Karina Olera Lavender (25) adalah seorang karyawan kantor biasa yang bekerja di perusahaan besar. Suatu hari, ketika dia sedang dalam perjalanan pulang dari supermarket, dia memergoki CEO perusahaan tempatnya bekerja keluar dari bar bersama seorang wanita. Isaac Sebastian Castor terkenal sebagai CEO yang kejam dan suka berbuat semaunya. Oleh sebab itu, Karina penasaran dengan apa yang akan dilakukan pria itu dengan membawa seorang wanita masuk ke dalam gang gelap. Namun, rasa penasaran Karina malah membuatnya dalam bahaya! Isaac Sebastian Castor, seorang CEO muda dan tampan, tapi juga kejam ternyata adalah seorang vampir! Bagaimana nasib Karina yang telah mengetahui sosok asli Isaac? Akankah nyawanya selamat?
View More"Kau sudah dengar? Katanya ada seorang wanita ditemukan meninggal di pinggir sungai dengan dua bekas gigitan di lehernya!”
“Mungkinkah itu vampir? Jika benar, aku ingin melihatnya secara langsung!”
Konyol! Wanita bernama lengkap Karina Olera Lavender mengeluarkan seringai tipis, kala mendengar percakapan dua orang pelajar yang berjalan melewatinya. Vampir? Vampir hanya dongeng dan mitos yang lahir dari tanah Eropa. Lagi pula, belum pernah ada bukti sahih tentang keberadaan makhluk penghisap arah itu!
Seandainya ada seseorang meninggal dengan luka gigitan di leher, mungkin saja itu ulah seekor hewan, bukan? Contohnya, ular kobra. Jika seseorang digigit oleh hewan berbisa itu dan racunnya masuk ke dalam tubuh, kemungkinan besar orang yang terkena gigitan akan meninggal.
Tampaknya anak zaman sekarang terlalu sering menonton film sehingga mereka percaya dengan dongeng konyol seperti itu. Benar-benar menggelikan!
Membelalakkan mata, Karina mempercepat langkahnya setelah melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya menunjukkan pukul 07.50 pagi, sepuluh menit sebelum masuk kerja. Karena terlalu sibuk menguping percakapan para pelajar dan orang-orang yang lewat, Karina nyaris saja terlambat masuk kerja.
“Tunggu!”
Sebelum pintu lift tertutup rapat, Karina menyelipkan kaki kanannya sehingga pintu lift kembali terbuka. Namun, seketika dia menggigit bibir bawahnya ketika mengetahui bahwa Isaac Sebastian Castor – CEO yang paling di hormati berada di lift itu dan menatap tajam ke arahnya.
Dengan kepala tertunduk, Karina memasuki lift dan berdiri di barisan paling belakang sambil merutuki kebodohan juga ketidaksopanannya yang baru saja terjadi. Dia berdoa dalam hati, semoga setelah ini dirinya dan pekerjaannya akan baik-baik saja, mengingat banyak sekali karyawan yang dipecat setelah membuat sang CEO marah.
Tidak sampai lima menit kemudian, pintu lift terbuka ketika sampai di lantai tiga. Karina keluar dari lift paling terakhir, lalu berlari kecil ke arah meja kerjanya. Selama jam kerja, sesekali dia melirik ke ruangan bertuliskan CEO yang berada tak jauh dari mejanya.
Meskipun namanya belum dipanggil, namun Karina masih belum tenang jika hari ini belum berakhir. Sebab, minggu lalu teman kerjanya dipecat karena tidak sengaja tertawa saat berpapasan dengan Isaac, apalagi Karina yang secara terang-terangan berlaku tidak sopan!
Karina melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, dua menit lagi menjelang pulang, lalu dia mulai menghitung setiap detik yang berjalan hingga jarum jam pendek mengarah ke angka lima, sedangkan jarum jam panjang tepat di angka dua belas.
Delapan jam kerja memang melelahkan, namun menjadi seorang pengangguran bahkan lebih melelahkan lagi. Meskipun usia Karina sudah 25 tahun, namun dia masih belum memikirkan pernikahan seperti teman-temannya. Dia lebih suka bekerja dan menghasilkan uang yang banyak daripada terlibat dalam kisah percintaan yang bahkan belum pernah dia alami.
Bersenandung riang, Karina melempar asal tas juga sepatu, lalu menjatuhkan dirinya di atas ranjang empuk berukuran besar. Rasa kantuk mulai menghampirinya, namun karena seluruh tubuhnya terasa lengket, Karina bangkit dari ranjang dan berjalan gontai menuju kamar mandi.
Selang beberapa menit, setelah mandi air dingin, Karina meninggalkan kamar mandi, memperlihatkan kulit putihnya yang halus dan rambut panjangnya yang basah setelah keramas.
Berjalan menghampiri lemari putih di sebelah ranjangnya, Karina mengeringkan rambut basahnya dengan hair dryer, lalu memakai setelan training hitam yang selalu dia kenakan ketika di rumah.
Karina pergi menuju supermarket terdekat untuk membeli beberapa kaleng bir yang selalu menemaninya ketika menonton acara TV. Sebab, dia lupa membelinya ketika pulang kerja tadi.
Karena besok adalah hari minggu, yang artinya libur kerja, Karina membeli banyak bir dan camilan untuk bergadang semalaman. Sudah lama dia tidak menikmati waktu liburnya yang sangat berharga. Sebab, selama dua bulan penuh ini, dia diharuskan bekerja lembur hingga larut malam, bahkan di waktu liburnya.
Meskipun Karina enggan bekerja lembur, namun dia tidak bisa menolak perintah atasan yang notabenenya memiliki jabatan yang lebih tinggi. Lagi pula, Karina hanya karyawan biasa yang bisa dengan mudahnya dipecat kapan saja.
Karina menyipitkan mata, kala melihat sosok pria yang dia kenal keluar dari bar dengan seorang wanita di sampingnya. Pria itu adalah Isaac, lengkap dengan setelan kerja yang sama persis seperti yang dia pakai saat di kantor.
"Wah! Berita besar!"
"Jawabanku tetap tidak," balas Isaac dingin. Entah pemburu vampir atau apa pun itu, dia tidak akan peduli dan tidak akan pernah bekerja sama apalagi membantu melawan pemburu itu.Namun, jika pemburu vampir itu menghampirinya sendiri atau menyakiti orang terdekatnya, mungkin dia akan bertindak.Lama terdiam karena tidak mengerti pembicaraan Isaac dan Mike, akhirnya Karina memutuskan untuk bertanya, "Apa yang kalian bicarakan? Pemburu vampir?"Dari namanya saja Karina sudah tahu bahwa itu akan mengancam kaum vampir, namun dia penasaran, seperti apa rupa pemburu vampir yang mereka bicarakan tersebut dan seberapa hebat kemampuannya hingga bisa melawan para vampir. Bukankah pemburu vampir biasanya adalah manusia? "Kau tidak perlu tahu. Gordon, bawa Karina ke mansion."Manusia seperti Karina tidak ada hubungannya dengan pemburu vampir yang mereka bicarakan. Dan jangan sampai gadis itu terlibat, mengingat gadis itu adalah tawanannya dan memiliki jejak vampir di tubuhnya.Seketika, Gordon
Tanpa menunggu waktu lama, orang yang diteriakkan namanya itu keluar dari tempatnya. Mike tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya kepada Isaac. Namun, yang dia dapat dari Isaac justru adalah tatapan tajam yang ingin membunuh. "Di mana Karina? Kenapa kau membawanya? Kau ingin mati, hah?" Rentetan pertanyaan pun keluar dari mulut Isaac. Dia tidak suka bermain-main atau dipermainkan oleh sepupunya itu."Ah, kau memang tidak sabaran. Kita bahkan sudah lama tidak bertemu, kenapa tidak duduk dan berbicara masa lalu denganku?"Duduk? Berbicara? Tampaknya Mike benar-benar mengajaknya ribut. Sudah lama tidak menampakkan batang hidungnya, lalu muncul dengan menyandera Karina. Setelah menyuruhnya datang, Mike justru mengajaknya duduk dan berbicara?"Aku tidak ingin berbicara denganmu. Berikan Karina padaku dan kau akan kubiarkan pergi."Mike menghela napas, sepupunya Isaac memang tidak bisa diajak bernegosiasi. Padahal, Mike memanfaatkan Karina hanya untuk bertemu dengan Isaac yang sulit dit
Setelah pergi ke atap untuk menyendiri, Isaac kembali ke ruangannya dan sudah rapi dengan dokumen-dokumen yang sudah ditangani. Namun, dia tidak melihat keberadaan Karina di sana. Tas wanita itu pun tidak ada di mejanya. "Memo?" ucap Isaac saat melihat sebuah memo yang ada di meja kerjanya. Di sana tertulis bahwa Karina pergi untuk memperingati kematian kedua orang tuanya dan Isaac tidak perlu mencari keberadaan wanita itu. "Gordon!" panggil Isaac. Gordon muncul dalam seketika. Meskipun jarak mereka jauh, Isaac bisa menggunakan telepati untuk memanggil pelayannya tersebut dan Gordon pun akan muncul dalam satu kedipan mata. "Anda memanggil saya, Tuan?" jawab Gordon sambil tetap menunduk. "Karina pergi untuk memperingati kematian orang tuanya. Kira-kira kapan dia akan kembali?"Karina adalah tawanan Isaac. Wanita itu sudah memiliki tanda gigitan di lehernya dan akan bahaya jika berkeliaran seorang diri. Manusia biasa mungkin tidak akan menyadarinya, namun kaum vampir bisa merasakan
“Tangkap dia!”“Baik, saya akan segera menangkapnya, Tuan!”Pria berkulit pucat, Segrei, melakukan teleportasi dan muncul di depan Karina. Karina terkejut, padahal dia sudah berlari cukup jauh, namun salah satu pria asing yang dilihatnya berhasil menyusulnya dengan muncul secara tiba-tiba.“Hah? Kenapa –““Menyerah lah. Kau tidak akan bisa kabur dari kami,” potong Segrei cepat. Dia menjentikkan jarinya dan membuat Karina hilang kesadaran.Segrei membawa Karina di punggungnya dan berteleportasi ke hadapan tuannya, Mike.“Tuan, saya sudah menangkapnya,” ucap Segrei.Mike menyeringai. “Bagus. Kita kembali ke markas.”***Karina mengerjap-ngerjapkan matanya yang sedikit buram beberapa kali. Dia menolehkan kepalanya ke seluruh penjuru ruangan, mencari tahu di mana tepatnya dia berada.“Kau sudah bangun?” tanya Mike yang tiba-tiba muncul entah dari mana.“Apa yang kau inginkan dariku?!” sentak Karina sambil menatap tajam ke arah Mike. Seingatnya, tadi pria itu menanyakan perihal Isaac kepad
Karina mengambil kertas memo di atas meja, lalu menulis catatan di sana. Karina menulis bahwa dirinya pergi ke pemakanan orang tuanya untuk memperingati hari kematian mereka. Oleh sebab itu, Isaac tidak perlu khawatir atau mencari keberadaannya jika Karina tidak ada di kantor. Sebelum benar-benar pergi, Karina merapikan meja Isaac dan memisahkan dokumen yang sudah ditanda tangani dengan yang belum. "Nice! Semuanya sudah rapi!" gumam Karina ketika melihat meja Isaac yang sudah dirapikan olehnya. Tak ingin lebih membuang waktu, Karina bergegas pergi dari kantor menggunakan taksi yang dia cegat di jalan. Ketika melihat sebuah toko bunga, dia meminta sang sopir taksi untuk berhenti sejenak karena ingin membeli bunga untuk dibawa ke makam. Ya, itu memang selalu Karina lakukan. Jangan sampai Karina datang ke makan orang tuanya dengan tangan kosong. Dua buket bunga telah Karina dapatkan di tangannya. Sekarang dia sudah siap mengunjungi makan orang tuanya dan menaruh dua buket bunga terse
"Hey? Isaac?" Sekali lagi Karina mempertanyakan keadaan Isaac. "Aku tidak apa-apa. Lebih baik kau mengkhawatirkan dirimu sendiri! Kau pasti tahu kalau aku bisa saja menyerangmu saat ini juga!"Tepat. Isaac bisa saja menyerang Karina di saat rasa hausnya bangkit karena mencium bau darah, namun anehnya Karina tidak mengkhawatirkan itu! Dia justru lebih mengkhawatirkan Isaac yang hampir membongkar jati dirinya di hadapan Oscar. Lagi pula, Karina sudah terbiasa dengan Isaac yang tiba-tiba menghisap darahnya. Jadi, Karina tidak merasa harus mengkhawatirkan keadaannya sendiri. Karina mengambil dokumen yang ada di atas meja. Dia membaca seluruh isi dokumen tersebut dengan teliti. "Jadi ... kau benar-benar memutuskan kontrak dengan mereka secara sepihak?" Karina menatap Isaac dengan serius. Perusahaan mereka baru saja menjalin kerja sama, namun Isaac tiba-tiba memutuskan kontrak kerja sama tersebut. "Hn. Perusahaan mereka tidak cukup bagus untuk bekerja sama dengan perusahaanku," dustanya
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments