แชร์

Bab 54 Jeratan Gairah

ผู้เขียน: Jackie Boyz
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-07-24 07:39:42

Ketika pelayan Gongye kembali dan memberikan kotak ukiran yang sebelumnya dia berikan pada Dania, Gongye pikir Dania masih marah padanya kemudian mengembalikan benda tersebut karena kesal.

“Apa-apa ini?” tanya Gongye pada pelayannya.

“Nona Hu meminta saya untuk memberikan kotak ini pada Tuan Besar,” ujarnya dengan punggung membungkuk hormat.

Gongnye menerimanya lalu membawanya ke dalam ruangan di mana dirinya dan Dania sebelumnya bercakap-cakap. Di sana Gongye duduk di kursi lalu menghela napas berat. Gongye membuka kotak tersebut dan melihat satu tangkai bunga aprikot yang masih segar, aromanya harum semerbak menyebar ke seluruh penjuru ruangan. Gongye memeluknya sambil menangis, dia merasa sangat bersyukur sekali.

“Terima kasih Yang-mulia Dewi Tinggi, akhirnya Anda bersedia memaafkanku,” ujarnya sambil menyeka kedua pipinya.

***

Di sisi lain, Dania hendak pergi menuju kamarnya tapi mendengar keributan di belakang gedung. Melihat orang-orang ikut berlari ke
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทล่าสุด

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 58 Ular raksasa dari gurun

    Dania tidak berkomentar lagi, apalagi saat ini wajah Chang An masih terlihat kesal setengah mati. Ketika mereka tiba di tempat tujuan, mereka segera turun dan Chang An memberikan isyarat pada pelayannya. “Nona Hu, Dewa Tinggi memintaku menyerahkan ini pada Nona,” ujarnya sambil mengulurkan karung kecil pada Dania. Dania mengernyitkan keningnya. “Berikan aku sesuatu yang lebih besar dari ini,” ujarnya sambil menatap karung berukuran sepuluh kilo tersebut. “Karung ini adalah milik Dewi Tinggi, beliau selalu membawa ini saat mengambil obat.” Tuturnya. Dania menggelengkan kepalanya lalu melipat kedua tangannya dan berjalan menuju ke dalam hutan. “Dia menipuku? Karung sekecil ini mana muat untuk mengangkut semua bahan obat yang aku butuhkan?” Chang An berjalan mengikuti Dania dari belakang. Pria itu tanpa sadar mengukir senyumnya, dia merasa bahagia bisa menemani Dania seperti sekarang. Dania sejak tadi te

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 57 Perjalanan ke luar gerbang perbatasan

    Dania juga merasa ada yang menyebabkan keributan di pintu masuk gedung kepemerintahan. Sepertinya memang ada yang sengaja membuat warga datang ke sini, tapi apa gunanya? Target mereka sepertinya adalah para tabib! Mungkin ada yang ingin mencelakaiku lagi? Dania memikirkannya lalu menoleh ke sekeliling dan melihat salah satu dari warga yang mengajukan protes sedang menganggukkan kepalanya pada seseorang jauh di belakang punggung Dania. Karena banyak orang yang berkerumun dan semuanya menjadi semakin ricuh Dania tidak bisa melihat siapa orang yang sedang berbalas isyarat dengan warga. Dania tiba-tiba memiliki ide, dia segera berteriak dengan lantang. “Harap semuanya tenang! Kami datang ke sini memang ditugaskan untuk menangani warga yang sakit! Jadi kami tidak mungkin mengabaikan tugas untuk memberikan penanganan!” “Tapi kenapa Nona menolak kami! Kenapa tidak menangani kami sekarang!” teriak warga. “Tuan-tuan! Nyonya-nyonya

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 56 Kericuhan Warga Kota Utara

    Tak lama kemudian Dania berdiri dari kursinya lalu bergegas pergi ke ruang belakang sementara Chang An tetap duduk di kursinya. Sejak tadi Sutangji duduk di kursi tak jauh dari posisinya sambil terus mengawasi Chang An, pelayan yang melayani Chang An mengeluarkan sesuatu dari dalam lengan bajunya lalu diserahkan pada Chang An, Sutangji tidak tahu apa itu. Setelah membaca secarik kertas tersebut Chang An berkata pada pelayan pribadinya. “Berikan surat ini pada Jenderal Agung Su!” perintahnya. “Baik, Tuan!” jawabnya lalu bergegas menyerahkan surat tersebut pada Sutangji. Sutangji agak terkejut karena pelayan Chang An tiba-tiba pergi menghampirinya. Wanita tersebut menyerahkan kertas yang tadi dibawanya dari luar gedung pada Sutangji. “Ini dari kediaman Kakek Anda Jenderal Agung Su,” ujar pelayan Chang An pada Sutangji. “Apa ini?” tanyanya dengan ekspresi wajah tidak mengerti. “Baca saja, nanti Anda juga akan tahu,

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 55 Ulah Chang An

    Pada keesokan harinya, Dania bangun dari atas ranjangnya dia melihat selimutnya berantakan di lantai. “Pantas saja aku kedinginan semalam, selimutku jatuh dari atas ranjang,” gumam Dania sambil menguap. Dania meregangkan otot-otot tubuhnya tiba-tiba dia ingat dengan suatu kejadian yang dia rasa mustahil disetujui olehnya. Apa ini? Semalam Sutangji kembali melakukan tindakan gila itu? Tapi sepertinya tidak benar-benar terjadi. Batin Dania sambil mengusap tubuhnya sendiri. Baju yang dipakainya juga masih lengkap sama seperti sebelum dia tidur malam kemarin. “Aku rasa itu hanya mimpi.” Gumam Dania lalu turun dari atas ranjangnya dan pergi ke kamar mandi. Di dapur dan di ruang obat, para tabib sudah sibuk bekerja, mereka merebus resep ramuan obat yang sudah disiapkan oleh Dania. “Sudah waktunya kembali bekerja!” gumamnya sambil mengukir senyum. Dania melihat mereka sebentar lalu berbalik untuk menuju ke kamar mandi, tepat pada saat itu Dania menabrak Sutangji yang tengah ber

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 54 Jeratan Gairah

    Ketika pelayan Gongye kembali dan memberikan kotak ukiran yang sebelumnya dia berikan pada Dania, Gongye pikir Dania masih marah padanya kemudian mengembalikan benda tersebut karena kesal.“Apa-apa ini?” tanya Gongye pada pelayannya.“Nona Hu meminta saya untuk memberikan kotak ini pada Tuan Besar,” ujarnya dengan punggung membungkuk hormat.Gongnye menerimanya lalu membawanya ke dalam ruangan di mana dirinya dan Dania sebelumnya bercakap-cakap. Di sana Gongye duduk di kursi lalu menghela napas berat. Gongye membuka kotak tersebut dan melihat satu tangkai bunga aprikot yang masih segar, aromanya harum semerbak menyebar ke seluruh penjuru ruangan. Gongye memeluknya sambil menangis, dia merasa sangat bersyukur sekali. “Terima kasih Yang-mulia Dewi Tinggi, akhirnya Anda bersedia memaafkanku,” ujarnya sambil menyeka kedua pipinya.***Di sisi lain, Dania hendak pergi menuju kamarnya tapi mendengar keributan di belakang gedung. Melihat orang-orang ikut berlari ke

  • Tabib Kesayangan Tuan Jenderal    Bab 53 Karma buruk

    Setelah mengantarkan Putra Mahkota, Gongye bergegas untuk kembali menemui Dania di ruangan yang tadi dijadikan ruangan untuk pertemuan khusus dengan Dania dan Chang An.Saat Gongye kembali menghadap Dania, Dania bisa melihat dengan jelas perubahan ekspresi wajah Gongye. “Tuan Gong? Apa ada masalah?” tegurnya seraya mengukir senyum lembut lalu menghirup teh dari cangkirnya.Chang An hanya menahan senyumnya, sejak tadi dia duduk di sana bersama Dania. Rasanya dia sangat puas dan merasa kehidupannya sudah kembali ke semula sama seperti saat di Kota alam Dewa didampingi oleh Dania.“Maaf atas kelancangan saya! Yang-mulia Dewi, saya tadi bermaksud hendak memberikan mantra penangkal iblis karena aura di tubuh Putra Mahkota menyimpan kekejaman yang tidak bisa dimaafkan dan sudah melakukan perbuatan yang sangat keji terhadap Yang Mulia Dewi sehingga membuat iblis-iblis yang saya tanam di dalam patung menjadi tidak tenang. Saya ragu, tapi saya memutuskan demikian karena stat

บทอื่นๆ
สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status