Share

7. M : pertanyaan kekasih hati

Sudah dua tahun hubungan kami, tapi Mas Alfian belum kunjung menunjukkan keinginannya untuk melamarku. Ya, dia tidak mungkin melakukannya karena kesepakatan Kami adalah melanjutkan hubungan seperti ini saja tanpa pernah terungkap ke publik apalagi sampai dibawa ke jenjang pernikahan.

Kata orang, Hanya wanita bodoh yang mau jadi gundik seumur, hanya wanita yang tidak tahu diri dan tidak menghargai solidaritas sesama wanita yang akan menyakiti makhluk yang sama seperti dirinya.

"Aku harus bagaimana?"

Aku kembali termenung sambil memeluk diriku, duduk di sisi dinding yang pemandangannya langsung mengarah ke gedung gedung dan situasi kota di malam hari. Kelip lampu lampu begitu cerah, berbeda dengan masa depanku yang belum jelas arah tujuannya.

Ting tong!

Bel apartemenku berdering, aku langsung bangkit karena sudah tahu siapa yang datang. Begitu kubuka pintu, mas Alfian yang sudah di sana dan menatap diri ini dengan tajam.

"Sayang, Alhamdulillah kamu mampir juga," ucapku yang tak sabar ingin memeluknya.

"Kamu dari mana seharian ini?" Tanyanya dengan tatapan penuh selidik.

"Aku ke kantor, lalu sorenya aku mampir ke rumah teman."

"Teman yang mana?"

"Teman akrab yang pernah kuceritakan."

"Teman yang katamu pernah berebut tas denganmu?"

"Iya, ternyata dia sangat baik. Kecantikannya sesuai dengan sifat dan perilakunya. Bukan cuma itu, ia ternyata orang kaya, ibu muda yang punya banyak anak, tapi masih punya waktu untuk mengurus dirinya dan cantik sempurna."

"Hmmm, apa kau mengenal tentang dirinya dan latar belakangnya?"

"Tidak, tapi dia memperlakukanku seperti saudara dan kita sudah cukup!"

"Aku tidak ingin kau berteman dengan dia lagi!"

Tiba-tiba ucapan Mas Alfian membuat diriku tertegun, aku kaget dan heran karena untuk pertama kalinya ia melarangku berteman dengan seseorang.

"Kenapa?"

"Di kota ini tidak ada yang benar-benar baik, mereka pasti punya modus dari kejahatan. Bukankah aneh sekali tiba-tiba seorang wanita kaya akrab denganmu dan menganggapmu sebagai adik? Orang-orang seperti mereka sangat feodal, mereka hanya mau bersikap baik Kalau mereka dapat tanpa keuntungan dan aku tidak mau orang yang kucintai dimanfaatkan orang lain," ujar Mas Ardian sambil menyentuh leher dan membelai wajahku.

"Mas, kamu kok kayak kenal sama Mbak Gaida."

"Enggak aku gak kenal," jawabnya membalikkan badan, "istriku dari luar kota dan anakku cuma dua," jawabnya.

"Boleh tidak aku melihat istrimu Mas, sudah sekian lama kita berhubungan tapi fotonya sama sekali tidak pernah kulihat. Bolehkah aku mengenalnya saja walaupun kamu tidak akan pernah bertemu selamanya?"

"Tidak, kita sudah sepakat bahwa keluargaku adalah privasiku dan aku tidak akan membaginya ke orang lain. Begitupun tentang hubunganku denganmu di mana aku tidak akan menceritakan kepada siapapun."

"Jujur saja aku lelah seperti ini Mas," jawabku sambil melepas pegangan tangannya, aku mencoba menarik nafas dalam untuk meredakan bebanku tetapi tetap saja semuanya terasa berat.

"Jika kau tidak mampu meninggalkan dirinya maka tinggalkan aku, wanita itu adalah istri resmi dan anak-anakmu lebih membutuhkanmu dibandingkan aku, mari kita sudahi saja hubungan yang tidak akan ada tujuannya ini."

"Jika kau memaksa maka aku tidak berdaya meski aku sangat mencintaimu. Sudah kubilang padamu bahwa kalau kau ingin hubungan kita tetap harmonis, maka kita harus tetap bermain aman dan diam saja. Jika kau mengajakku tampil ke rpublik maka kita semua akan hancur, istriku dan keluarganya bahkan tidak akan melepaskanmu sampai kau hancur."

"Separah itukah mereka?"

"Ya, orang kaya akan lakukan apapun untuk dapatkan apa yang mereka inginkan. Dan mereka juga akan halalkan segala cara untuk membalaskan dendam. Kau ingat saat kau membeli tas, wanita kaya itu, kalau dia memang punya perasaan dia tidak akan merebut tas yang sudah lebih dahulu kau dapatkan."

"Tapi aku sendiri yang memberinya."

"Kalau dia punya malu dan memahami perasaanmu sebagai sesama wanita dia tidak akan pernah mengambil tas itu."

"Terima kasih karena kau selalu membelaku, Mas."

"Selalu aku membelamu karena aku mencintaimu," ucapnya sambil merangkul dan mengecup pipiku. "Pergilah ke lokasi parkir dan buka bagasi mobilku aku siapkan sesuatu di sana."

"Oh ya?"aku terlonjak bahagia dan langsung membalas pelukannya. Ku ambil kunci mobil darinya lalu pergi ke basement di lantai dasar untuk melihat kejutan apa yang sudah ia siapkan untukku di bagasi mobilnya.

Ada sebuah kotak ungu dengan pita berwarna putih di sana, aku segera naik kembali ke apartemen untuk tak sabar membukanya.

Saat aku sudah sampai di kamar segera aku buka kotak itu dengan hati berbunga-bunga, Ternyata isinya sebuah gaun yang sangat istimewa, warnanya putih tulang di bagian kancingnya ada mutiara. Lebih istimewa lagi karena itu berasal dari brand mewah.

"Bagus sekali Mas," ucapku sambil mematah diri di depan kaca sementara lelaki yang paling kucintai itu berdiri di belakangku dan langsung melingkarkan tangannya di pinggangku. Dia menopang dagunya di bahuku lalu menatap pantulan kami di kaca.

"Gaun istimewa untuk wanita paling istimewa."

"Terima kasih," ucapku sambil menatap matanya.

"Sama sama sayang. Kau berhak mendapatnya."

"Apa istrimu juga dapat hadiah yang sama."

"Tidak, dia sudah kaya, ia bisa beli apapun yang dia inginkan dari uang ayahnya hadiah dariku tidaklah berguna untuknya. Dia tidak pernah menghargainya." Dia terlihat sedih saat mengatakan itu, aku bisa membayangkan perasaannya dan bagaimana sedihnya ketika seorang suami tidak dihargai oleh istrinya sendiri. Aku jadi sangat kasihan padanya.

"Kalau begitu aku pulang ya...."

"Iya sayang...."

"Daah, ingat kata-kataku untuk bertindak berteman dengan orang sembarangan," ujarnya sambil dengan lama lalu beranjak pergi begitu saja. Aku tahu, gaun yang aku pakai ini adalah kemewahan yang semu, semuanya terlihat sempurna tapi sayang bukan milikku.

Suatu hari ia akan meninggalkan aku lalu kembali istrinya seperti apa yang dikatakan Mbak Gaida.

Tapi, Kenapakah ia melarangku bersahabat dengannya. Apa Mas Alfian mengenalnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status