Share

Bab 6

Author: Betanali
Chloe memanggul satu tas besar dan pergi. Luther tidak mengejarnya. Chloe pun tidak berharap pria itu akan menyusul. Dengan Monica di sisinya, mana mungkin dia sempat memikirkan orang lain?

Setelah Chloe selesai menjual barang-barangnya, langit sudah gelap. Malam ini adalah festival lampion. Semua rumah tampak meriah.

Chloe tidak ingin membuat dirinya terlihat menyedihkan, jadi dia pergi ke sebuah bar yang sudah lama dia sukai, tetapi belum pernah dia datangi.

Desain bar itu artistik. Pernah suatu kali Chloe membicarakannya kepada Luther, tetapi pria itu mengatakan tempat seperti itu bukanlah tempat untuk orang baik.

Saat melangkah masuk, bar ini tidak seramai bar lain. Sebaliknya, dengan alunan musik pelan, suasananya justru romantis. Dia memilih kursi di sudut. Baru saja duduk, seorang pembawa acara naik ke panggung, menepuk mikrofon dan memberi isyarat agar tenang.

"Malam ini, di hari yang istimewa ini, kami kedatangan tamu spesial. Mari kita sambut!" Diiringi tepuk tangan meriah, seseorang melangkah keluar dari balik tirai.

Itu adalah wajah yang sangat dikenal Chloe. Dengan senyuman anggun, Monica menyapukan pandangan ke sekeliling. Saat melihat Chloe, dia sempat tertegun, lalu senyumannya semakin cerah. Dia menggenggam mikrofon dan berkata.

"Halo semuanya, aku Monica. Setahun lalu aku adalah penyanyi tetap di sini. Di sini, aku bertemu dengan cinta sejatiku."

Matanya menoleh ke arah Luther. Sorotan lampu pun mengikuti pandangan itu. Satu orang di panggung, satu lagi di bawah. Keduanya saling bertatapan seakan-akan mereka adalah pasangan paling romantis di dunia.

Orang-orang di sekitar mulai bersorak, bahkan pembawa acara memanggil Luther untuk naik ke panggung. Raiden ikut bertepuk tangan, mendorong ayahnya untuk naik.

Pria yang biasanya berwajah datar itu, kini justru tampak malu-malu dan sedikit tersipu.

Chloe duduk di sudut, menyilangkan tangan, menatap suasana riuh di panggung dengan tenang.

Dia adalah istri sah dengan akta nikah, tetapi kini seperti orang asing yang hanya menjadi saksi kebahagiaan mereka.

"Luther, terima kasih karena dulu kamu menolongku. Sejak dulu, hatiku nggak pernah berubah." Mata Monica berkaca-kaca seakan-akan hendak menangis.

Sorot mata Luther dipenuhi rasa iba. Dia mengangkat tangan, menghapus air mata di sudut mata.

"Cium! Cium!" Sorakan menggema.

Monica menatap Chloe dengan tatapan penuh kemenangan. Di hari yang seharusnya untuk kebersamaan ini, suami dan anaknya malah menerima cinta dari wanita lain di depan umum dengan terang-terangan.

Membosankan. Chloe menunduk, meneguk habis isi gelasnya dalam sekali minum. Saat orang-orang bersorak merayakan cinta, dia berdiri dan berjalan ke luar.

Di panggung, Luther yang sedang menatap Monica tiba-tiba teringat wajah Chloe tadi pagi. Entah kenapa, wajah itu penuh rasa muak kepadanya. Seketika, dia menangkap sosok yang sangat familier dari sudut mata.

Chloe? Kenapa dia di sini? Bukankah sudah dibilang jangan datang ke tempat seperti ini?

Saat sedang berpikir begitu, Luther melihat seorang pria asing yang mencurigakan mengikuti Chloe dari belakang. Tanpa berpikir panjang, dia turun dari panggung dan berlari ke luar.

Sementara itu, Monica yang sedang larut dalam rasa puas dan sorotan, yakin kali ini dia pasti bisa membuat Luther takluk. Namun, pria itu tak kunjung memberi jawaban, seakan-akan sedang bimbang. Baru saja dia hendak mendesak, Luther sudah berlari pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Pria ini mau mengejar Chloe? Kenapa? Bukankah suasana di sini sangat romantis?

Monica meradang, segera menyusul. Penonton pun heboh, tak tahu apa yang terjadi.

Angin malam masih terasa dingin. Chloe merapatkan kerah mantelnya. Segelas alkohol tadi membuat perutnya panas dan kepalanya agak pusing. Belum berjalan jauh, dia sudah merasa bumi berputar. Dia berhenti, bersandar di dinding.

Sebuah suara asing tiba-tiba terdengar. "Cantik, sendirian?"

Chloe refleks menoleh, menjaga jarak. Pria itu mengenakan topi, wajahnya tak terlihat jelas. Tanpa basa-basi, dia langsung mencoba menyentuh Chloe.

Chloe melawan mati-matian, tetapi tenaga pria itu begitu kuat.

"Chloe!" Suara Luther terdengar.

Saat ini, Chloe tak peduli lagi soal cerai atau tidak. Dia berteriak, "Luther! Cepat tolong aku!"

Pria mesum itu kaget, hampir melepaskan. Namun, dari belakang Luther, Monica tiba-tiba mengeluarkan suara lirih kesakitan, lalu jatuh ke tanah.

"Luther, kakiku ... sakit sekali ...." Monica memegang pergelangan kakinya, menangis tersedu-sedu.

"Ayah! Bibi Monica keseleo! Cepat bawa ke rumah sakit!" Raiden berteriak dengan panik.

Pria mesum itu mendadak menjadi lebih berani, mencengkeram lengan Chloe erat-erat, menatap Luther dengan tatapan menantang. Siapa pun tahu, sekarang Luther harus memilih.

Chloe menatapnya lekat-lekat. Wajah pria itu penuh dilema. Dia akhirnya berbalik, mengangkat Monica, dan hanya meninggalkan satu kalimat. "Jangan takut! Aku akan telepon polisi untukmu!"

Raiden memekik dengan marah, "Dia cuma nenek sihir tua, Papa! Ngapain peduliin dia!"

Tiga sosok itu pun menghilang dalam kegelapan. Chloe menatap dengan tidak percaya.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Tak Dianggap Oleh Suami dan Anakku   Bab 24

    Secara logis, Luther sudah menyelamatkan Lolly. Sebagai ibu Lolly, Chloe seharusnya menjenguknya. Namun, dia tidak mau pergi.Monica dan Luther punya hubungan yang rumit. Jika bukan karena Luther, semua ini tidak akan berkembang sejauh ini.Lolly yang paham dengan pikiran Chloe, berbalik kepada Raiden dan berkata, "Paman sudah menyelamatkanku. Aku harus mengucapkan terima kasih padanya. Aku ikut kamu ya?"Raiden masih menatap Chloe dengan tatapan memohon. Chloe mengalihkan pandangan dan berkata, "Lolly pergi denganmu saja sekaligus mewakiliku."Dengan demikian, Raiden hanya bisa pergi bersama Lolly.Seminggu kemudian, Ares dipindahkan ke ruang rawat biasa. Pada hari dia membuka mata, Chloe bergegas datang dan menangis sejadi-jadinya di tepi ranjangnya.Ares mengangkat tangannya yang masih lemah, mengusap kepala Chloe dengan lembut. Suaranya serak saat berkata, "Kenapa nangis? Bisa hidup lagi adalah anugerah terbesar."Dia dirawat di rumah sakit selama sebulan. Dalam sebulan itu, Chloe

  • Tak Dianggap Oleh Suami dan Anakku   Bab 23

    Teriakan kaget terdengar. Para tamu berhamburan melarikan diri. Pembawa acara ketakutan hingga langsung bersembunyi di bawah kursi.Ares memeluk Chloe, wajahnya penuh rasa sakit. Chloe menunduk, melihat perut Ares yang mengucurkan darah. Seketika, wajahnya pucat ketakutan. Dia segera berteriak memanggil orang untuk menelepon polisi dan ambulans.Kemudian, dia teringat ada dua orang yang menerobos masuk tadi. Dia segera menoleh mencari Lolly.Lolly dilindungi oleh sosok tinggi besar, sementara petugas keamanan sudah berhasil menahan pelaku yang menusuk. Saat pelaku itu menarik topinya, ternyata itu adalah Monica yang sudah lama tak muncul.Wajahnya penuh kegilaan. Meskipun sudah diborgol, dia tetap berteriak, "Kalian semua harus mati!"Ucapannya diikuti aksi nekat. Dia mendorong petugas, meraih sebotol minuman keras di meja, lalu langsung memecahkannya ke atas bara api.Duar! Api langsung menyambar hebat. Petugas tak lagi fokus menahan orang. Semua orang sibuk menyelamatkan diri.Chloe

  • Tak Dianggap Oleh Suami dan Anakku   Bab 22

    Ares tidak bisa memercayainya, menatap Chloe dengan bengong. Tanpa sadar, genggamannya pada tangan Chloe semakin erat.Meskipun merasa sakit karena dicengkeram terlalu kuat, Chloe lebih merasa lucu, tak tahan untuk berkata, "Kenapa kamu jadi mirip Lolly? Keras kepala begitu."Pria yang biasanya tenang menghadapi apa pun itu akhirnya sadar telah membuatnya sakit. Dia buru-buru melepas genggamannya, lalu meniup lembut tangan Chloe dengan wajah penuh rasa bersalah. Namun, senyuman bahagia tetap tak bisa disembunyikan dari ujung matanya.Tanggal pernikahan segera ditetapkan, hanya dua bulan kemudian. Meskipun keduanya tipe orang yang bertindak cepat, waktu dua bulan ini terasa cukup mepet. Ares pun langsung menunda semua pekerjaannya, fokus mempersiapkan pernikahan bersama Chloe.Bersama Ares, Chloe baru merasakan bahwa mempersiapkan pernikahan ternyata bisa seseru ini. Saat menikah dengan Luther dulu, semuanya diatur oleh wedding organizer, tanpa ada ruang bagi mereka untuk menuangkan kei

  • Tak Dianggap Oleh Suami dan Anakku   Bab 21

    Chloe menarik kembali senyumannya, melepaskan jarinya, lalu mengingatkan dengan tenang, "Poligami itu kejahatan. Kamu mau lihat Bibi masuk penjara?"Harapan di wajah Luther seketika membeku. Di wajahnya bahkan muncul sedikit kepedihan.Ares mengamati mereka berdua, hampir bisa memastikan isi hati Chloe. Dia berdiri dengan santai, mengajak Lolly pergi. "Kalian ngobrol saja."Tak lama kemudian, Ares kembali dengan membawa selimut, meletakkannya di bahu Chloe, dan berbisik dengan lembut, "Jangan ngobrol terlalu lama, di luar dingin."Sambil berkata begitu, dia menepuk lembut bahunya.Chloe mengangkat tangan, menepuk balik punggung tangan Ares, menandakan dia mengerti.Kedekatan mereka terasa alami, seperti pasangan suami istri yang sudah bertahun-tahun hidup bersama. Itu adalah kehidupan damai yang selalu Luther impikan. Namun, kini pria yang berdiri di belakang Chloe bukan lagi dirinya.Malam terasa semakin sunyi. Luther tidak tahan dengan kesunyian itu, seakan-akan ini adalah ketenangan

  • Tak Dianggap Oleh Suami dan Anakku   Bab 20

    Ares menunjukkan sikap seorang suami resmi, memperingatkan Luther, "Jangan ganggu istriku lagi."Keduanya bergandengan naik mobil, bertatapan, tersenyum penuh kelembutan.Luther menatap kosong ke arah mobil mereka yang perlahan menjauh, merasa ada bagian di hatinya yang hampa. Baru saat ini dia benar-benar merasakan bahwa Chloe sudah jauh meninggalkannya. Selama ini, dia hanya menipu dirinya sendiri.Setelah Chloe dan Ares resmi menikah, urusan hak asuh Lolly segera diselesaikan. Kini, Lolly sudah sah menjadi anak mereka.Hari itu juga, ketika hak asuh turun, mereka bertiga sengaja memasak hidangan besar di rumah untuk merayakan. Lolly bahagia bukan main, ekspresi yang biasa takut-takut kini berganti dengan senyuman ceria."Papa! Mama!" Lolly memanggil dengan suara lantang.Chloe sudah terbiasa karena dia memang sudah lama dipanggil begitu. Namun, Ares jelas belum pernah menjadi ayah. Wajahnya tampak agak kikuk dan canggung.Chloe meletakkan hidangan terakhir, menepuk bahu Ares sambil

  • Tak Dianggap Oleh Suami dan Anakku   Bab 19

    Pada malam hari setelah pameran selesai, Ares mengajak Chloe dan Lolly makan di restoran. Mereka bertiga sedang asyik mengobrol saat Ares tiba-tiba menatap ke arah belakang Chloe dan bertanya, "Kamu kenal?"Chloe merasakan firasat buruk. Dia menoleh dan melihat Luther.Lolly juga mengenali Luther, lalu mengeluh, "Paman aneh itu pernah datang dan ganggu Mama, katanya salah dan minta Mama maafin. Terus ada anak cowok yang super galak dan ngomongnya nggak sopan banget."Anak kecil memang tak paham soal hubungan orang dewasa, tetapi Ares bisa menebak sedikit, lalu bertanya sambil tersenyum. "Suami yang kejar istrinya yang lagi kabur ya?"Chloe menggeleng. Entah karena pengaruh alkohol atau karena bertahun-tahun menahan rasa kesal hingga di ujung batas, tiba-tiba saja dia ingin mencurahkan semuanya. Dari awal pertemuannya dengan Luther, sampai mereka saling mengenal, lalu berakhir pada pengkhianatan.Di bagian akhir ceritanya, Chloe sudah menangis, menutup wajah dengan tisu sambil terisak l

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status