya nama kak, namanya Albi. Masak dari dulu kakak panggil dia dia terus sih,"

  • TWINS PUNYA CEO   MENYAMPAIKAN PERASAAN

    Hari sudah mulai malam, Zeta sendiri tak bisa tenang karena terus memikirkan keadaan Albi. Di ruang rawatnya hanya ada Zio, dia sibuk berkutat dengan laptopnya. Sementara Bea dan Bia sudah kembali pulang sejak sore tadi. Zio sama sekali tak mengizinkan dirinya untuk keluar. Ia bingung sekali, sampai pada akhirnya ia memiliki sebuah rencana.Ia beranjak dari tempat tidur ini, dengan langkah tertatih ia menghampiri Zio. Ia pun berjalan sembari mendorong tiang infusnya, sepertinya Zio tak sadar dengan keberadaannya di sini. Sampai akhirnya ia berdehem dan membuat Zio menyadari keberadaan dirinya di depannya."Kamu jangan jalan-jalan dulu, bukankah aku sudah menyuruhmu untuk tidur?" tanya Zio."Aku mau bertemu dengan Albi, aku enggak bisa tidur sebelum bertemu sama dia," jawab Zeta."Enggak sekarang Zeta, besok abang janji untuk membawa kamu bertemu sama dia," ujar Zio mencoba unt

  • TWINS PUNYA CEO   BELUM JUGA SADAR

    Sementara di sebuah ruang rawat terdapat Albi yang belum kunjung bangun dari tidur panjangnya setelah kejadian penembakan itu. Untung saja Albi bisa di selamatkan dan itu membuat semuanya bernafas lega. Di sini ada Cakra dan kedua orang tua Albi, mereka menunggu Albi bangun. Syika berada di dalam gendongan Cakra.Sampai akhirnya Cakra memuaskan untuk mengajak Syika keluar dari ruangan ini dan mendapatkan izin dari kedua orang tua Albi. Ia berjalan menyusuri lorong demi lorong rumah sakit. Ia baru saja mendapatkan informasi bahwa Zeta juga di rawat di sini, dan dirinya juga belum menjenguk Zeta karena tak tau ruangannya di mana."Mama di mana om?" tanya Syika dalam gendongan Cakra."Kamu rindu dengan Zeta?" tanya Cakra balik."Iya, Syi mau ketemu mama. Syi mau aduin ke mama kalau papa enggak mau bangun," jawab Syika polos."Syika turun dulu, om mau te

  • TWINS PUNYA CEO   APAKAH INI AKHIR?

    Hari ini tepat 3 hari setelah kejadian di mana Zeta di culik oleh Feli dan juga Ratna, Zeta sendiri sempat tak sadar selama dua hari karena ada luka serius di beberapa bagian tubuhnya. Saat ini Zio berada di ruang rawat Zeta, selama tiga hari Zio tetap menemani dan menunggu adiknya itu bangun.Zio sendiri tak mengalami luka serius, hanya tinggal menyembuhkan luka luar di wajahnya. Zeta sendiri sudah bangun, dia hanya bersandar di ujung kasur tanpa mengucapkan sepatah kata lagi. Hal itu membuat Zio khawatir, tapi dokter bilang Zeta hanya trauma saja dan dia akan kembali seperti semula."Zeta, bicara sama kakak. Tolong jangan diam saja," ujar Zio yang mulai frustasi."Kenapa aku masih hidup? Aku enggak mau hidup kalau hanya menyusahkan kalian, kenapa papa dan mama melarang ku untuk ikut bersama dengan mereka?" tanya Zeta dengan pandangan kosong."Enggak, kamu enggak pergi. Tolon

  • TWINS PUNYA CEO   DIKEPUNG POLISI

    Polisi benar-benar datang, mereka berdiri di pinggir dengan posisi melingkar. Albi, Zeta, Ratna dan juga Feli berada di tengah-tengah. Polisi itu membawa pistol semua, tentu saja itu di arahkan kepada Feli dan Ratna. Bahkan bodyguard Zio dan Albi yang masih tersisa turut berada di sini. Zeta masih dalam posisi bersandar, kesadarannya benar-benar menipis.Tiba-tiba saja Ratna berlari ke arah Albi dan dengan gerakan singkat dia mengunci tangan Albi ke belakang. Tentu saja Albi tak siap dengan serangan yang tiba-tiba itu, polisi ingin mendekat tapi Albi menggeleng dan memberikan kode mata agar polisi tetap dalam tempatnya. Satu tangan Ratna memegang tangan Albi, sementara satu tangannya yang lain mencekik leher Albi dengan sikutnya"Kalian semua pergi dari sini atau dia yang mati?" tanya Ratna menatap satu persatu dari polisi itu. Ratna menyuruh Feli untuk berjalan ke arah Zeta dan langsung dituruti oleh Feli.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status