Share

Bab 3

last update Last Updated: 2022-02-04 12:10:59

Ketika sinar matahari pagi masuk melalui celah jendela, Karina mengerjapkan mata, lalu meregangkan tangannya ke atas sambil melenguh pelan. Sudah lama sekali dia tidak tidur lelap, tubuhnya terasa lebih ringan dibanding hari biasanya. 

Duduk di sisi ranjang, Karina mendengus kecil ketika dia mengingat mimpi aneh selama dia tertidur. Karena kemarin banyak sekali pembicaraan mengenai vampir, Karina sampai memimpikan hal itu. 

“Ah, sungguh mimpi yang aneh. Setelah pulang kerja, aku pergi ke supermarket dan melihat Isaac Sebastian Castor bersama seorang wanita, lalu aku mengintip mereka dan melihat hal mengerikan yang ternyata Isaac Sebastian Castor sang CEO tampan adalah seorang vampir! Hahahaha benar-benar mimpi yang konyol!” 

Sungguh mimpi yang sangat aneh dan menggelikan! Bahkan Karina bisa mengingat mimpi itu dengan jelas seolah-olah dia mengalaminya sendiri. 

“Rupanya kau sudah bangun?” 

Mendengar seseorang berbicara, Karina sontak  mendongakkan kepala dan melihat sosok pria tampan berdiri di ambang pintu kamarnya. Tunggu! Itu bukan kamarnya, lalu apakah dia sekarang sedang berada di kamar Isaac?

'Pantas saja ranjangnya sangat nyaman, tidak seperti ranjangku di rumah!' batin Karina.

Isaac menyunggingkan bibirnya membentuk seringai dan berjalan menghampiri Karina yang masih duduk di sisi ranjang. Dia bisa melihat wajah pucat wanita itu dengan sangat jelas. 

“To-tolong jangan bunuh saya ...,” lirih Karina begitu Isaac semakin mendekatinya. Pikirannya kembali pada kejadian tadi malam yang ternyata bukan sekadar mimpi aneh, namun benar-benar kenyataan!

Kalau tidak salah, Karina mengingat saat dia tiba-tiba pingsan tepat setelah dia membuka mata atas perintah Isaac. Dia bahkan masih mengingat jelas suara memerintah yang keluar dari mulut Isaac. Suara yang begitu mengintimidasi! 

Jantung Karina berdebar kencang dan refleks menutup mata ketika Isaac berdiri tepat di hadapannya. Tangan besar pria itu meraih wajah kecil Karina dan mengelusnya lembut hingga membuat bulu kuduk Karina berdiri. 

“Buka matamu dan tatap aku!” 

Seperti mengandung sihir, semua kata yang keluar dari mulut Isaac refleks membuat Karina menurutinya. Tatapan mereka bertemu dan wajah Isaac begitu dekat dengan Karina sehingga hidung mereka bersentuhan. 

Meskipun pria di hadapannya adalah seorang vampir, namun Karina tidak mampu menolak pesona pria itu. Wajahnya memerah bak kepiting rebus. Karina yang tadinya ketakutan, kini merasa malu karena ditatap dalam jarak sedekat itu. 

Menelan ludah, Karina memberanikan diri untuk berbicara pada Isaac. Sekarang hidupnya sedang dalam bahaya, Karina tidak boleh menyinggung pria itu dengan perkataannya. 

“Ke-kenapa Anda membunuh para wanita itu?” 

Bodoh! Mengapa Karina malah melontarkan pertanyaan seperti itu?! Sudah jelas kalau Isaac akan tersinggung, bukan? Namun, Karina tidak bisa menahan rasa penasarannya. Lagi pula, dia sudah berada dalam bahaya, jika menambah bahaya sedikit lagi mungkin tidak akan ada masalah. 

“Kau penasaran dengan itu?” Isaac membuang napas kasar dan mendekatkan mulutnya pada telinga Karina. “Karena aku sangat haus. Jadi, aku menghisap darah mereka hingga habis. Lagi pula, orang yang telah melihat sosok asliku tidak boleh hidup!”

Lagi-lagi pernyataan Isaac membuat Karina bergeming. Dari ucapan pria itu, manusia diperlakukan seperti sebuah barang oleh kaum vampir. Bagaimana bisa makhluk penghisap darah itu begitu kejam? Padahal mereka hidup bergantung pada darah manusia!

“Saya mohon ... jangan membunuh manusia lagi. Bukankah Anda terlalu kejam terhadap mereka? Manusia adalah makhluk hidup, sama seperti Anda.” 

Pada akhirnya Karina menyerukan semua pikirannya meskipun dengan bibir sedikit bergetar. Bagaimana tidak? Karina berhadapan langsung dengan seorang CEO merangkap seorang vampir. 

Jika Isaac hanya manusia biasa, mungkin Karina hanya akan kehilangan pekerjaannya. Namun, karena Isaac adalah vampir seperti dalam mitos dan dongeng, mungkin bukan hanya pekerjaannya yang hilang, namun juga nyawanya. 

“Cih. Beraninya manusia sepertimu-“ 

“Sebagai gantinya, Anda boleh menghisap darah saya kapan pun Anda merasa haus. Saya juga berjanji akan menyimpan rahasia Anda. Tentu saja Anda juga harus membiarkan saya hidup.”

Karena Karina tahu Isaac tidak akan membiarkannya hidup, jadi dia harus lebih dulu memberi penawaran yang tidak akan bisa ditolak oleh pria itu. 

"Kau!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tahanan Berdarah Manis   Bab 31

    "Jawabanku tetap tidak," balas Isaac dingin. Entah pemburu vampir atau apa pun itu, dia tidak akan peduli dan tidak akan pernah bekerja sama apalagi membantu melawan pemburu itu.Namun, jika pemburu vampir itu menghampirinya sendiri atau menyakiti orang terdekatnya, mungkin dia akan bertindak.Lama terdiam karena tidak mengerti pembicaraan Isaac dan Mike, akhirnya Karina memutuskan untuk bertanya, "Apa yang kalian bicarakan? Pemburu vampir?"Dari namanya saja Karina sudah tahu bahwa itu akan mengancam kaum vampir, namun dia penasaran, seperti apa rupa pemburu vampir yang mereka bicarakan tersebut dan seberapa hebat kemampuannya hingga bisa melawan para vampir. Bukankah pemburu vampir biasanya adalah manusia? "Kau tidak perlu tahu. Gordon, bawa Karina ke mansion."Manusia seperti Karina tidak ada hubungannya dengan pemburu vampir yang mereka bicarakan. Dan jangan sampai gadis itu terlibat, mengingat gadis itu adalah tawanannya dan memiliki jejak vampir di tubuhnya.Seketika, Gordon

  • Tahanan Berdarah Manis   Bab 30

    Tanpa menunggu waktu lama, orang yang diteriakkan namanya itu keluar dari tempatnya. Mike tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya kepada Isaac. Namun, yang dia dapat dari Isaac justru adalah tatapan tajam yang ingin membunuh. "Di mana Karina? Kenapa kau membawanya? Kau ingin mati, hah?" Rentetan pertanyaan pun keluar dari mulut Isaac. Dia tidak suka bermain-main atau dipermainkan oleh sepupunya itu."Ah, kau memang tidak sabaran. Kita bahkan sudah lama tidak bertemu, kenapa tidak duduk dan berbicara masa lalu denganku?"Duduk? Berbicara? Tampaknya Mike benar-benar mengajaknya ribut. Sudah lama tidak menampakkan batang hidungnya, lalu muncul dengan menyandera Karina. Setelah menyuruhnya datang, Mike justru mengajaknya duduk dan berbicara?"Aku tidak ingin berbicara denganmu. Berikan Karina padaku dan kau akan kubiarkan pergi."Mike menghela napas, sepupunya Isaac memang tidak bisa diajak bernegosiasi. Padahal, Mike memanfaatkan Karina hanya untuk bertemu dengan Isaac yang sulit dit

  • Tahanan Berdarah Manis   Bab 29

    Setelah pergi ke atap untuk menyendiri, Isaac kembali ke ruangannya dan sudah rapi dengan dokumen-dokumen yang sudah ditangani. Namun, dia tidak melihat keberadaan Karina di sana. Tas wanita itu pun tidak ada di mejanya. "Memo?" ucap Isaac saat melihat sebuah memo yang ada di meja kerjanya. Di sana tertulis bahwa Karina pergi untuk memperingati kematian kedua orang tuanya dan Isaac tidak perlu mencari keberadaan wanita itu. "Gordon!" panggil Isaac. Gordon muncul dalam seketika. Meskipun jarak mereka jauh, Isaac bisa menggunakan telepati untuk memanggil pelayannya tersebut dan Gordon pun akan muncul dalam satu kedipan mata. "Anda memanggil saya, Tuan?" jawab Gordon sambil tetap menunduk. "Karina pergi untuk memperingati kematian orang tuanya. Kira-kira kapan dia akan kembali?"Karina adalah tawanan Isaac. Wanita itu sudah memiliki tanda gigitan di lehernya dan akan bahaya jika berkeliaran seorang diri. Manusia biasa mungkin tidak akan menyadarinya, namun kaum vampir bisa merasakan

  • Tahanan Berdarah Manis   Bab 28

    “Tangkap dia!”“Baik, saya akan segera menangkapnya, Tuan!”Pria berkulit pucat, Segrei, melakukan teleportasi dan muncul di depan Karina. Karina terkejut, padahal dia sudah berlari cukup jauh, namun salah satu pria asing yang dilihatnya berhasil menyusulnya dengan muncul secara tiba-tiba.“Hah? Kenapa –““Menyerah lah. Kau tidak akan bisa kabur dari kami,” potong Segrei cepat. Dia menjentikkan jarinya dan membuat Karina hilang kesadaran.Segrei membawa Karina di punggungnya dan berteleportasi ke hadapan tuannya, Mike.“Tuan, saya sudah menangkapnya,” ucap Segrei.Mike menyeringai. “Bagus. Kita kembali ke markas.”***Karina mengerjap-ngerjapkan matanya yang sedikit buram beberapa kali. Dia menolehkan kepalanya ke seluruh penjuru ruangan, mencari tahu di mana tepatnya dia berada.“Kau sudah bangun?” tanya Mike yang tiba-tiba muncul entah dari mana.“Apa yang kau inginkan dariku?!” sentak Karina sambil menatap tajam ke arah Mike. Seingatnya, tadi pria itu menanyakan perihal Isaac kepad

  • Tahanan Berdarah Manis   Bab 27

    Karina mengambil kertas memo di atas meja, lalu menulis catatan di sana. Karina menulis bahwa dirinya pergi ke pemakanan orang tuanya untuk memperingati hari kematian mereka. Oleh sebab itu, Isaac tidak perlu khawatir atau mencari keberadaannya jika Karina tidak ada di kantor. Sebelum benar-benar pergi, Karina merapikan meja Isaac dan memisahkan dokumen yang sudah ditanda tangani dengan yang belum. "Nice! Semuanya sudah rapi!" gumam Karina ketika melihat meja Isaac yang sudah dirapikan olehnya. Tak ingin lebih membuang waktu, Karina bergegas pergi dari kantor menggunakan taksi yang dia cegat di jalan. Ketika melihat sebuah toko bunga, dia meminta sang sopir taksi untuk berhenti sejenak karena ingin membeli bunga untuk dibawa ke makam. Ya, itu memang selalu Karina lakukan. Jangan sampai Karina datang ke makan orang tuanya dengan tangan kosong. Dua buket bunga telah Karina dapatkan di tangannya. Sekarang dia sudah siap mengunjungi makan orang tuanya dan menaruh dua buket bunga terse

  • Tahanan Berdarah Manis   Bab 26

    "Hey? Isaac?" Sekali lagi Karina mempertanyakan keadaan Isaac. "Aku tidak apa-apa. Lebih baik kau mengkhawatirkan dirimu sendiri! Kau pasti tahu kalau aku bisa saja menyerangmu saat ini juga!"Tepat. Isaac bisa saja menyerang Karina di saat rasa hausnya bangkit karena mencium bau darah, namun anehnya Karina tidak mengkhawatirkan itu! Dia justru lebih mengkhawatirkan Isaac yang hampir membongkar jati dirinya di hadapan Oscar. Lagi pula, Karina sudah terbiasa dengan Isaac yang tiba-tiba menghisap darahnya. Jadi, Karina tidak merasa harus mengkhawatirkan keadaannya sendiri. Karina mengambil dokumen yang ada di atas meja. Dia membaca seluruh isi dokumen tersebut dengan teliti. "Jadi ... kau benar-benar memutuskan kontrak dengan mereka secara sepihak?" Karina menatap Isaac dengan serius. Perusahaan mereka baru saja menjalin kerja sama, namun Isaac tiba-tiba memutuskan kontrak kerja sama tersebut. "Hn. Perusahaan mereka tidak cukup bagus untuk bekerja sama dengan perusahaanku," dustanya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status