Share

Bab 168

Penulis: Ayudia
Suri yang mengurus kerjasama bisnis.

Rian dan Agam terdiam.

Apalagi, model bahasa pemrograman kecerdasan buatan baru berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dan Raisa sudah mengembangkannya satu tahun yang lalu, bahkan menghubungkannya ke mesin pencari utama. Ini pasti model bahasa yang sangat sempurna.

Ini memang mengesankan, tapi apa maksud Raisa mengatakan semua itu dengan santai? Apakah semua jenius memang begitu rendah hati?

Dihadapkan dengan seseorang yang sangat kuat dan hebat, terlepas dari statusnya sebagai kakak, Rian dan Agam benar-benar terdiam dan terkesima.

Raisa bertanya, "Kenapa? Kok diam?"

Agam tiba-tiba bertanya, "Rian, kenapa kau nggak mewarisi kejeniusan Kak Raisa ya?"

Rian hanya bisa menyeringai, lalu dia mengambil gelas kecil di depannya, mengisinya, lalu mengangkatnya, sambil berkata dengan serius, "Raisa, aku bersulang untukmu."

Rian tampak begitu serius hingga Raisa mengira dia sedang berada di masa berkabung kematiannya.

"Santai saja."

Raisa mengangkat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 180

    Raisa menjawab, "Saya mengerti.""Duduklah."Raisa akhirnya duduk, lalu teringat sesuatu dan bertanya, "Pak, kalau Pak Bobby nggak mengadakan pesta, apa Anda akan tetap pergi menemuinya?"Bravi meliriknya dan berkata, "Iya."Dia benar-benar memperlakukan Bobby seperti alat."Anda sudah memanfaatkan Pak Bobby demi saya. Kalau dia sampai tahu, apa dia akan menyimpan dendam pada Anda?"Bravi berkata dengan tenang, "Nggak akan."Raisa menafsirkan ini sebagai hubungan dekat mereka dan tidak memikirkannya.Kapal di laut itu tidak terlalu stabil, terus bergoyang. Sudah hampir tengah malam, dan kejadian barusan telah terlupakan. Keramaian di luar masih terasa semarak seperti biasanya, membuat bagian dalam terasa sunyi tak wajar.Bravi tidak berniat pergi, jadi Raisa hanya bisa tinggal bersamanya. Dia merenungi semua pelajaran yang didapatnya dari kedatangannya ke Monako, dan tiba-tiba sesuatu yang terlewatkan muncul di benaknya.Ucapan Bravi, "Bukan nggak mungkin," merupakan jawaban atas perta

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 179

    Otot-otot wajah Steven menegang, tampak ganas dan mengerikan. Bravi telah menyerang untuk melindungi Raisa, dan dia yakin bahwa berita tentangnya adalah ulah Bravi.Awalnya dia ingin melampiaskan amarahnya kepada Raisa, memotong jarinya lalu menyiksanya. Namun, jika Raisa adalah calon istri Bravi, dia tak akan mampu melakukannya.Dengan kata lain, dia tak bisa melampiaskan amarahnya.Steven telah menjadi sosok yang berkuasa selama bertahun-tahun, tetapi kini dia justru telah kalah pada seorang wanita Macedion. Dia begitu marah hingga hampir muntah darah.Bravi menatap Bobby dengan dingin dan melemparkan pistol itu kepadanya. "Kau yang urus."Bobby mengambil pistol itu, wajahnya muram. Bravi adalah tamu kehormatannya, diundang olehnya, jadi wajar saja dia harus melindungi Bravi dan orang-orang di sekitarnya. Namun, semuanya terjadi di kapal pesiarnya sendiri.Wajah Bravi muram, dan tekanannya terasa menusuk. Insiden dengan Steven ini belum berakhir. Tidak mungkin selesai dengan sesederh

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 178

    Sebaliknya, kesannya terhadap Raisa semakin dalam.Tampaknya tidak ada orang bodoh yang bergaul dengan Bravi."Oke, sepertinya aku yang terlalu banyak berpikir." Bobby tidak menemukan keanehan apa pun, jadi dia berhenti bertanya. "Ya sudah, ayo kita minum."Saat itu, sebuah kapal cepat melaju dari laut. Tak lama kemudian, beberapa pengawal berpakaian hitam muncul, diikuti oleh Steven.Tatapannya mencari Raisa, dia mencibir, "Tangkap perempuan jalang itu!"Ekspresi Bobby langsung berubah dingin. Dia melambaikan tangannya, dan para pengawalnya langsung menghalangi. "Bobby, aku di sini bukan untuk mengacaukan pestamu. Aku cuma mau wanita itu! Berikan dia padaku dan aku akan segera pergi, kau bisa lanjutkan pestamu lagi! Kalau kau menghalangiku, Keluarga Siswoyo dan aku nggak akan pernah melepaskanmu!""Kau sudah bawa orang ke sini dan mengacaukan pestaku, tapi masih berani bilang nggak mau ganggu?" Bobby mencibirnya. "Hei, tusuk gigi, apa otakmu juga sebesar tusuk gigi? Kau sudah gila ya

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 177

    Jantung Raisa berdebar kencang.Bravi tidak akan menyadarinya secepat itu, kan? Tetapi, dia tidak mungkin tahu semua hal.Raisa mengikutinya dengan tenang.Baru ketika mereka sampai di lift, dia bertanya, "Kita mau ke mana, Pak?""Bobby mengadakan pesta kapal pesiar. Karena kita sudah ketemu, ayo kita ikut saja."Raisa merasa lega. Ternyata Bravi tidak tahu, lagipula mereka akan kembali besok atau lusa, jadi masalah ini akan terkubur dengan kepergiannya dari Monako.Kapal pesiar Bobby sangat megah, dia juga memiliki koneksi yang luas, tamu-tamunya termasuk tokoh-tokoh dari kalangan politik, bisnis, dan hiburan. Suasananya glamor, dengan anggur berkualitas, makanan lezat, dan wanita-wanita cantik. Diiringi sorak-sorai dan musik, kapal pesiar berlayar menuju laut lepas, sebuah pemandangan pesta pora dan kemewahan.Bravi mengenakan setelan kasual hitam yang menonjolkan kulit putihnya. Raisa juga berpakaian hitam, jadi mereka berpakaian serasi.Begitu naik kapal pesiar, Raisa langsung mend

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 176

    "Baiklah."Raisa mengikuti Roman ke area tempat duduk untuk beristirahat.Ada jendela setinggi langit-langit di depannya, dan aula pesta di belakang mereka, sangat aman.Tidak, Raisa tidak akan pernah dengan sengaja datang ke sini."Pak Steven, Bu Raisa sudah ada di sini."Steven menyapanya, "Halo, Raisa."Steven berusia lima puluhan, gemuk, dengan rambut beruban. Di luar aura sutradaranya, dia hanyalah pria paruh baya biasa.Raisa berkata, "Halo, Pak Steven."Roman mundur dan berdiri di belakang mereka.Steven mengangkat ujung kemejanya, dan wajah Raisa tiba-tiba membeku."Raisa, aku sangat mengagumimu. Bagaimana kalau pergi main denganku malam ini?" Steven menurunkan kembali bajunya, menutupi bagian intim yang seharusnya tidak terlihat.Raisa mengepalkan tinjunya dan terkekeh dingin, "Pak Steven, usiamu sudah lebih dari lima puluh tahun. Apa pernah ada perempuan yang tidur denganmu bilang kalau kau terlihat seperti tusuk gigi?"Steven yang sudah cukup berpengalaman, tidak marah. Dia

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 175

    Bravi adalah pria berhati dingin yang tak pernah menunjukkan wajah ramah. Jika dia bisa peduli pada orang lain, itu ibarat matahari akan terbit dari barat!Jadi, ketika Bravi meminta Winny datang, Bobby cukup bingung.Setelah melihat Raisa, semuanya menjadi jelas.Raisa sebelumnya pernah melihat Winny bertubrukan dengan Bravi. Bravi tak ingin menjelaskan masalah sepele seperti itu, jadi dia meminta Bobby untuk membawa Winny demi klarifikasi.Bravi itu sungguh seorang pria yang licik, sampai bisa kepikiran melakukan hal semacam itu.Tetapi Bobby tidak dapat memahaminya. Kalau dia memang menyukai wanita ini, apalagi Raisa adalah sekretarisnya, mengapa dia tidak langsung saja menidurinya? Mengapa seorang pria dewasa harus malu-malu begitu?Kalau suka, seharusnya langsung saja.Pikiran Bobby sudah melayang jauh ketika dia mendengar Raisa berkata, "Saya salah pikir Pak Bravi akan meninggalkan Monako hari ini. Ternyata, akan tinggal beberapa hari lagi di sini."Raisa juga bisa melihat apa ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status