"Kau sudah dengar? Katanya ada seorang wanita ditemukan meninggal di pinggir sungai dengan dua bekas gigitan di lehernya!” “Mungkinkah itu vampir? Jika benar, aku ingin melihatnya secara langsung!” Konyol! Wanita bernama lengkap Karina Olera Lavender mengeluarkan seringai tipis, kala mendengar percakapan dua orang pelajar yang berjalan melewatinya. Vampir? Vampir hanya dongeng dan mitos yang lahir dari tanah Eropa. Lagi pula, belum pernah ada bukti sahih tentang keberadaan makhluk penghisap arah itu! Seandainya ada seseorang meninggal dengan luka gigitan di leher, mungkin saja itu ulah seekor hewan, bukan? Contohnya, ular kobra. Jika seseorang digigit oleh hewan berbisa itu dan racunnya masuk ke dalam tubuh, kemungkinan besar orang yang terkena gigitan akan meninggal. Tampaknya anak zaman sekarang terlalu sering menonton film sehingga mereka percaya dengan dongeng konyol seperti itu. Benar-benar menggelikan! Membelalakkan mata, Karina me
Rasa penasaran Karina meronta-ronta. Bagaimana tidak? Seorang CEO yang terkenal dingin dan kejam ternyata suka bermain dengan wanita nakal! Tentu saja Karina tidak boleh melepaskan kesempatan ini! Seperti seorang mata-mata, Karina berjalan pelan mengikuti Isaac yang membawa seorang wanita ke dalam gang sempit yang gelap. Dia bersembunyi di balik dinding, mengintip kegiatan Isaac dan wanitanya. Meskipun gelap, namun Karina masih bisa melihat dengan jelas keberadaan mereka berdua. Dia merogoh saku, mengambil ponselnya yang akan digunakan untuk memotret Isaac. Jepret! Setelah ponselnya berhasil memotret, Karina sontak menelan ludah karena ternyata dia lupa mematikan blizt kamera ponselnya. Tangannya refleks memasukkan ponsel ke dalam saku, lalu dia berjalan mundur beberapa langkah dan hendak berlari. Namun, sebelum Karina berhasil kabur, Isaac sudah terlebih dahulu mencengkeram erat pergelangan tangan Karina dan menariknya hingga mereka saling berh
Ketika sinar matahari pagi masuk melalui celah jendela, Karina mengerjapkan mata, lalu meregangkan tangannya ke atas sambil melenguh pelan. Sudah lama sekali dia tidak tidur lelap, tubuhnya terasa lebih ringan dibanding hari biasanya. Duduk di sisi ranjang, Karina mendengus kecil ketika dia mengingat mimpi aneh selama dia tertidur. Karena kemarin banyak sekali pembicaraan mengenai vampir, Karina sampai memimpikan hal itu. “Ah, sungguh mimpi yang aneh. Setelah pulang kerja, aku pergi ke supermarket dan melihat Isaac Sebastian Castor bersama seorang wanita, lalu aku mengintip mereka dan melihat hal mengerikan yang ternyata Isaac Sebastian Castor sang CEO tampan adalah seorang vampir! Hahahaha benar-benar mimpi yang konyol!” Sungguh mimpi yang sangat aneh dan menggelikan! Bahkan Karina bisa mengingat mimpi itu dengan jelas seolah-olah dia mengalaminya sendiri. “Rupanya kau sudah bangun?” Mendengar seseorang berbicara
Karina menatap Isaac dengan sedikit berharap. Dia tidak tahu harus berbuat apa lagi agar Isaac membiarkannya hidup. Hanya itu cara yang terpikirkan oleh Karina. “Apa kau sedang menawarkan kesepakatan padaku?” Karina menggigit bibir bawahnya. Entah sejak kapan dirinya sudah berada di atas ranjang dengan Isaac yang berada di atasnya, mengurung Karina dengan kedua tangan pria itu. “Bu-bukankah i-itu tidak terlalu buruk? Anda tidak perlu lagi mencari mangsa untuk meredakan rasa haus.” Meskipun Karina telah menawarkan kesepakatan kepada Isaac, namun dia belum menerima jawaban dari mulut pria itu. Terlebih lagi, semua keputusan berada di tangan Isaac. Apakah pria itu menerima atau menolak tawaran Karina! Jika Isaac menerima kesepakatan itu maka hidup Karina akan selamat dan dia harus siap sedia jika Isaac merasa haus. Sebaliknya, jika Isaac menolak maka tamatlah riwayatnya. “Aku tidak memercayai manusia. M
Kata-kata Isaac membuat Karina tersentak. Tampaknya pria itu tidak suka membuang-buang waktu dan tidak berniat melepaskan Karina barang sedetik pun. “Sekarang?” Pertanyaan konyol, padahal Karina sudah tahu jawabannya. Itu karena dia terlalu terkejut dengan sikap terburu-buru Isaac yang menyuruhnya pindah hari itu juga. Mereka pergi menuju rumah Karina menggunakan mobil lamborghini putih yang harganya miliaran dolar. Ya, bisa dibilang mobil itu adalah salah satu dari sekian banyak mobil yang dikoleksi Isaac. Saking banyaknya mobil Isaac, Karina sampai sakit mata ketika melihatnya. Jika dipikir kembali, Karina sangat beruntung karena bisa duduk di kursi mobil mewah yang bahkan tidak akan bisa dia beli meskipun bekerja seumur hidup. Bagi Karina, jangankan sebuah mobil, untuk kehidupan sehari-hari saja gajinya masih kurang. Setelah tiba di rumahnya, Karina memasukkan semua pakaian kerja dan pakaian santainya ke dalam koper. Banyak sekali barang yang ingin Karina bawa, namun karen
Seketika senyum di wajah Karina sirna setelah mendengar kata-kata Isaac yang begitu menohok hati. Namun, setiap kata yang diucapkan Isaac tidak ada yang salah. Lagi pula, Karina tinggal di rumah Isaac karena dia sendiri yang merelakan darahnya dihisap oleh pria itu sebagai ganti keselamatan nyawanya juga nyawa manusia lainnya. Memberi kamar mewah, makanan yang enak, dan diperlakukan sopan oleh para pelayan Isaac. Karina bersyukur karena semua hal itu. Meskipun Karina hanya dianggap bank darah oleh Isaac, namun pria itu memperlakukan Karina dengan cukup baik. “Apa ... Anda akan menghisap darah saya sekarang?” Bukannya menjawab, Isaac malah mempersempit jaraknya dengan Karina, membuat jantung Karina berdebar kencang. ‘Apakah dia akan benar-benar menghisap darahku?’ pikir Karina. Karina menahan napas dan memejamkan mata ketika Isaac menyisipkan rambut panjang yang sengaja digerainya ke belakang telinga, lalu memegang leher Karina dengan tangan kirinya. Hembusan napas Isaac bis
Karina tertegun ketika Isaac memberi perintah kepadanya. Padahal Karina sudah tahu sikap tegas dan suka memerintah Isaac saat di kantor, namun dia belum terbiasa. Sebab, wajah tegas Isaac sangat menakutkan! “Apa kau akan terus berdiri di sana dan melihatku?! Kemari dan duduklah!” Kali ini Isaac berbicara dengan sedikit meninggikan suaranya dibanding beberapa saat yang lalu. Karena tidak ingin membuat Isaac lebih marah lagi, Karina segera duduk di sofa panjang tepat di samping Isaac yang tengah sibuk dengan pekerjaannya. Sementara mulut Karina masih tertutup rapat, Isaac kembali berbicara sambil menyerahkan setumpuk kertas dengan banyak huruf di dalamnya kepada Karina. “Kerjakan semua itu karena mulai sekarang kau adalah sekretarisku!” “Sekretaris? Bukankah Anda sudah memilikinya? Mengapa saya harus menjadi sekretaris Anda?” Kata-kata protes keluar dari mulut Karina. Tentu saja karena Karina berpikir perkataan Isaac tidak masuk akal!
"Tidak! Luka saya tidak apa-apa. Lagi pula, pekerjaan yang Anda berikan belum selesai sepenuhnya.” Bohong! Tentu saja luka di lehernya terasa sakit, namun sengaja Karina tahan karena tidak ingin dianggap lemah, juga pekerjaannya memang belum selesai seperti yang dia katakan. “Aku paling tidak suka jika harus mengulangi perkataanku!” Jangan membantah! Itulah maksud dari ucapan Isaac. Setiap kata yang dia ucapkan adalah mutlak, tidak ada yang boleh membantah, menolak, atau melawannya. Jika ada yang membantahnya maka bisa dipastikan orang itu tidak akan hidup keesokkan harinya. “Kalau begitu saya permisi ....” Sambil menutup luka bekas gigitan Isaac dengan telapak tangannya, Karina pergi dari ruangan kerja Isaac, meninggalkan pria itu seorang diri. Tenaganya seperti terkuras habis setelah Isaac menghisap darahnya, tubuhnya lemas dan kepalanya sedikit pusing. Bisa dikatakan kalau Karina sedang mengalami anemia atau disebut juga kekurangan