Share

Bab 7

Author: Betanali
Apa ini pilihan yang bisa dilakukan manusia? Luther selalu punya cara untuk terus menurunkan standar dirinya.

"Kelihatannya kamu sudah kehabisan bala bantuan." Pelaku pelecehan itu menyeringai puas.

Chloe mengeluarkan kunci dari saku dan langsung menusukkannya ke mata pria itu.

Pelaku menjerit keras, lalu melayangkan tinju ke arah Chloe. Perkelahian terjadi. Chloe menerima beberapa pukulan telak, tetapi dia memanfaatkan celah dengan menendang keras kemaluan pria itu. Saat pria itu kesakitan dan terkapar, Chloe merebut ponselnya dan menelepon polisi.

Polisi datang dan menanyakan situasinya. Chloe pun bertanya, "Apa tadi ada laporan polisi untuk lokasi ini?"

Polisi menjawab dengan santai, "Nggak ada."

Heh. Bahkan untuk menelepon polisi pun Luther malas.

Setelah selesai melapor di kantor polisi dan mengobati lukanya di rumah sakit, dokter memuji daya tahannya menghadapi pukulan berat. Chloe hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa. Serangan mental yang lebih parah pun bisa dia terima, apalah artinya cedera fisik ini?

Ketika semua urusan selesai, waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari. Chloe menyeret tubuhnya yang lelah untuk pulang. Rumah sunyi tanpa tanda-tanda kehidupan. Dia merebahkan diri di sofa, kehilangan semua energi.

Entah berapa lama, suara pintu terbuka memecah keheningan. Lampu menyala, menyilaukan mata. Chloe memicingkan mata, mengangkat tangan menutupi cahaya. Dari sela-sela jari, dia melihat Luther masuk bersama Raiden.

"Huh! Sudah kuduga kamu cuma berakting buat ganggu Papa!" Raiden mencibir tanpa ampun.

Chloe tak punya tenaga untuk menegur. Dia memejamkan mata, malas memedulikan ayah dan anak itu. Suaranya datar saat berujar, "Mau ambil apa, cepat ambil. Aku mau istirahat dengan tenang."

Luther menatapnya. Memar di sekujur tubuh, pipi bengkak, kuku patah. Namun, Chloe tetap diam, seolah-olah hanya tersisa kelelahan untuk Luther. Bahkan tidak ada niat untuk mengadu. Padahal, suaminya seharusnya menjadi tempat perlindungannya.

Melihat Raiden yang sama sekali tak peduli dengan kondisi ibunya, hati Luther mendadak mencelos. Bagaimana anaknya bisa berubah sekejam ini?

Karena tak mendengar suara untuk waktu yang lama, Chloe membuka mata dan melirik sekilas. "Mau aku minta maaf karena merusak kencanmu? Ya sudah, aku minta maaf."

Dia hanya ingin cepat-cepat mengakhiri percakapan.

Luther malah berkata pada Raiden, "Masuk kamar, tidur." Kemudian, pria itu keluar dari rumah.

Dia tak tahu suaminya mau ke mana dan tak peduli.

Namun, setengah jam kemudian, pintu terbuka lagi. Luther masuk dengan kantong berisi obat. Pria itu berjongkok di hadapan Chloe, menyiapkan kapas dan antiseptik.

Gerakan itu membuat Chloe membuka mata. "Mau apa? Lukaku sudah diobati. Berpura-pura peduli sekarang? Apa gunanya?"

Alis Luther berkerut, nadanya jengkel. "Aku sudah obati lukamu, kamu masih marah-marah? Chloe, kamu memang suka diperlakukan buruk ya? Harus disakiti baru puas?"

Chloe tersenyum sinis. "Jadi, kamu juga sadar kalau kamu memang jahat padaku?"

Pria itu terdiam, malas berpura-pura baik lagi. Dia melempar kapas dan antiseptik ke meja, berdiri tegak menatap ke bawah. "Sudah kubilang jangan ke tempat seperti itu. Kamu yang nggak dengar. Sekarang celaka sendiri, mampus!"

Mampus? Hebat. Luther selalu bisa menemukan celah di tubuhnya yang penuh luka untuk kembali menusukkan belati.

Chloe bahkan tak punya energi untuk marah. Dia hanya menatap Luther, lalu bertanya, "Terus, kamu dan Monica bertemu lagi di mana?"

Seingatnya, Monica sendiri yang bilang di bar. Setelah bertanya, dia tak peduli dengan ekspresi Luther, langsung menarik selimut untuk menutupi kepala. Lelah. Benar-benar lelah. Kenapa dia harus menanggung ini semua?

Masih ada setengah bulan, tetapi dia bahkan tidak bisa bertahan selama satu jam lagi.

Sayup-sayup, Chloe mendengar ponsel Luther berbunyi berkali-kali, tetapi tak diangkat. Beberapa saat kemudian, Raiden keluar dari kamar sambil membawa ponsel, berteriak tanpa sungkan, "Papa, Bibi Monica telepon!"

Setengah jam setelah itu, Luther dan Raiden pergi. Padahal sekarang sudah dini hari.

Setelah mereka pergi, Chloe baru bisa tidur dengan tenang. Saat bangun, hari sudah gelap lagi. Dia bangkit, tubuhnya terasa remuk.

Sudah berhari-hari, tetapi Luther tak pernah menanyakan soal ponselnya. Kalau pria itu menelepon sekali, pasti tahu ponselnya tak bisa dihubungi.

Dengan tenaga yang tersisa, Chloe keluar untuk membeli makanan. Baru sampai di bawah, dia melihat Luther dan Monica sedang bermesraan di tikungan.

Saat itu juga, bayangan hitam melintas di sisinya. Dalam sekejap, perutnya terasa perih. Dia pun menunduk, mendapati darah segar mengalir deras. Kepalanya terangkat, dia terpaku.

Di sana, Monica menjerit, memeluk lengan Luther erat-erat. "Luther! Aku takut!"

Pelaku itu panik karena mendengar teriakan. Dia buru-buru menusuk Chloe sekali lagi, lalu kabur. Tubuh Chloe perlahan ambruk ke tanah, pandangannya tertuju ke arah pria yang masih berdiri di sisi Monica ....

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Tak Dianggap Oleh Suami dan Anakku   Bab 24

    Secara logis, Luther sudah menyelamatkan Lolly. Sebagai ibu Lolly, Chloe seharusnya menjenguknya. Namun, dia tidak mau pergi.Monica dan Luther punya hubungan yang rumit. Jika bukan karena Luther, semua ini tidak akan berkembang sejauh ini.Lolly yang paham dengan pikiran Chloe, berbalik kepada Raiden dan berkata, "Paman sudah menyelamatkanku. Aku harus mengucapkan terima kasih padanya. Aku ikut kamu ya?"Raiden masih menatap Chloe dengan tatapan memohon. Chloe mengalihkan pandangan dan berkata, "Lolly pergi denganmu saja sekaligus mewakiliku."Dengan demikian, Raiden hanya bisa pergi bersama Lolly.Seminggu kemudian, Ares dipindahkan ke ruang rawat biasa. Pada hari dia membuka mata, Chloe bergegas datang dan menangis sejadi-jadinya di tepi ranjangnya.Ares mengangkat tangannya yang masih lemah, mengusap kepala Chloe dengan lembut. Suaranya serak saat berkata, "Kenapa nangis? Bisa hidup lagi adalah anugerah terbesar."Dia dirawat di rumah sakit selama sebulan. Dalam sebulan itu, Chloe

  • Tak Dianggap Oleh Suami dan Anakku   Bab 23

    Teriakan kaget terdengar. Para tamu berhamburan melarikan diri. Pembawa acara ketakutan hingga langsung bersembunyi di bawah kursi.Ares memeluk Chloe, wajahnya penuh rasa sakit. Chloe menunduk, melihat perut Ares yang mengucurkan darah. Seketika, wajahnya pucat ketakutan. Dia segera berteriak memanggil orang untuk menelepon polisi dan ambulans.Kemudian, dia teringat ada dua orang yang menerobos masuk tadi. Dia segera menoleh mencari Lolly.Lolly dilindungi oleh sosok tinggi besar, sementara petugas keamanan sudah berhasil menahan pelaku yang menusuk. Saat pelaku itu menarik topinya, ternyata itu adalah Monica yang sudah lama tak muncul.Wajahnya penuh kegilaan. Meskipun sudah diborgol, dia tetap berteriak, "Kalian semua harus mati!"Ucapannya diikuti aksi nekat. Dia mendorong petugas, meraih sebotol minuman keras di meja, lalu langsung memecahkannya ke atas bara api.Duar! Api langsung menyambar hebat. Petugas tak lagi fokus menahan orang. Semua orang sibuk menyelamatkan diri.Chloe

  • Tak Dianggap Oleh Suami dan Anakku   Bab 22

    Ares tidak bisa memercayainya, menatap Chloe dengan bengong. Tanpa sadar, genggamannya pada tangan Chloe semakin erat.Meskipun merasa sakit karena dicengkeram terlalu kuat, Chloe lebih merasa lucu, tak tahan untuk berkata, "Kenapa kamu jadi mirip Lolly? Keras kepala begitu."Pria yang biasanya tenang menghadapi apa pun itu akhirnya sadar telah membuatnya sakit. Dia buru-buru melepas genggamannya, lalu meniup lembut tangan Chloe dengan wajah penuh rasa bersalah. Namun, senyuman bahagia tetap tak bisa disembunyikan dari ujung matanya.Tanggal pernikahan segera ditetapkan, hanya dua bulan kemudian. Meskipun keduanya tipe orang yang bertindak cepat, waktu dua bulan ini terasa cukup mepet. Ares pun langsung menunda semua pekerjaannya, fokus mempersiapkan pernikahan bersama Chloe.Bersama Ares, Chloe baru merasakan bahwa mempersiapkan pernikahan ternyata bisa seseru ini. Saat menikah dengan Luther dulu, semuanya diatur oleh wedding organizer, tanpa ada ruang bagi mereka untuk menuangkan kei

  • Tak Dianggap Oleh Suami dan Anakku   Bab 21

    Chloe menarik kembali senyumannya, melepaskan jarinya, lalu mengingatkan dengan tenang, "Poligami itu kejahatan. Kamu mau lihat Bibi masuk penjara?"Harapan di wajah Luther seketika membeku. Di wajahnya bahkan muncul sedikit kepedihan.Ares mengamati mereka berdua, hampir bisa memastikan isi hati Chloe. Dia berdiri dengan santai, mengajak Lolly pergi. "Kalian ngobrol saja."Tak lama kemudian, Ares kembali dengan membawa selimut, meletakkannya di bahu Chloe, dan berbisik dengan lembut, "Jangan ngobrol terlalu lama, di luar dingin."Sambil berkata begitu, dia menepuk lembut bahunya.Chloe mengangkat tangan, menepuk balik punggung tangan Ares, menandakan dia mengerti.Kedekatan mereka terasa alami, seperti pasangan suami istri yang sudah bertahun-tahun hidup bersama. Itu adalah kehidupan damai yang selalu Luther impikan. Namun, kini pria yang berdiri di belakang Chloe bukan lagi dirinya.Malam terasa semakin sunyi. Luther tidak tahan dengan kesunyian itu, seakan-akan ini adalah ketenangan

  • Tak Dianggap Oleh Suami dan Anakku   Bab 20

    Ares menunjukkan sikap seorang suami resmi, memperingatkan Luther, "Jangan ganggu istriku lagi."Keduanya bergandengan naik mobil, bertatapan, tersenyum penuh kelembutan.Luther menatap kosong ke arah mobil mereka yang perlahan menjauh, merasa ada bagian di hatinya yang hampa. Baru saat ini dia benar-benar merasakan bahwa Chloe sudah jauh meninggalkannya. Selama ini, dia hanya menipu dirinya sendiri.Setelah Chloe dan Ares resmi menikah, urusan hak asuh Lolly segera diselesaikan. Kini, Lolly sudah sah menjadi anak mereka.Hari itu juga, ketika hak asuh turun, mereka bertiga sengaja memasak hidangan besar di rumah untuk merayakan. Lolly bahagia bukan main, ekspresi yang biasa takut-takut kini berganti dengan senyuman ceria."Papa! Mama!" Lolly memanggil dengan suara lantang.Chloe sudah terbiasa karena dia memang sudah lama dipanggil begitu. Namun, Ares jelas belum pernah menjadi ayah. Wajahnya tampak agak kikuk dan canggung.Chloe meletakkan hidangan terakhir, menepuk bahu Ares sambil

  • Tak Dianggap Oleh Suami dan Anakku   Bab 19

    Pada malam hari setelah pameran selesai, Ares mengajak Chloe dan Lolly makan di restoran. Mereka bertiga sedang asyik mengobrol saat Ares tiba-tiba menatap ke arah belakang Chloe dan bertanya, "Kamu kenal?"Chloe merasakan firasat buruk. Dia menoleh dan melihat Luther.Lolly juga mengenali Luther, lalu mengeluh, "Paman aneh itu pernah datang dan ganggu Mama, katanya salah dan minta Mama maafin. Terus ada anak cowok yang super galak dan ngomongnya nggak sopan banget."Anak kecil memang tak paham soal hubungan orang dewasa, tetapi Ares bisa menebak sedikit, lalu bertanya sambil tersenyum. "Suami yang kejar istrinya yang lagi kabur ya?"Chloe menggeleng. Entah karena pengaruh alkohol atau karena bertahun-tahun menahan rasa kesal hingga di ujung batas, tiba-tiba saja dia ingin mencurahkan semuanya. Dari awal pertemuannya dengan Luther, sampai mereka saling mengenal, lalu berakhir pada pengkhianatan.Di bagian akhir ceritanya, Chloe sudah menangis, menutup wajah dengan tisu sambil terisak l

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status