Short
Waktu adalah Maut

Waktu adalah Maut

By:  TakasaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
25Chapters
57views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Charin Stafford mematahkan tiga tulang rusuknya sendiri untuk bisa melarikan diri dari rumah sakit jiwa. Hal pertama yang dilakukan Charin setelah melarikan diri adalah pergi menandatangani surat persetujuan donor organ. "Bu Charin, kami berkewajiban memberitahumu kalau ini adalah donasi khusus. Jenazahmu akan digunakan sebagai bahan percobaan untuk reagen kimia korosif jenis baru. Nantinya, mungkin tubuhmu nggak akan tersisa, bahkan nggak satu tulang pun." Charin menekan dadanya yang berdenyut sakit. Tulang rusuk yang patah membuat suaranya terdengar seperti mesin yang rusak. Dia menarik sudut bibirnya dengan susah payah, menunjukkan senyuman yang terlihat lebih menyedihkan daripada tangisan. "Itulah yang aku inginkan."

View More

Chapter 1

Bab 1

Charin Stafford mematahkan tiga tulang rusuk sendiri untuk bisa melarikan diri dari rumah sakit jiwa.

Hal pertama yang dilakukan Charin setelah melarikan diri adalah pergi menandatangani surat persetujuan donor organ.

"Bu Charin, kami berkewajiban memberitahumu kalau ini adalah donasi khusus. Jenazahmu akan digunakan sebagai bahan percobaan untuk reagen kimia korosif jenis baru. Nantinya, mungkin tubuhmu nggak akan tersisa, bahkan nggak satu tulang pun."

Charin menekan dadanya yang berdenyut sakit. Tulang rusuk yang patah membuat suaranya terdengar seperti mesin yang rusak.

Dia menarik sudut bibirnya dengan susah payah, menunjukkan senyuman yang terlihat lebih menyedihkan daripada tangisan. "Itulah yang aku inginkan."

Bagaimanapun juga, Charin tidak memiliki banyak waktu lagi untuk hidup. Lebih baik dia memberikan kontribusi untuk negara.

Di laporan pemeriksaan kesehatannya tertulis sebuah kata besar, sklerosis lateral amiotrofik. Penyakit ini lebih dikenal dengan nama ALS.

Charin termasuk salah satu yang cukup tidak beruntung. Komplikasi yang dia alami menyebabkan infeksi paru-paru. Paling lama dia hanya bisa hidup satu bulan lagi.

Petugas yang bertanggung jawab menatap Charin dengan tatapan yang dipenuhi simpati.

"Terima kasih atas kontribusimu untuk penelitian ilmiah. Kompensasi ini adalah sedikit ungkapan terima kasih kami. Mohon kamu terima."

Charin mengulurkan tangannya yang gemetar tanpa henti untuk menerimanya.

Kejang di tangan adalah efek samping dari terlalu banyak mengonsumsi obat neurologis. Charin tidak bisa mengontrolnya.

Uang ini rencananya akan Charin sumbangkan ke panti asuhan. Kemudian, dia akan pergi ke pemakaman untuk melihatnya sekali lagi, memenuhi keinginan hatinya. Baru setelah itu Charin bisa meninggal dengan tenang.

Dia berjalan terhuyung keluar, langsung melihat beberapa orang pria yang mengintainya di bawah pohon.

"Ketemu, dia di sini!"

"Dasar jalang, beraninya kamu kabur! Aku akan menyetrummu sampai mati saat pulang nanti!"

Wajah Charin memucat, dia langsung berbalik untuk lari.

Rongga dadanya dipenuhi rasa sakit yang menusuk dan bau amis darah. Seluruh tubuhnya bergetar ketakutan, sementara dia hanya bisa menundukkan kepala, lalu berlari masuk ke dalam gedung yang paling banyak penjaganya.

Gerakannya terlalu tergesa-gesa hingga Charin tanpa sengaja menabrak seseorang. Uang kertas di tangannya langsung berhamburan ke lantai.

Dada yang keras itu membuat Charin pusing dan matanya berkunang-kunang. Di tengah suara teriakan yang riuh, dia bisa dengan jelas mencium aroma dingin yang tidak asing.

Kemudian, suara rendah pria itu terdengar.

"Charin."

Itu adalah kalimat pernyataan yang dingin, langsung membuat Charin terpaku di tempatnya.

Setelah tidak bertemu selama lima tahun, Adrian Wiratama tampak lebih dewasa. Matanya yang tertunduk terlihat dingin dan mulia, membawa kesan menjaga jarak dengan semua orang. Hanya saja, dalam tatapannya pada Charin saat ini, ada kilat merendahkan dan kebencian yang sulit disembunyikan.

Charin merasa seakan jantungnya dicengkeram dengan keras, matanya pun terasa panas.

"Pak …. Pak Adrian!"

Ekspresi para pria yang mengejar Charin jelas menjadi panik setelah melihat Adrian.

Adrian menatap Charin dengan wajah dingin seperti es.

"Siapa yang mengizinkanmu kembali?" tanya pria itu.

Charin menundukkan kepala, tetapi tidak mengatakan apa pun. Benar, Adrian masih belum tahu bahwa anak keluarga kaya itu telah memasukkannya ke rumah sakit jiwa, menyiksanya selama lima tahun.

Pandangan Adrian menyapu para pria itu. Ketika mereka melihat uang kertas yang ada di lantai, mereka langsung tersadar, lalu berteriak dengan suara keras, "Pak Adrian, jalang kecil ini sudah mencuri uang kami!"

Adrian tertawa dingin. "Charin, apa kamu sudah menjadi begitu hina sekarang?"

Charin menekan tangannya yang kejang, tanpa sadar ingin menggelengkan kepala.

Bukan, bukan begitu .... Uang itu ....

"Adri."

Seorang wanita bertubuh anggun melangkah keluar, merangkul lengan Adrian dengan alami, lalu melihat Charin dengan tatapan terkejut. "Charin?"

Saat Charin melihat wanita di hadapannya, dia seolah terjatuh ke dalam jurang es.

Celine Adhita adalah orang yang dulu memimpin penindasan terhadapnya.

Pada waktu itu, karena tidak bisa menanggung pukulan dari kejadian yang menimpa orang tuanya, Charin gagal dalam ujian kelulusan, hingga membuatnya terpaksa masuk ke sekolah yang sangat buruk. Sejak saat itu, mimpi buruknya pun dimulai.

Buku-buku yang disobek, meja yang dipenuhi noda pewarna tidak jelas, seragam yang digunting hingga robek, serta pintu toilet yang dikunci dari luar ....

Charin pernah mengalami depresi karena semua ini. Celine adalah mimpi buruknya, orang yang paling dia takuti sekaligus paling dia benci.

Sampai Adrian yang tumbuh bersamanya mengetahui tentang penindasan itu.

Pria itu keluar dari sekolah unggulan, pindah sekolah ke sekolah Charin, lalu membalas semua orang yang menindasnya.

Baru setelah Celine dipaksa keluar sekolah, Charin akhirnya bisa bernapas lega.

Ketika efek samping penindasan itu menyerang Charin, Adrian-lah yang menemani di sisinya sambil berulang kali mengucapkan, "Aku di sini." Pria itu memegang tangannya, membawanya kembali ke bawah sinar matahari.

Sepuluh tahun lalu, mereka saling menyatakan perasaan, lalu berciuman untuk pertama kalinya. Delapan tahun lalu, mereka merasakan buah terlarang untuk pertama kali, saling menjalin cinta dengan penuh gairah. Enam tahun lalu, mereka menetapkan tanggal pernikahan, hampir akan hidup bersama selamanya. Lima tahun lalu, Charin membakar kakak perempuan Adrian hingga mati, membuat kedua kekasih itu menjadi musuh.

Sekarang, orang yang paling Charin cintai bersama dengan orang yang paling dia benci.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
25 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status