Home / Fantasi / Tabib Cantik Milik Pangeran / 66. Bersembunyi di dapur

Share

66. Bersembunyi di dapur

Author: Donat Mblondo
last update Last Updated: 2025-06-04 14:42:45

Sua langsung memutar tubuhnya dengan cepat, berusaha melepaskan diri, walau wajahnya sudah memerah. “Aku ... aku tidak bicara tentang siapa-siapa!”

“Tapi aku merasa kau sedang bicara tentangku,” ucap Rai dengan nada yang sangat percaya diri, lalu akhirnya melepaskan pelukannya dan melangkah ke samping, menyandarkan tubuhnya santai pada sisi meja.

Sua berdeham, menunduk, lalu dengan canggung, ia beralih membuka jendela dan menyiapkan tungku untuk membuat ramuan.

“Aku ke sini bukan hanya untuk menggoda,” ujar Rai, kali ini dengan nada lebih serius. Tatapannya menajam, dan suasana perlahan berubah.

“Aku sudah bertanya langsung pada ibumu. Tentang Han Feng dan Klan Hei.”

Sua mendongak cepat, kini sepenuhnya fokus.

Rai melanjutkan, “Jawabannya jelas. Han Feng memang punya hubungan langsung dengan Klan Hei. Bukan hanya sebagai simpatisan, tapi sudah menjadi bagian dari strategi infiltrasi politik mereka. Sudah lama.”

Senyum di wajah Sua lenyap.

“Ibumu tahu banyak. Tapi dia memilih diam, kar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   70. Kelincahan Rai

    Ruang Kerja Perdana MenteriSuasana di dalam ruang kerja Han Feng terasa sesak meskipun jendelanya terbuka. Lentera bergoyang perlahan diterpa angin tipis dari lorong, dan kertas-kertas laporan berserakan di atas meja batu giok yang biasa rapi.Han Feng duduk diam di kursinya. Matanya tak lagi menatap kertas di hadapannya, tapi ke arah jendela kecil di sisi timur ruangan. Pandangannya tajam, seperti sedang mencoba menembus kegelapan di luar.Ia menarik napas perlahan, mengatur ulang pikirannya yang mulai terpecah. Sejak ia mengunjungi kamar Sua saat fajar, ia merasa ada yang tidak biasa. Bukan hanya dari putrinya, melainkan juga dari udara di sekeliling rumahnya.Ada suatu pergerakan.Seseorang … atau sesuatu.Satu sosok bayangan, hadir di sekitar kamar Sua."Bayangan itu tidak bergerak seperti mata-mataku," ujar Han Feng pelan. “Ia tidak seperti sedang mengawasi Sua. Justru sebaliknya, dia sedang menjaga Sua dan mengawasiku.”Pria itu berdiri, mendekat ke jendela. Matanya menyipit, m

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   68. Dosis ketiga 2

    “Nona, maafkan keterlambatanku,” ujar Bae Ya cepat, menunduk dalam. “Aku ... aku tidak bermaksud menunda.”Sua tak membalas langsung. Matanya menelusuri Bae Ya dari ujung kaki hingga kepala, memastikan gadis itu benar-benar tidak terluka. Lalu ia mengangguk singkat.“Masuklah. Waktu Shi Si sudah dekat.”Bae Ya menyerahkan kantong herbal, dan Sua segera membawanya ke meja ramuannya. Ia menyingsingkan lengan jubah dan mulai menakar bahan-bahan itu dengan hati-hati.Sua mengaduk ramuan itu dalam cairan yang mulai memanas, uapnya memancarkan aroma tajam bercampur manis. “Ini yang terakhir,” ujarnya lirih, "setelah ini, tubuh Ibu akan masuk tahap pemulihan penuh. Tapi ... ini juga saat paling berbahaya. Parasit itu pasti akan mencoba bertahan.”Rai, yang sejak tadi berdiri di dekat jendela dengan mata waspada, mendekat perlahan.“Penjagaan di kamarmu semakin ketat,” ujarnya datar. “Bahkan aku hampir tak bisa masuk tanpa menarik perhatian. Mereka mulai menebar formasi pengawasan ... dengan

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   67. Dosis ketiga 1

    Chunying meraih kantong kecil dari sabuknya, isi campuran serbuk lada dan akar kering khas pengalih jejak. Tapi, belum sempat ia melemparkan itu, si pembunuh tampak ragu dan menghentikan langkah.Beberapa detik, sunyi yang menegangkan berlalu ...Lalu, dari luar dapur terdengar suara keras."Cepat! Pelayan dapur, siapkan jamuan teh Nyonya Ji, sekarang juga!”Langkah si pembunuh segera mundur. Ia tak boleh menarik perhatian. Dengan lompatan ringan, tubuhnya keluar dari dapur lewat jendela samping dan menghilang di kegelapan pagi.Begitu suara langkah itu menghilang, Chunying menarik napas panjang dan perlahan melepaskan tangan dari mulut Bae Ya.Mereka masih dalam posisi sangat dekat, wajah mereka hanya terpisah sejengkal.Bae Ya menelan ludah. “Itu ... pembunuh?”Chunying mengangguk pelan, masih menatap matanya. “Ya. Dan dia mengincarmu.”Gadis itu menunduk. Jemarinya gemetar ringan. “Bisakah Anda melatihku lebih keras lagi? Aku ... tidak ingin terus menjadi beban, " katanya.Chunying

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   66. Bersembunyi di dapur

    Sua langsung memutar tubuhnya dengan cepat, berusaha melepaskan diri, walau wajahnya sudah memerah. “Aku ... aku tidak bicara tentang siapa-siapa!”“Tapi aku merasa kau sedang bicara tentangku,” ucap Rai dengan nada yang sangat percaya diri, lalu akhirnya melepaskan pelukannya dan melangkah ke samping, menyandarkan tubuhnya santai pada sisi meja.Sua berdeham, menunduk, lalu dengan canggung, ia beralih membuka jendela dan menyiapkan tungku untuk membuat ramuan.“Aku ke sini bukan hanya untuk menggoda,” ujar Rai, kali ini dengan nada lebih serius. Tatapannya menajam, dan suasana perlahan berubah.“Aku sudah bertanya langsung pada ibumu. Tentang Han Feng dan Klan Hei.”Sua mendongak cepat, kini sepenuhnya fokus.Rai melanjutkan, “Jawabannya jelas. Han Feng memang punya hubungan langsung dengan Klan Hei. Bukan hanya sebagai simpatisan, tapi sudah menjadi bagian dari strategi infiltrasi politik mereka. Sudah lama.”Senyum di wajah Sua lenyap.“Ibumu tahu banyak. Tapi dia memilih diam, kar

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   65. Pelukan

    Sua melangkah keluar dari kamar mandi kecil yang terhubung langsung dengan kamarnya. Uap masih menggantung tipis di udara. Ia baru saja selesai berendam dengan air rebusan daun sisri yang telah ia racik sendiri, dan kini hasilnya mulai tampak.Kulit di pipi dan bagian dagunya yang semula tampak kering, terkelupas, dan menebal seperti sisik monster, perlahan mulai mengelupas secara alami. Di bawahnya, muncul lapisan kulit baru yang lebih halus, meskipun masih tampak kemerahan. Ia mengamati wajahnya sekilas di permukaan mangkuk air, lalu menghela napas. Masih jauh dari sempurna, tapi jauh lebih baik dari sebelumnya.Ia mengenakan jubah bersih dan berjalan kembali ke ruang dalam dengan langkah ringan. Tapi saat melewati tirai, langkahnya otomatis melambat.Di ruangan itu, Bae Ya dan Chunying masih berada di tempat yang sama.Mereka duduk saling berhadapan di atas alas tipis dekat rak buku tua, namun tak ada satu pun kata yang terdengar. Hanya diam. Kadang Bae Ya melirik, lalu buru-buru m

  • Tabib Cantik Milik Pangeran   64. Gara-gara luka kecil

    Chunying mendekat dengan hati-hati. Ia mengangkat satu tangan dan dengan jemari yang ringan, menyentuh pipi Bae Ya tepat di tempat luka kecil itu berada. Sentuhannya lembut, hampir seperti hembusan angin.“Kau terluka karena aku,” gumamnya, matanya menatap dalam pada wajah gadis itu. “Maaf, aku ceroboh.”Bae Ya terdiam. Matanya terpaku pada mata Chunying, yang kini begitu dekat. Ia bisa merasakan panas dari tubuh pemuda itu, juga detak jantungnya yang cepat, atau mungkin itu detaknya sendiri?“Aku tidak apa-apa,” bisik Bae Ya akhirnya, suaranya. “Aku ... aku hanya kaget.”Chunying masih berdiri dekat, ujung jarinya belum sepenuhnya meninggalkan pipi Bae Ya. Seketika, suara pelan tapi tajam tiba-tiba terdengar dari balik tirai tempat tidur."Bagus sekali," ucap Sua, datar. "Kau berani melukai wajah pelayanku?"Chunying sontak menarik tangannya. Bae Ya refleks melompat mundur, wajahnya memerah seperti baru saja tertangkap basah mencuri kue jamuan."Nona!" seru keduanya hampir bersamaan,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status