Share

Bab 3

Author: Okalyna
Pada hari Keisha pulih dan keluar dari rumah sakit, Presley menyiapkan sebuah pesta perayaan untuknya. Sebenarnya, Presley selalu begitu selama tiga tahun terakhir. Setiap kali Keisha berkorban untuknya, beberapa hari kemudian Presley akan menyenangkannya.

Dengan cara seperti itu, dia menggantungkan hati Keisha dan membuatnya tidak bisa berhenti. Jadi, setiap kali Presley mengajukan permintaan baru, Keisha rela melakukannya tanpa ragu.

Namun kini, setelah tahu kebenarannya, Keisha tidak lagi merasa berbunga-bunga. Yang tersisa di hatinya hanyalah kehampaan.

"Sudahlah, aku nggak mau pergi ke pesta perayaan apa pun. Kalian saja yang merayakan." Dia masih harus sibuk pulang untuk mengemasi barang-barangnya, sibuk memesan tiket pesawat, sibuk ... meninggalkan Presley.

Presley akhirnya menyadari ada sesuatu yang aneh dengan emosi Keisha. Dia mengulurkan tangan untuk meraba dahinya. "Kenapa? Kamu kurang sehat? Biasanya di saat seperti ini kamu selalu senang."

Keisha melangkah mundur setengah langkah untuk menghindari tangan Presley yang hendak menempel di keningnya. Belum sempat dia membuka mulut untuk menjawab, tiba-tiba terdengar suara seorang wanita yang manis.

"Presley, kamu sedang apa?"

Keisha menoleh mengikuti suara itu dan melihat seorang gadis cantik dengan postur hampir mirip dirinya berjalan mendekat. Begitu Presley melihat gadis itu, dia segera menarik kembali tangannya, lalu melangkah cepat ke arahnya.

"Bukannya sudah kubilang untuk menungguku di mobil? Anginnya kencang di luar."

Sambil bicara, Presley melepas mantelnya dan menyampirkannya di pundak gadis itu.

Gadis itu membiarkannya melakukan itu, lalu menoleh ke arah Keisha, sambil menyapanya, "Kamu pasti Keisha, ya? Halo, aku Lara, teman kecilnya Presley."

Sambil berkata demikian, dia meneliti Keisha dari atas ke bawah dengan tatapan santai.

Keisha seketika merasa tubuhnya menegang. Jadi inilah Lara, wanita yang sudah diputuskan Presley untuk dinikahinya. Apakah Lara juga tahu tentang 99 kali pengorbanan yang diminta Presley padanya?

Saat itu, angin dingin kembali berembus. Presley merengkuh Lara ke dalam pelukannya dengan cepat. Lalu dengan tangan lainnya, dia menggenggam Keisha dan segera menariknya masuk ke dalam mobil.

Sepanjang perjalanan, Presley dan Lara duduk di kursi depan sambil terus mengobrol, membuat Keisha yang duduk sendirian di kursi belakang tampak seperti seorang asing di antara mereka.

Dari percakapan keduanya, Keisha baru tahu bahwa ternyata Lara sudah pergi ke luar negeri tidak lama setelah dia dan Presley mulai berpacaran dulu dan kini baru kembali. Bahkan pesta perayaan yang disebut-sebut Presley hari ini, rupanya dipilih di restoran favorit Lara, dengan menu yang semuanya adalah makanan kesukaannya.

Di ruang VIP dengan meja bundar, sekelompok sahabat Presley sudah duduk melingkar. Begitu melihat Lara datang, mereka langsung berkerumun menyambutnya masuk.

"Lara, beberapa tahun ini kamu ke luar negeri, kita cuma bisa jadi teman online saja. Sekarang lihat wajah kami, masih bisa ingat kami siapa nggak?"

"Eh, kenapa aku merasa Lara setelah keluar negeri malah makin cantik, ya?"

"Ya jelas makin cantik! Kalau nggak, mana mungkin bisa bikin Presley sampai mabuk kepayang begitu!"

Semua orang tertawa terbahak-bahak. Namun, setelah sadar apa yang baru saja mereka ucapkan, tawa itu pun langsung padam. Mereka buru-buru menoleh dengan hati-hati ke arah Keisha.

Lara tersenyum lalu berdeham pelan, kemudian berjalan ke sisi Keisha dan menariknya untuk duduk di sampingnya. "Maaf ya, Kak Keisha. Aku dan Presley memang dari kecil tumbuh bersama, jadi mereka sering bikin gosip tentang kami. Kamu jangan tersinggung."

Keisha hanya tersenyum lemah. "Mm, nggak masalah." Mana mungkin dia punya hak untuk peduli, kalau pada dasarnya dia hanyalah seorang pengganti?

"Baguslah kalau begitu ...." Seolah teringat sesuatu, Lara lalu menoleh ke Presley. "Aku dengar dari Kevin, katanya hubunganmu dengan Kak Keisha baik sekali. Katanya beberapa hari lalu waktu kamu sakit, dia bahkan pergi ke Gunung Forel, sampai berlutut melewati 999 anak tangga demi memohonkan jimat keselamatan untukmu. Benarkah itu?"

Demi menjaga perasaan Keisha, Presley mengangguk. "Benar. Aku pernah bilang kalau jimat dari Gunung Forel bisa mengusir segala malapetaka. Hari itu juga dia langsung pergi mencarikannya untukku."

Nada bicara Lara dibuat terkejut dengan berlebihan, "Bisa mengusir segala malapetaka? Wah, sehebat itu, ya? Kalau aku juga bisa punya satu, pasti bagus sekali."

Presley menatapnya dengan senyum penuh kasih sayang, "Kalau kamu mau, biar aku berikan punyaku padamu."

Sambil berkata demikian, Presley segera mengeluarkan ponselnya. Dia menelepon seseorang untuk pergi ke rumah mengambil jimat keselamatan dan mengantarkannya ke tempat itu. Tak lama kemudian, terdengar ketukan pintu. Seseorang masuk dan menyerahkan jimat itu ke tangan Presley, lalu Presley langsung menyerahkannya kepada Lara.

Setelah itu, orang yang datang tadi menundukkan kepala dan membisikkan sesuatu di telinga Presley. Sambil mendengarkan, kening Presley perlahan berkerut dan pandangannya juga terarah pada Keisha.

Dia menundukkan mata dan termenung sejenak, lalu mengangguk. "Oke, aku tahu. Kamu boleh kembali dulu."

Begitu orang itu pergi, Presley segera menarik tangan Keisha dan berdiri. "Keisha, di sebelah ada beberapa klien juga sedang makan. Temani aku sebentar untuk menyapa mereka."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tak Mau Lagi Menjadi Bayang-bayang Semu   Bab 23

    Tatapan Presley terpaku pada Keisha. Bibirnya bergetar, suaranya sangat serak. "Keisha, aku baru saja melihatmu memakai gaun pengantin. Kamu benar-benar cantik. Tapi, kok bisa kamu memakai gaun itu untuk menikah dengan orang lain?"Harlan langsung menanggapi dengan nada tidak senang. "Kawan, apa maksudmu dengan ucapan itu?"Keisha menarik ujung lengan Harlan, memberi isyarat agar dia tidak memperpanjang masalah ini. Karena kondisi Presley sekarang terlihat sangat buruk, dia tidak ingin Presley terpancing hanya karena beberapa kalimat, lalu terjadi sesuatu yang lebih gawat dan akhirnya menyeret mereka berdua ke dalam masalah."Presley, sampai di titik ini, aku pikir kamu juga sudah tahu aku akan menikah. Lalu, apa yang masih kamu cari dariku?"Presley membuka mulutnya, akhirnya mengungkapkan semua isi hati yang dia simpan, "Keisha, setelah kamu pergi, aku membaca diarimu. Aku tahu betapa murni dan tulusnya perasaanmu padaku.""Mungkin kamu nggak percaya, tapi saat pertama kali mendekati

  • Tak Mau Lagi Menjadi Bayang-bayang Semu   Bab 22

    Presley tidak tahu sudah berapa lama dirinya pingsan. Saat dia sadar kembali, kaki kirinya sudah sama sekali tak ada rasa.Sahabat-sahabatnya mengelilingi ranjangnya, mata mereka merah penuh kelelahan."Kak Presley, akhirnya kamu bangun juga. Kamu sudah koma tujuh hari tujuh malam. Kami sempat berpikir kalau kamu masih belum sadar, terpaksa harus memberi tahu orang tuamu.""Hais ... bukannya kami mau menyalahkanmu, tapi kamu benar-benar gila. Balapan sampai taruhan nyawa, lihat sekarang tubuhmu penuh luka.""Begini, dokter bilang kaki kirimu sudah lumpuh, nggak bisa dipulihkan lagi. Setelah ini, kamu hanya bisa hidup dengan tongkat. Kami sebenarnya mau menunggu sampai kamu sadar, lalu langsung pindahkan kamu ke dokter di Kota Nordam, mungkin saja ada cara lain ...."Semua orang tahu kondisi medis di Kota Souta jauh lebih maju daripada di Kota Nordam. Presley dirawat di rumah sakit terbaik di Kota Souta. Jika dokter di sini sudah angkat tangan, pergi ke Kota Nordam pun hasilnya tidak ak

  • Tak Mau Lagi Menjadi Bayang-bayang Semu   Bab 21

    Mobil dengan cepat membawa mereka ke vila Keluarga Palevi. Sebenarnya, alasan ayah dan ibu Harlan mengundang Keisha makan malam di rumah hari ini adalah karena mereka juga sudah melihat 99 video itu.Mereka khawatir Keisha akan terpengaruh oleh komentar di internet dan kembali terjebak dalam kesedihan masa lalunya, jadi mereka berencana menenangkannya sedikit.Namun, melihat Keisha sepanjang waktu tersenyum dan terus berinteraksi dengan putra mereka, hati pasangan itu akhirnya lega.Seusai makan malam, Harlan membawa Keisha ke kamarnya. Sejak dia dewasa dan pindah keluar rumah, kamar itu sudah lama tidak ditempati. Namun, tata letaknya masih sama seperti saat dia berusia 18 tahun.Keisha melihat sekeliling dengan rasa penasaran, hingga pandangannya jatuh pada sebuah foto. Di dalam foto, Harlan mengenakan seragam balap profesional, bersandar santai di depan mobil balap merah. Sosoknya penuh semangat masa muda.Keisha bertanya dengan penasaran, "Kamu bisa balapan? Keren sekali. Aku ingin

  • Tak Mau Lagi Menjadi Bayang-bayang Semu   Bab 20

    Kalimat itu seperti palu berat yang menghantam Presley, membuatnya membeku di tempat. Dia menatap tangan Keisha yang digenggam erat Harlan dengan tak percaya."Jadi, Harlan nggak bohong tadi? Keisha, kamu ... sudah tunangan dengan Harlan? Ini nggak mungkin, 'kan? Aku tahu kamu marah karena aku pernah menipumu, tapi jangan pakai kebohongan seperti ini untuk menghukumku. Aku ... aku benar-benar nggak akan sanggup."Keisha menatap Presley dengan tatapan penuh penghinaan. "Presley, kamu kira masih pantas membuatku menggunakan kebohongan untuk menghukummu? Aku dan Harlan sudah bertemu dengan orang tua masing-masing sebagai tunangan resmi dan akan segera menggelar pernikahan formal."Mendengar itu, Presley tak mampu menahan diri lagi, langsung menyela, "Jangan bicara lagi! Aku nggak percaya. Kamu dulu begitu mencintaiku, gimana mungkin dalam waktu singkat kamu sudah punya orang lain?""Aku nggak mengizinkan ini terjadi! Dulu kamu pergi begitu saja tanpa bicara, apa pernah kamu menanyakan pen

  • Tak Mau Lagi Menjadi Bayang-bayang Semu   Bab 19

    Setelah Presley dan rombongannya sampai di Kota Souta, mereka segera menemukan alamat vila Keluarga Narendra.Namun, penjaga di gerbang vila langsung memasang ekspresi sinis setelah Presley memperkenalkan diri. Mereka menghalau rombongan dengan tongkat listrik."Ternyata kamu Pak Presley, bajingan dari Kota Nordam itu! Beberapa hari lalu kami sudah melihat videonya. Kamu berani mempermainkan nona kami, mengira kami ini lemah?""Setelah Tuan dan Nyonya melihat video itu, mereka sampai nggak bisa tidur beberapa malam. Sekarang kalian berani datang ke sini, sepertinya sudah siap menerima konsekuensinya ya!"Presley dan teman-temannya dimaki habis-habisan, bahkan beberapa pukulan mendarat di tubuh mereka saat dorong-mendorong. Meskipun begitu, mereka tetap bersikeras ingin melihat Keisha.Biasanya Presley selalu sombong dan tinggi hati, tetapi kali ini dia bahkan membungkuk memohon kepada para penjaga. "Aku mohon, bisakah kalian menyampaikan pesan kalau aku benar-benar menyesal? Aku hanya

  • Tak Mau Lagi Menjadi Bayang-bayang Semu   Bab 18

    Di sisi lain, Kota Nordam.Presley belum sampai di bandara. Tiba-tiba, dia menerima telepon darurat dari orang tuanya yang memintanya segera kembali ke rumah lama.Dia sama sekali tak menyangka Lara menyimpan rekaman gagal penculikan yang dibuatnya di kapal pesiar sebelumnya. Rekaman itu disunting dan digabungkan menjadi satu video.Kemudian, Lara juga mengeluarkan 98 video Keisha sebelumnya, digabung menjadi 99 video, dan menyerahkannya kepada orang tua Presley.Untuk mendapatkan kepercayaan, Lara berdusta bahwa dia sebelumnya tidak mengetahui rahasia aturan Keluarga Hanoman. Dia baru mengetahuinya setelah melakukan pengorbanan ke-99, lalu mengetahui Presley diam-diam merekam video-video itu.Aksi Lara yang tampak tulus itu berhasil menyentuh hati orang tua Presley. Setelah menonton 99 video yang dia serahkan, mereka sangat terkesan dengan pengorbanannya dan langsung mengakui Lara sebagai calon menantu Keluarga Hanoman.Presley yang kembali ke rumah lama dan mengetahui semuanya, terke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status