Beranda / Fantasi / Tabib Cantik Milik Pangeran / 54. Tanah suci Gunung Shayu

Share

54. Tanah suci Gunung Shayu

Penulis: Donat Mblondo
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-30 10:33:26

Sua mendekat ke ibunya dan duduk di sisi ranjang. Ia memegang tangan Su Ying dengan lembut, lalu membantu sang ibu menegakkan tubuh sedikit sebelum menyuapkan pil itu dengan air hangat yang telah disediakan.

Untuk pertama kalinya sejak hari penyelamatan itu, Su Ying mengangkat tangannya perlahan dan menyentuh punggung tangan Sua. Sentuhan yang lemah. Wajahnya tampak lebih segar, meski tetap pucat. Matanya terbuka sedikit lebih besar, dan bibirnya bergetar, mengucapkan sesuatu.

“Lin…jin…”

Sua terdiam. Suaranya masih lirih, tapi tak lagi sepatah dua kata. Ia bisa mendengar irama lembut yang mulai kembali ke suara ibunya.

“Ibu,” gumam Sua, menahan air mata. Ia menggenggam tangan ibunya dengan kedua tangannya, merasakan kehangatan yang mulai tumbuh kembali dari kulit yang sebelumnya pucat dan dingin.

Su Ying mengangguk kecil. Ia belum bisa bicara banyak, tapi ekspresinya jauh dari bingung. Ada kehadiran yang nyata dalam sorot matanya.

Sua menunduk dan menyentuhkan keningnya ke punggung ta
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   219. Petunjuk dari Dr. Lian

    Langit Yancheng perlahan berganti warna, dari biru tua ke jingga pucat. Di jendela apartemen lantai sepuluh, cahaya matahari pertama masuk, menyorot debu halus yang berputar di udara.Sua duduk di sofa dengan kaki terlipat, drive eksternal hitam diletakkan di meja kopi di depannya. Ia menatap benda kecil itu seperti menatap pusaka kuno. Sementara itu, Zhenyu berdiri di dapur, menuangkan kopi sisa termos ke dua cangkir keramik.“Kau belum mandi, belum makan, tapi sudah menatap itu seperti sedang menatap bayi baru lahir,” sindirnya pelan sambil meletakkan satu cangkir di hadapan Sua.Sua menoleh, tersenyum samar. “Lebih berharga dari bayi, mungkin. Kalau hilang lagi… aku tidak akan punya bukti bahwa aku pernah ada.”Zhenyu duduk di kursi seberang, tangannya terlipat di dada. “Bukti itu bukan cuma chip atau data. Kau sendiri adalah buktinya.”Sua menunduk, menghirup aroma kopi yang masih mengepul. Keheningan sebentar mengisi ruangan, hanya suara jam dinding yang berdetak.“Rai…” Sua akhi

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   218. LQ-01

    Sua menarik napas panjang, menutup mata sejenak. “Dengar aku, kau mesin keras kepala,” bisiknya lirih. “Aku yang membuatmu. Kau mengenali sidik jariku, kau mengenali polaku.”Ia menempelkan telapak tangan di sensor biometrik lawas di sisi panel, sesuatu yang sudah lama tak disentuh siapa pun. Lampu berkedip merah… kuning… lalu akhirnya hijau.Administrator Verified — Override Executed.Bar transfer melonjak cepat: 92%… 97%… 100%.Sua nyaris terisak lega saat mencabut drive eksternal. Tepat ketika itu, pintu berderit pelan dan Zhenyu masuk kembali, wajahnya tetap tenang meski jelas ia baru saja berhadapan dengan dua penjaga.“Empat menit selesai,” kata Sua, suaranya bergetar.Zhenyu menutup pintu rapat-rapat, lalu tersenyum tipis. “Aku tidak pernah meragukanmu.”Sua menggenggam drive itu erat, seolah sedang memegang kembali potongan jiwanya yang hilang. Pandangannya lalu terhenti pada perangkat besar yang masih berdiri kokoh di tengah ruangan, tertutup kain pelindung abu-abu. Jemarinya

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   217. Menyusup ke distrik tua

    Alarm nyaris tak terdengar dibandingkan hembusan angin pagi yang masuk lewat jendela. Sua bangun lebih cepat dari biasanya, membungkus dirinya dengan jaket tebal. Zhenyu sudah berdiri di dapur, menyeduh kopi hitam dalam botol termos. Aroma pahitnya memenuhi ruangan.“Masih ada waktu untuk mundur,” ucapnya tanpa menoleh.Sua mengencangkan ritsleting jaket. “Kalau aku mundur, dia akan terus memakainya untuk menyakiti orang.”Mereka meninggalkan apartemen saat langit Yancheng masih berwarna biru gelap. Lampu jalan memantul di genangan hujan semalam, dan suara ban mobil membelah jalanan basah. Zhenyu menyetir menuju distrik tua, area yang jarang dilewati kendaraan, penuh bangunan pabrik kosong dari era awal industrialisasi.(Perimeter Lab Cabang – Distrik Tua Yancheng – 04.46)Gerbang baja setinggi tiga meter berdiri di depan mereka, catnya terkelupas dan ditumbuhi lumut di bagian bawah. Hanya satu lampu sorot yang menyala, berkedip pelan seperti lampu darurat.Zhenyu mematikan mesin mobi

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   216. Bersih-bersih

    Rooftop Lounge – Hotel Imperial Yancheng (malam sebelum Sua membocorkan protokol uji lapangan).Hujan tipis membasahi kaca-kaca tinggi lounge mewah itu. Lampu-lampu kota memantul di genangan air balkon, sementara musik jazz pelan mengisi ruang.Shen Yiru duduk sendirian di meja sudut, gaun satin merah darah membalut tubuhnya. Di tangannya, segelas anggur merah berputar pelan, seperti pikirannya yang tengah menimbang untung rugi.Ia menatap jam tangannya sekali lagi, lalu mengeluarkan ponsel perak dengan case kulit berinisial “SY”. Jempolnya ragu di atas satu nama di daftar kontak: Pangeran Zhenyu.Satu tarikan napas. Lalu ia tekan.Sambungan diangkat dalam dua detik.Suara Zhenyu terdengar datar. “Shen Yiru.”“Aku tidak punya banyak waktu,” suara Yiru lembut tapi tegang. “Besok, Bian Yu akan memanggil rapat darurat direksi. Dia akan memindahkan aset penelitian terakhirnya ke luar negeri. Aku tahu rekening transitnya.”Keheningan sejenak di seberang. Lalu, “Kenapa kau memberitahuku?”Y

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   215. Feniks

    Lobi Utama Royal Bioenergetic Research Council – Pukul 10.30Lampu sorot kamera berkedip-kedip, mikrofon dari berbagai stasiun berita teracung seperti tombak. Para jurnalis berdesakan, suara klik kamera bercampur teriakan pertanyaan.Di tengah kerumunan, Sua Luqi melangkah mengenakan setelan blazer putih gading — sederhana tapi memancarkan aura tegas. Di sebelahnya, Zhenyu dalam seragam resmi Pangeran Yancheng, wajahnya tenang namun sorot matanya tajam.Seorang reporter dari RoyalNewsLive menembakkan pertanyaan pertama. “Benarkah Anda memiliki bukti bahwa aset-aset riset yang kini digunakan Bian Yu adalah milik Anda?”Sua menatap lurus ke arah kamera. “Bukan hanya bukti, saya memiliki dokumen asli, rekaman timestamp digital, dan saksi yang terlibat langsung. Semua akan saya serahkan kepada dewan investigasi… dan sebagian akan saya publikasikan hari ini, demi transparansi.”Bisik-bisik memenuhi ruangan. Kilasan wajah Bian Yu muncul di layar monitor di belakang para jurnalis — siaran l

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   214. Protokol uji lapangan

    Malam berlalu berlalu berganti pagi. Cahaya fajar menyingsing menyinari dunia. Sua bermalam di Istana Yancheng sebagai tamu penting. Di pagi buta, ia telah bersiap bersama Zhenyu menuju apartemen lamanya.Apartemen di lantai 18 itu masih menyimpan aroma lembab yang khas dari ruangan yang lama tak dihuni. Lampu langit-langit menyinari debu tipis yang menari di udara. Tanaman hias di sudut ruang tamu sudah mengering, daunnya rontok berserakan di lantai kayu.Meja makan masih berantakan dengan tumpukan majalah medis edisi lama dan beberapa berkas yang tertinggal setengah terbuka — semuanya seperti dibekukan dalam waktu sejak Sua menghilang enam bulan lalu. Di dapur kecil, kulkas berdengung pelan, isinya hanya botol-botol air mineral dan sisa teh kering yang kadaluarsa.Jendela besar menghadap kota Yancheng, tapi kacanya buram tertutup lapisan debu tipis. Tirai abu-abu kusam sedikit terbuka, membiarkan cahaya lampu jalan masuk dan membentuk garis keemasan di lantai.Sua berdiri sejenak di

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status