Share

Bab 4

Karina menatap Isaac dengan sedikit berharap. Dia tidak tahu harus berbuat apa lagi agar Isaac membiarkannya hidup. Hanya itu cara yang terpikirkan oleh Karina. 

“Apa kau sedang menawarkan kesepakatan padaku?” 

Karina menggigit bibir bawahnya. Entah sejak kapan dirinya sudah berada di atas ranjang dengan Isaac yang berada di atasnya, mengurung Karina dengan kedua tangan pria itu. 

“Bu-bukankah i-itu tidak terlalu buruk? Anda tidak perlu lagi mencari mangsa untuk meredakan rasa haus.” 

Meskipun Karina telah menawarkan kesepakatan kepada Isaac, namun dia belum menerima jawaban dari mulut pria itu. Terlebih lagi, semua keputusan berada di tangan Isaac. Apakah pria itu menerima atau menolak tawaran Karina! 

Jika Isaac menerima kesepakatan itu maka hidup Karina akan selamat dan dia harus siap sedia jika Isaac merasa haus. Sebaliknya, jika Isaac menolak maka tamatlah riwayatnya. 

“Aku tidak memercayai manusia. Mereka makhluk yang suka berdusta!” 

Karina memaki Isaac dalam hati. Mentang-mentang Isaac bukan manusia, pria itu dengan mudahnya menghina manusia yang selalu dia hisap darahnya. Ternyata kaum vampir sangat tidak tahu malu! 

“Anda harus memercayai saya karena saya tidak mungkin berbohong! Lagi pula, saya bekerja di perusahaan Anda, jadi Anda bebas mengawasi saya, bukan?” 

Mendengar ucapan Karina, sontak membuat Isaac tidak mampu menahan tawa. Baru kali ini ada seorang manusia yang nyawanya sedang terancam berani membuat kesepakatan dengannya. Naif sekali! 

“Kau ingin aku melepasmu, begitu?” 

Dengan secepat kilat, Karina menganggukkan kepala. Dia bersyukur karena akhirnya Isaac mengerti maksudnya. 

“Aku akan melepasmu, namun setelah kau membuktikan padaku bahwa kau sama sekali tidak akan kabur!” 

Oh ayolah, mengapa Isaac suka sekali menempatkan Karina dalam situasi sulit? Tidak bisakah pria itu memercayai Karina sekali saja? Lagi pula, bagaimana cara Karina membuktikan bahwa dia tidak akan kabur dari Isaac? 

Di samping itu, tidak terlintas sedikit pun dalam pikiran Karina untuk kabur dari Isaac. Meskipun Karina berhasil kabur, dia yakin Isaac akan segera menemukannya dan langsung membunuhnya di tempat. 

“Anda bisa memasang alat pelacak di ponsel saya dan memasang CCTV di rumah saya, benar?” 

“Kau bisa saja diam-diam pindah rumah dan mengganti ponselmu, benar?” 

Lagi-lagi Isaac berhasil menyudutkan Karina. Pindah rumah? Ganti ponsel? Mana mungkin Karina bisa melakukan kedua hal itu. Rumah yang dia tinggali merupakan meninggalkan kedua orang tuanya, sedangkan ponselnya masih belum lunas dari biaya cicilan. 

Namun, Karina tidak mungkin mengatakan semua hal itu pada Isaac. Pria itu pasti tidak akan memercayainya! Orang kaya bergelimang harta seperti Isaac mana mungkin mengerti betapa menyedihkannya menjadi orang miskin seperti Karina. 

Sementara Karina masih larut dalam pikirannya, Isaac kembali berucap, “Lihat? Kau bahkan tidak bisa membuktikannya padaku! Manusia memang selalu beromong kosong!” 

Rahangnya mengeras, sedangkan kedua tangannya mengepal erat. Karina ingin sekali memukul wajah yang sialnya sangat tampan milik Isaac, namun dia menahannya mengingat pria itu bisa membunuhnya kapan saja. 

Memejamkan mata, Karina mengumpulkan keberaniannya untuk menyerukan ide konyol yang tiba-tiba saja muncul di kepalanya. 

“Kalau begitu, saya akan tinggal bersama Anda di rumah ini agar Anda bebas mengawasi saya dari dekat!”

Lagi-lagi Karina mengucapkan hal konyol dan melemparkan dirinya sendiri ke dalam kandang hewan buas! Sepertinya dia sudah pasrah dengan kebebasannya, yang paling penting adalah hidup! Itulah yang Karina pikirkan saat ini.

“Pfftt, kau memang menarik.”

Lihat? Bahkan Isaac pun menganggap konyol ide Karina. Namun, pria itu tetap menyetujuinya karena itu merupakan usulan yang cukup bagus.

Isaac bangkit dari posisi mengurung Karina dan berdiri di samping ranjang besarnya. Tangan kirinya sengaja dia masukan ke dalam saku celana, sedangkan tangan satunya dia ulurkan ke hadapan Karina, membantu wanita itu berdiri. 

Sementara itu, Karina dibuat bingung oleh perlakuan Isaac yang tiba-tiba menjadi baik. Apakah pria itu menerima ide konyolnya tanpa protes sedikit pun? Tidak bisa dipercaya!

“Beri tahu alamat rumahmu, kita akan ke sana untuk membawa barang-barangmu!” 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status