Share

Bab 189

Penulis: Ayudia
Setelah Bobby dan Surya selesai mengobrol, dia mendongak dan melihat Bravi sedang meliriknya.

Tatapan dingin itu membuat Bobby merinding.

Dia mungkin tidak mendengarnya... kan?

Bravi tidak menyukai Raisa, jadi entah dia mendengarnya atau tidak, tak akan ada bedanya.

Bravi sangat posesif, dia tak akan membiarkan siapa pun mengganggu sekretaris atau asistennya!

Waktunya hampir tiba, Raisa turun sambil membawa kopernya.

Dia melirik Kevin dari kejauhan.

Mungkin menyadari tatapannya, Kevin mengangkat pandangannya dan menatapnya dengan dingin.

Ulang tahun pernikahan mereka yang ketiga.

Dan begitulah akhirnya.

Raisa mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju Bravi.

Bravi tidak berkata apa-apa, berdiri, dan berjalan keluar.

Dari Monako kembali ke Haidon, mereka menaiki jet pribadi Bravi.

Kevin memperhatikan mereka pergi, rahangnya terkatup rapat, matanya penuh sarkasme.

Dia hanya bertanya-tanya apa arti tatapan Bravi.

Bravi selalu memandang rendah dirinya, tidak pernah menganggap serius Kel
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 192

    Bangunan kecil bergaya Barat milik Suri terletak di pusat kota. Pohon-pohon tangkira yang tinggi berdiri di sepanjang pinggir jalan, daun-daunnya bergoyang, dan sinar matahari yang menerpa, tampak menari-nari di wajah Kevin.Kevin memiliki kulit yang putih pucat. Tingginya hampir dua meter, dengan bahu lebar dan pinggang ramping. Setelah menjabat sebagai pimpinan perusahaan selama tiga tahun, dia terbiasa memberi perintah, sehingga aura, wibawa serta sikap acuh tak acuhnya begitu terpampang jelas.Hari ini adalah akhir pekan, dan Kevin mengenakan sweter tipis berwarna abu-abu gelap dan celana kasual, dia tampak sangat tinggi dan tegap, dengan wajah tampannya yang sungguh menawan, membuat orang yang melihatnya terkesima.Mungkin karena sinar matahari sore lebih lembut, sikap dingin Kevin pun ikut berkurang drastis. Agen properti itu lebih pendek setengah kepala darinya, jadi dia agak menundukkan pandangannya untuk mendengarkan penjelasan agen, sebuah pertunjukan sikap lembut yang langka

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 191

    Kedamaian yang mereka miliki hingga saat ini berkat Bravi yang selalu mengalah. Hal ini tidak ada hubungannya dengan siapa sekretarisnya, karena siapa pun yang jadi sekretaris, hasilnya akan sama saja.Jika orang benar-benar tidak bisa akur, maka mereka tidak akan pernah bisa akur. Raisa tidak akan menjadi sekretaris Bravi selamanya, jadi semua tergantung pada apakah hubungan ini layak dipertahankan atau tidak.Status dan posisi seperti Bravi, berarti akan ada banyak orang yang mencoba mengambil hatinya. Secara logika, Raisa punya banyak alasan untuk mempertahankan hubungan ini, apalagi kebaikan Bravi padanya.Jika Raisa tidak bisa mengatasinya sendiri, dia bisa mencari bantuan.Surya adalah asistennya, dan Angga adalah wakilnya. Keduanya tidak cocok. Setelah banyak berpikir, akhirnya dia teringat pada Richard. Dia juga sering menyinggung Bravi, jadi dia pasti punya solusinya.Raisa menghubunginya. Richard yang berada di Jerona merasa sangat terkejut. Dia berkata, "Raisa, kenapa kau t

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 190

    Bravi bertanya lagi, "Apa kalian janjian?"Raisa menjawab, "Nggak!""Nggak? Tapi, kalian sarapan bareng. Raisa, kau yakin?"Raisa tahu Bravi sama sekali tidak memercayainya. "Saya sudah janji dengannya untuk pergi ke Kantor Catatan Sipil hari Senin besok, mengurus akta cerai! Saya juga harus ijin kerja hari Senin."Ekspresi Bravi sedikit melunak, tetapi tatapannya tetap gelap dan muram. Tatapannya yang tegas membuat Raisa terasa sesak. "Saya janji, Pak, nggak akan pernah menoleh ke belakang lagi!"Raisa telah menyatakan kesetiaannya sebelumnya, dan merasa heran mengapa dia terpaksa melakukannya lagi.Atau apakah itu karena dia sendiri yang bersikap proaktif?Mungkin aura intimidasi yang dipancarkan Bravi memaksanya untuk mengatakannya.Memikirkan kepedulian Bravi padanya selama di Monako, Raisa pasti tidak akan meninggalkannya.Bravi marah pada Kevin, jadi sudah waktunya Raisa menghiburnya. "Pak Bravi, apa Anda marah karena melihat Kevin? Kevin nggak pernah bercerita tentang Anda, dan

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 189

    Setelah Bobby dan Surya selesai mengobrol, dia mendongak dan melihat Bravi sedang meliriknya.Tatapan dingin itu membuat Bobby merinding.Dia mungkin tidak mendengarnya... kan?Bravi tidak menyukai Raisa, jadi entah dia mendengarnya atau tidak, tak akan ada bedanya.Bravi sangat posesif, dia tak akan membiarkan siapa pun mengganggu sekretaris atau asistennya!Waktunya hampir tiba, Raisa turun sambil membawa kopernya.Dia melirik Kevin dari kejauhan.Mungkin menyadari tatapannya, Kevin mengangkat pandangannya dan menatapnya dengan dingin.Ulang tahun pernikahan mereka yang ketiga.Dan begitulah akhirnya.Raisa mengalihkan pandangannya dan berjalan menuju Bravi.Bravi tidak berkata apa-apa, berdiri, dan berjalan keluar.Dari Monako kembali ke Haidon, mereka menaiki jet pribadi Bravi.Kevin memperhatikan mereka pergi, rahangnya terkatup rapat, matanya penuh sarkasme. Dia hanya bertanya-tanya apa arti tatapan Bravi.Bravi selalu memandang rendah dirinya, tidak pernah menganggap serius Kel

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 188

    Bravi menatap mata Raisa, tetapi tidak langsung menjawab. Sebaliknya, dia melirik ke arahnya dan menatap Kevin dari kejauhan.Tatapannya dingin menusuk tulang.Rasanya seperti berhadapan dengan mangsa yang berebut wilayah, situasi yang tegang, antara mati atau hidup.Setelah satu atau dua detik, Bravi mengalihkan pandangannya dan kembali menatap Raisa, tatapannya netral tanpa ada keanehan.Suaranya tidak dingin atau acuh tak acuh, nadanya tetap tenang seperti biasa, "Kembali ke Haidon."Raisa sempat bertanya-tanya bagaimana dia akan menghabiskan hari itu, tetapi sekarang tidak perlu lagi memikirkannya.Bravi menunggu di sofa lobi tamu sementara Raisa mengemasi barang bawaannya. Selain tatapan terakhir itu, dia tidak bertukar pandang dengan Kevin.Kevin tidak pergi, tetapi tetap duduk di restoran, wajahnya muram dan dingin.Para tamu di sekitar mereka memilih menghindar. Bobby melirik Bravi dan Kevin, bolak-balik beberapa kali. Dia merasa suasana di antara keduanya tak tertahankan. Dia

  • Tak Ada Kata Maaf Untuk Mantan Suami   Bab 187

    Jika Kevin menyadari bahwa kehadirannya masih berefek pada Raisa, Kevin mungkin akan sengaja berkeliaran di dekatnya, sengaja membuatnya jijik.Kevin sudah menjadi lembaran usang dalam hidup Raisa, ada atau tidaknya dia, sudah tidak memiliki dampak apa pun.Ketidakpedulian yang sesungguhnya adalah perasaan yang sudah sepenuhnya mati rasa."Kau yakin mau seharian bareng begini?" tanyanya dingin."Ulang tahun berarti seharian penuh."Raisa mencibir, "Apa yang mau kau kenang sih?"Kevin balas mencibir, suaranya penuh sarkasme, "Untuk mengenang bagaimana kau mencintaiku dulu.""Jadi, kau memikirkan semua kebaikanku?" Raisa mengerucutkan bibirnya. "Kevin, kalau begitu, aku akan mengenang bagaimana kau memperlakukanku dengan begitu kejam dulu, sampai aku muak saat teringat padamu."Kevin tidak pernah mencintai Raisa, jadi bahkan jika Raisa memutuskan untuk menceraikannya, itu tidak akan berpengaruh apa pun baginya.Namun, Kevin tak ingin mendengar kata-kata dingin dan hinaan darinya. Dia be

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status