Bab 82. Tegas.Shizi mendekat ke arah selir kedua, baru saja ia akan memeriksa sang selir, ibu suri kembali menghentikannya dengan sebuah pertanyaan.“ Tunggu dulu, sebelum kau memeriksa selir kedua, aku ingin mengetahui pengetahuanmu tentang bayi sungsang ini.” “ Pengetahuan adalah dasar awal, jika jawabanmu saja tidak benar maka percuma kau melakukan pemeriksaan!” Seru Ibu suri dengan penuh penekanan.Mendengar itu Shizi kembali bangkit dari duduknya, setelahnya ia pun menjawab.“Mohon izin menjawab, umumnya, posisi janin dalam kandungan ibu hamil akan terus bergerak. Mendekati persalinan, pergerakan tersebut akan membawa kepala bayi di bawah atau di dekat jalan lahir. Namun sebaliknya, posisi bayi sungsang adalah kondisi ketika kepala bayi tidak kunjung berada di bawah, bahkan tetap berada di atas saat usia kehamilan sudah lebih dari 36 minggu.” “ Posisi bayi sungsang adalah kondisi ketika posisi kepala janin di dalam kandungan tetap berada di atas sekalipun usia kehamilan sudah
Bab 83.Tanpa menyentuh.Pertemuan yang digagas ibu suri tidak berlanjut karena ibu suri meninggalkan pertemuan tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Permaisuri mengambil alih pertemuan tersebut dan hal itu tentu membuatnya senang karena dengan begitu ia bisa menjadi lebih dekat dengan ketiga nyonya terutama Nyonya Li dan Nyonya Lien.Shizi pun dipaksa tinggal di tempat oleh permaisuri karena kedua nyonya sangat antusias dengan adanya tabib muda tersebut.“ Yang Mulia permaisuri, tanpa mengurangi rasa hormatku, aku masih memiliki pekerjaan yang harus aku selesaikan,untuk itu mohon kiranya permaisuri dapat mengizinkanku untuk pergi.” Ujar Shizi dengan sopan.Permaisuri menoleh ke arah Nyonya Li dan Nyonya Lien, sorot matanya jelas meminta pendapat keduanya.Nyonya Li pun angkat bicara.” Tidak masalah permaisuri, yang penting aku sudah mengetahui keberadaannya.” “ Dan untuk kedepannya kami berdua pastinya akan membutuhkan bantuan permaisuri untuk urusan pemuda ini.” Ujarnya penuh arti.Pe
Bab 84. Tidak ada penolakan.Shizi menunjukan sikap tenangnya, tampak raut wajah permaisuri begitu serius karena masalah ini, jelas hal itu menunjukan ada sesuatu hal yang menjadi beban pikirannya.“ Hakim daerah, katakan alasanmu sampai bisanya kau mengangkat pedangmu di dalam wilayah istana dalam ini!” Seru Permaisuri dengan tegas.Belum sempat Song Ong menjawab, putri Nara kemudian berjalan ke samping Song Ong lalu berkata setelahnya.” Ibu, sepertinya kakak Song Ong memiliki permasalahan dengannya. Selain itu tadi aku mendengar jika tabib ini ternyata berasal dari kasta kelima!” Jelasnya.Song Ong pun langsung ikut menimpali.“ Benar permaisuri, jangan percaya padanya,aku yakin ia bisa memasuki istana dalam ini karena telah melakukan penipuan besar.” “ Bagaimana mungkin seorang rakyat jelata yang berada di kasta terendah bisa menjadi tabib, apalagi dulu ia adalah seorang budak yang bekerja di klan ku.” “ Selain itu aku emosi padanya karena dia dulu pernah melukaiku lalu melarikan
Bab 85. Menyembuhkan Nyonya Tang.Setelah memberikan apa yang para nyonya dan permaisuri inginkan, Shizi pun meninggalkan mereka yang kini sibuk berbincang masalah kecantikan.Yang cukup mengejutkan untuk Shizi adalah permintaan permaisuri yang meminta ramuan dan kosmetik juga untuk ibu suri, jelas hal itu menunjukan jika sebenarnya permaisuri tidak ingin berkonflik dengan ibu mertuanya itu.Meski ia tidak ingin terlibat dalam konflik istana namun tak dipungkiri ia penasaran dengan apa yang terjadi pada mereka.“ Jika mengingat cerita dari Kasim Wen aku kira ini pasti ada hubungannya dengan kejadian waktu itu.” “ Selain itu aku merasa ini ada hubungannya dengan Klan Song, aku tahu betul sikap Song Ong yang manipulatif, pastinya orang orang klan Song pun tak jauh berbeda dengannya!” Batin Shizi yakin.Shizi dan kelompoknya pun kembali ke klinik setelah menyelesaikan tugas rutinnya memeriksa para penghuni istana dalam. Saat ia sampai kesana tampak ketiga nyonya bersama Tang Rui sedang
Bab 86. Sekaligus tiga.Shizi memperhatikan Nyonya Dian Ning yang kini dalam posisi duduknya, tampak warna kulit di kakinya kini mulai memerah dan ia mulai bisa menggerakan jari kakinya secara perlahan.Setelah beberapa waktu, Shizi meminta nyonya Dian Ning untuk mulai mencoba menggerakkan kakinya dengan cara dinaik turunkan, diayun ke kiri dan ke kanan serta ditekuk olehnya sendiri.“ Sepertinya ini berjalan lancar, tinggal nyonya harus membiasakan diri untuk bergerak supaya otot otot yang kaku menjadi lentur dan sarafnya menjadi berfungsi dengan sempurna.” “ Untuk merangsang saraf sarafnya nanti aku akan membuatkan ramuan oles untuk kaki dan ramuan untuk merendam kaki untuk mengeluarkan kotoran yang menyumbat darah dan saraf.”“ Aku juga akan membuatkan ramuan obat untuk diminum oleh nyonya untuk membantu proses penyembuhan dari dalam.” Jelas Shizi.“ Terima kasih tabib Shizi.” Seru Nyonya Dian Ning tulus.Perbincangan terhenti, dari sana Shizi membantu istri jenderal Tang itu untu
Bab 87. Lingkaran.Shizi mengantar kepergian Tang Rui dan ketiga nyonya, tampak sekali jika mereka pulang dengan membawa banyak kebahagiaan.Jenderal Tang San sendiri tidak langsung pulang ke kediamannya karena ada hal yang ingin dibicarakan olehnya pada Shizi.Setelah kereta kuda yang membawa ketiga nyonya menghilang dari pandangan segera Shizi pun angkat bicara.“ Ayah angkat, jadi hal apa yang ingin ayah angkat bicarakan?” Tanya Shizi dengan tenang.Jenderal Tang San menatap Shizi dengan lekat, setelah beberapa saat ia pun kemudian angkat bicara.” Persidangan kerajaan hari ini yang membahas kejadian di istana dalam, apa benar itu berkaitan denganmu?” Tanya jenderal Tang San dengan nada serius.“ Benar ayah angkat, bisa dikatakan begitu.” Jawab Shizi dengan tenang.Mendengar jawaban tenang Shizi membuat jenderal Tang San berpikir sejenak, sorot matanya menunjukan jika banyak pertanyaan yang bergelut di pikirannya.“ Aku tak akan bertanya lebih lanjut tentang masalah ini karena aku y
Bab 88. Trik bicara.Shizi menunjukan token pengenal miliknya kepada seorang penjaga yang sedang berjaga, dari sana ia kemudian berjalan menyusuri lorong sebuah ruangan gelap yang didatanginya.Langkah kakinya terhenti di sebuah ruangan dengan pencahayaan remang dengan batang kayu dan besi yang menjadi sekat pemisah menjadi pemisah antara dirinya dengan seorang pemuda sedang duduk di pojok ruangan di atas jerami yang menjadi alas duduknya.Adu pandangan terjadi antara Shizi dan pemuda yang ada di dalam sel, seketika pemuda yang berada di dalam sel pun langsung menunjukan emosinya pada Shizi.“ Bajingan, mau apa kau datang kemari!” Seru Song Ong yang bangkit dari duduknya lalu berjalan ke depan teralis besi sambil berusaha meraih Shizi.Ya, Shizi saat ini mendatangi tempat Song Ong dipenjara untuk melihat mantan tuan mudanya itu sesuai dengan kabar yang disampaikan Jenderal Tang San padanya.Shizi tersenyum tipis saat melihat tangan Song Ong yang berusaha menggapai dirinya, tampak pul
Bab 89. Aroma Konspirasi.Informasi yang telah didapatkan oleh Shizi menjadi awal langkahnya untuk berhadapan langsung dengan Song Ong dan klan nya,kini tak ada keraguan lagi di hatinya untuk melawan dan membalas dendam pada mereka.Segera ia mengirimkan kabar kepada Lien Wei untuk segera menjalankan apa yang telah mereka rencanakan sebelumnya.Pucuk dicinta ulam pun tiba, ia pun mendapat kabar baik dari Lien Wei bersamaan dengan datangnya kabar dari Jenderal Tang San.“ Benar benar kabar yang menggembirakan, Kak Er Lang sudah berada di ibukota,bersamaan dengan kabar ini ayah angkat pun mengabarkan jika aku sudah bisa menggunakan kediamannya itu.” Ujar Shizi sambil meremas surat pesan yang ada di tangannya.Suara langkah kaki yang melangkah cepat terdengar di telinganya, jelas dari suara langkahnya pastinya orang tersebut sedang terburu buru melangkah.Tampak Kasim Wen lah yang datang tersebut.” Tabib Shizi…Tabib Shizi… Permaisuri memintamu datang ke istana permaisuri sekarang!” Ujar
Bab. 212 Shizi mengakhiri pengobatan ibunya, tampak tubuhnya telah kembali seperti sedia kala, nafasnya terlihat stabil dan rona wajahnya pun terlihat cerah yang menjadi tanda aliran darahnya telah normal sepenuhnya.Setelah mencabut semua jarum akupuntur hitamnya, Shizi kemudian bangkit dari duduknya lalu menoleh pada sang kakek yang sedari awal mengawasinya.Dibawah ancaman pedang yang masih terarah padanya, Shizi berjalan ke arah Chan Long berada, ia kemudian berdiri di hadapannya sambil menatap dingin pada kakeknya itu.Ia menatap sekilas pada dada dan perut sang kakek, dari sana ia memfokuskan pendengarannya untuk mendengarkan deru nafas Chan Long tersebut.Setelahnya Shizi pun berkata, “Jadi…apa yang bisa diperbuat Patriark Klan Chan untuk membuktikan aku sedang menyamar?” “Yang jelas pastinya bukan adu pukulan karena jika itu dilakukan maka Patriark akan terluka parah mengingat kondisi Patriark yang terkena racun tingkat atas,” ucap Shizi dengan tenang yang langsung membuat
Bab. 211.Sosok hitam tertegun melihat seringaian Shizi, aura yang mengitari tubuhnya terlihat tidak stabil saat melihat Shizi membuat segel tangan yang mengaktifkan mekanisme diagram magis di lantai.Sosok hitam itu meraung kesakitan karena cahaya hitam berbentuk rantai tersebut semakin erat melilit tubuhnya.Tak lama, rantai cahaya hitam itu berubah menjadi mantra dan simbol yang menekan siluet tersebut dan memaksanya menjadi bola cahaya hitam.Lingkaran magis di bawah kaki Shizi bersinar dan memunculkan banyak mantra dan simbol yang merambat melalui kakinya lalu bermuara di perut bawahnya.Sebuah simbol berwarna hitam berbentuk lingkaran tiga lapis dengan delapan simbol api aneh di delapan sisi lingkaran terbentuk di perut Shizi, dari sana simbol tersebut kemudian menarik paksa bola cahaya hitam untuk masuk ke dalam perut Shizi.“Tidak! Hentikan…kau tidak bisa menyerap pecahan jiwaku lagi! Apa kau siap menanggung resikonya jika melakukan hal ini padaku!” teriak siluet tersebut ya
Bab. 210.Shizi menghela nafas panjang, tampak ada keraguan di wajahnya untuk membuka pintu ruangan di mana ibunya berada.Tentunya itu terjadi karena ada perasaan campur aduk di hatinya, waktu sepuluh tahun yang telah terlewati di mana ia tidak bertemu dengan sang ibunda tercinta pastilah memberikan tekanan berbeda di hati sanubarinya.Belum lagi situasi yang akan dihadapinya, aura kegelapan yang ia rasakan cukup membuatnya merasa bimbang dan serba salah.Setelah beberapa saat Shizi mendorong pintu ruangan tersebut. Aroma amis langsung menusuk hidungnya, seketika wajahnya langsung berubah serius setelahnya.Ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam ruangan, dari sana ia gegas menutup pintu ruangan yang terlihat remang-remang tersebut.Kamar berukuran delapan kali delapan meter itu terasa pengap,meski penerangan terbatas namun ia bisa melihat miasma memenuhi ruangan tersebut.Sorot matanya fokus mencari sosok keberadaan ibunya, hal pertama yang ia lihat adalah ranjang dengan kelam
Bab. 209.Shizi, Chan Jian, Chan Ru dan Chan Fei berdiri di depan satu ruangan, tampak pintu ruangan tersebut dalam keadaan terkunci oleh sebuah segel rumit yang berisikan mantra Malachim yang berada dalam simbol lingkaran dan segitiga.Shizi bisa merasakan aura kegelapan pekat kuat berasal dari dalam ruangan tersebut di mana aura hitam itu memberikan perasaan yang menakutkan untuk mereka.Chan Jian dan Chan Ru terlihat terkejut dengan situasi yang ada di hadapan mereka tersebut.“Apa ini, kenapa aura hitam yang merembes dari ruangan ini begitu mengerikan! Aku merasa tubuhku seperti tercabik hanya dengan merasakan aura ini!” seru Chan Ru.Chan Jian menunjukan wajah gusarnya lalu berkata,” Kenapa Kakak Chan Feng tidak memberitahukan hal sepenting ini pada kami?” “Padahal dia tahu jika aura hitam yang keluar sampai seperti ini maka akan berbahaya untuk Juan’er!” serunya dengan kesal.Shizi menunjukan wajah seriusnya sambil memperhatikan segel di pintu, tampak matanya memperhatikan man
Bab. 208.Shizi dan semua orang kini berada di dalam Aula Paviliun Bulan Merah, tampak ketegangan di wajah mereka semua kecuali Chan Ru, Chan Feng dan Chan Jian, pria wajahnya mirip dengan ibu Shizi, Chan Juan. Ketiganya berdiri berhadapan di tengah ruangan, sedangkan para pengikut mereka berdiri di dekat tembok aula tersebut.Chan Jian menatap Chan Ru, terlihat sorot matanya begitu serius saat melihatnya. Di sisi lain, Shizi yang berdiri di samping Chan Fei hanya diam memperhatikan interaksi ketiganya.“Jadi, apa kau mau menjelaskan apa yang terjadi di sini?” tanya Shizi tanpa menoleh pada Chan Fei.“Ayah tahu hal ini mungkin terjadi, maka dari itu ibu menyuruhku untuk memberikan pesan pada Paman Chan Jian ketika tiba di sini,” jawabnya dengan nada berbisik.Chan Fei melanjutkan, “ Paman Chan Fei adalah saudara kembar ibumu, sebenarnya masih ada seorang lagi yaitu Paman Chan Xun, Tetua Pertama Klan Chan kita. Namun, aku dengar beliau sedang pergi menemui pemimpin klan lain.” Shizi
Bab. 207Shizi menggunakan jarum akupunturnya dan menusuk tiga titik akupunktur sang pria, yang pertama ia menusuk titik Baihui yang terletak di puncak kepala lalu titik Shenting yang terletak di dahi terakhir pada titik Taiyang yang terletak di pelipis.Sang pria hanya bisa pasrah saat Shizi melakukan tindakan tersebut padanya, wajahnya terlihat pucat dan tegang. Jelas jika pria tersebut harap-harap cemas tentang apa yang akan terjadi padanya.“Sudah selesai… aku memberikan akupuntur khusus untukmu, dengan begini maka aliran darah ke otakmu akan sangat lancar. Bahkan saking lancarnya maka otakmu bisa kebanjiran darah terutama jika kau berbohong.” “Aku beritahu, hal itu sangatlah menyakitkan…tapi, biasanya seseorang sepertimu tak akan percaya sebelum merasakannya sendiri. Jadi sekarang itu semua terserah padamu,” jelas Shizi dengan santai.Sang pria tak menjawab, ia menatap Shizi dengan sorot mata yang penuh dengan ketakutan. Jelas sekali jika pria tersebut takut dengan penjelasan p
Bab. 206. Dengan diantar Chan Ru dan Chan Fei, Shizi menuju ke kawasan Lima, kawasan yang menjadi wilayah lima Klan Tersembunyi berada.Ia cukup terkejut saat mengetahui letak area tersebut yang mana tak seperti dugaannya. Ya, dia tak menyangka jika Kawasan Lima yang sebelumnya Chan Ru jelaskan ternyata berada di dalam sebuah gunung yang terletak di barisan pegunungan Wu Xing.Untuk menuju ke tempat tersebut mereka harus melalui sebuah portal khusus di tengah gunung Wu Xing dimana penjaga area tersebut merupakan perwakilan penjaga dari kelima Klan Tersembunyi dari kelima Klan.“Untuk mencapai tempat ini aku harus melewati kawasan Yin Di. Sekarang, aku harus melewati portal kembali untuk memasuki kawasan Wu Xing.” “Dengan penjagaan seketat ini jelas tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam Kawasan yang dihuni oleh Kelima Klan tersembunyi ini,” batinnya.Dengan Chan Ru sebagai pemimpin rombongan membuat mereka bertiga bisa memasuki portal tanpa menemui kesulitan sama sekali.Lapi
Bab. 203Shizi mendengarkan penjelasan Chan Ru dengan seksama. Tentunya yang pamannya jelaskan pertama kali adalah kondisi ibundanya.Chan Ru menjelaskan jika kondisi ibunya buruk karena dua hal, yang pertama adalah karena segel Klan Chan yang dulu ditanamkan pada dantiannya. Adapun yang kedua adalah karena terkena segel kutukan dari seseorang yang misterius.Kedua hal inilah yang menyebabkan kondisi ibunya menjadi vegetatif di mana hal itu membuat tubuhnya hanya menyisakan kulit dan tulang.Setelah menjelaskan kondisi Chan Juan, paman dari Shizi itu menjelaskan situasi Klan Chan sendiri yang kini dilanda konflik internal yang parah.Sang Patriark yang merupakan kakek dari Shizi kini dalam kondisi sakit parah karena pertarungan. Hal itu yang menyebabkan konflik baru di mana kedua putra Patriark Klan Chan kini memperebutkan tampuk pimpinan Klan Chan.Setelah mendengarkan cerita Chan Ru, Shizi pun angkat bicara,” Bukankah masalah ini sudah ada sejak dulu? Aku pernah mendengar tentang i
Bab. 202Shizi, Tetua Chan Ru, Nyonya Yi Yun dan Chan Fei kini duduk bersama di dalam satu ruangan khusus. Tampak satu keluarga itu menunjukan raut wajah serius dalam situasi tersebut.Hal itu terjadi karena Nyonya Yi Yun memaksakan diri untuk berbicara secara serius dengan penyelamat nyawanya itu.“ Istriku, sebenarnya ada apa? Kenapa kau memaksakan diri seperti ini? Ingat kau baru saja disembuhkan oleh Tuan Muda Shizi!” seru Chan Ru penuh penekanan.“Suamiku, ini tidak bisa ditunda lagi! Ada hal yang harus kupastikan dari Tuan Muda Shizi,” jawab Yi Yun penuh penekanan.Chan Ru hanya bisa menghela nafas panjang, kengototan istrinya dan raut wajah serius yang ia tunjukan menjadi bukti jika ia tak ingin menunggu lebih lama lagi.Tetua Chan Ru melirik pada Shizi, netranya jelas meminta jawaban darinya.Shizi mengangguk, tak mempermasalahkan keinginan Nyonya Yi Yun tersebut. Bukan tanpa alasan ia menyetujuinya karena ia pun penasaran kenapa sang nyonya ingin berbicara dengannya.“Nyonya