Share

Bab 6

Seketika senyum di wajah Karina sirna setelah mendengar kata-kata Isaac yang begitu menohok hati. Namun, setiap kata yang diucapkan Isaac tidak ada yang salah. Lagi pula, Karina tinggal di rumah Isaac karena dia sendiri yang merelakan darahnya dihisap oleh pria itu sebagai ganti keselamatan nyawanya juga nyawa manusia lainnya. 

Memberi kamar mewah, makanan yang enak, dan diperlakukan sopan oleh para pelayan Isaac. Karina bersyukur karena semua hal itu. Meskipun Karina hanya dianggap bank darah oleh Isaac, namun pria itu memperlakukan Karina dengan cukup baik. 

“Apa ... Anda akan menghisap darah saya sekarang?” 

Bukannya menjawab, Isaac malah mempersempit jaraknya dengan Karina, membuat jantung Karina berdebar kencang. 

‘Apakah dia akan benar-benar menghisap darahku?’ pikir Karina. 

Karina menahan napas dan memejamkan mata ketika Isaac menyisipkan rambut panjang yang sengaja digerainya ke belakang telinga, lalu memegang leher Karina dengan tangan kirinya. 

Hembusan napas Isaac bisa dirasakan oleh Karina di lehernya, membuat debaran jantungnya semakin tidak bisa dikontrol. 

“Sudah kuduga. Rambutmu sangat lengket dan juga bau, sebaiknya kau segera mandi.” 

Duk!

Karina membenturkan kepalanya dengan kepala Isaac hingga pria itu mengerang kesakitan. Menyinggung penampilan seorang wanita, sungguh perbuatan yang tidak sopan! 

Tidak memedulikan Isaac, Karina bangkit dari kursi dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya berada. Dia mengunci pintu dari dalam agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Mengingat kembali perkataan Isaac, Karina berdiri di hadapan cermin besar dan melihat penampilannya, memegang rambut yang dikatai lengket, lalu mencium baunya. Setelah itu, Karina baru sadar kalau memang dirinya sangat bau seperti yang Isaac katakan.

Rumah megah bak istana, kamar seluas apartemen mahal, tentu saja kamar mandinya pun tidak kalah mewah dengan ruangan lainnya. Karina dibuat terpesona dengan kamar mandi di kamarnya. Bukan bathtub, namun sebuah kolam renang berukuran 3x5 meter yang bisa digunakan untuk berendam dan berenang yang ada di sana.

‘Orang kaya memang beda. Sebuah kolam renang di dalam kamar mandi? Luar biasa!’ pikir Karina dengan memandang takjub ke arah kolam.

Mulanya Karina hendak mandi sebentar saja, namun pada akhirnya dia menghabiskan waktu cukup lama untuk berendam sekaligus berenang di kolam sederhana itu, lalu setelah kakinya merasa kram, barulah Karina menyudahinya.

Entah sudah berapa lama Karina berenang, namun jari-jari tangan dan kakinya berubah menjadi keriput seperti seorang nenek-nenek. Sebab, Karina sangat suka berenang hingga terkadang dia lupa waktu.

Belum lama setelah Karina keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian, ketukan pintu disertai suara pelayan pria terdengar di balik pintu kamar Karina. Sejujurnya Karina heran, mengapa hanya pelayan pria yang selalu Isaac beri perintah, lalu tugas apa yang pria itu berikan kepada pelayan wanita?

“Nona, Tuan Isaac telah menunggu Anda di ruang kerjanya.”

Ruang kerja? Karina tidak tahu letak ruangan kerja Isaac. Jadi, sebelum pelayan pria itu menghilang lagi seperti tadi siang, Karina segera berlari menghampiri pintu dan membukanya. Dilihatnya pelayan pria itu masih berdiri di depan pintu kamar, menunggu Karina keluar.

‘Aku kira dia akan menghilang lagi setelah mengatakan maksudnya!’ pikir Karina.

Ruangan kerja Isaac berada di lantai satu dengan pintu berwarna merah darah berupa ukiran kelelawar sebagai motif dari pintu tersebut. Pintu bermotif unik dan berbeda dengan pintu ruangan lain.

Sudah menjadi bagian tata krama dan aturan, pelayan pria mengetuk pintu ruangan kerja Isaac sebelum memberitahukan kedatangan Karina.

"Tuan Isaac, saya sudah membawa Nona Karina seperti yang Tuan perintahkan.”

“Biarkan dia masuk, Gordon!”

Gordon adalah nama pelayan pria yang tengah berdiri di depan Karina.  Pria dengan bola mata merah seperti batu rubi dan rambut hitam klimis itu, membukakan pintu untuk Karina dan mempersilahkannya masuk.

Sebelum undur diri, Gordon membungkuk, memberi hormat kepada Isaac dan keluar dari ruangan itu karena tugasnya sudah selesai. Sungguh pelayan yang disiplin dan patut dijadikan contoh oleh pelayan lainnya. 

“Kemarilah dan duduk di sampingku!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status