공유

Reuni

last update 최신 업데이트: 2021-03-27 10:18:19

"Ji, putramu mana?" tanya Jessie.

"It's time for me, tentu saja dia sama neneknya. Hahahaha." Jihan tertawa lepas, ia memang sengaja menitipkan putranya kepada sang nenek.

"Kita udah nikah, dapat bonus juga. Kamu kapan? Umur udah matang, jangan sampai nunggu perawan tua baru nikah!" cibir Shelly.

"Hei, hei! Mulut ibu-ibu ternyata lebih pedas dari sambal setan!" cibir Jessie balik.

"Ingat, kamu lagi hamil jadi jangan banyak marah-marah. Nanti darting, terus kata orang jawa kalau lagi hamil lalu benci sama orang, anaknya bakal mirip yang kamu benci. Mau anakmu mirip aku," timpal Jessie. "Eh, kayak aku tak apa, aku 'kan cantik," imbuh Jessie memuji diri sendiri.

"Cih, amit-amit mirip kamu, yang ada nanti anakku nggak laku kayak kamu meski cantik," cibir Shelly sedikit mendecih dengan mengusap perutnya yang besar.

"Ih ... kamu ya, suka banget doain aku nggak laku, ucapan adalah doa, kamu tega!" Jessie sudah kalah, matanya berkaca-kaca ingin menangis.

Jihan dan Shelly tertawa kerasa melihat ekspresi Jessie, mengerjainya memang paling asyik dan selalu merindukan.

"Uluh, uluh! Big Baby mau nangis," cicit Shelly seraya mengusap rambut Jessie yang kini jadi pendek, padahal dulu gadis itu suka raambut panjang.

Jihan ikut merapat ke sofa yang diduduki kedua temannya, kini mereka bertiga saling berpelukan dari samping, melepas rindu setelah saling ejek.

"Kami kangen banget sama kamu, dua tahun nggak ada kabar, kamu tuh tega banget," ucap Jihan mengusap-usap rambut Jessie hingga setengah berantakan.

"Maaf, ada hal yang bikin aku gitu. Tapi yang penting sekarang kita ketemu dan bisa kumpul," balas jessie.

Jihan maupun Shelly saling manggut-manggut mengerti. Akhirnya mereka berbincang biasa, menikmati siang itu dengan canda tawa melepas rindu.

"Jess, kamu kenapa putus sama si Arkan?" tanya Shelly tiba-tiba yang membuat Jessie hampir tersedak.

"Iya, aku juga heran. Bukannya kamu bilang dia baik juga manis. Kok waktu itu kamu bilang putus dengan dia sebelum putus hubungan dengan kami," tambah Jihan yang penasaran.

Kini Shelly maupun Jihan tampak menatap Jessie yang terlihat kikuk. Gadis itu memiliki alasan tersendiri kenapa dia ingin putus. Pikiran Jessie masih bergulat dengan hatinya, empat tahun menjalin hubungan memang tidak ada masalah sama sekali. Namun, Jessie hanya merasa bersalah pada Arkan, ia tidak mau memberi pemuda itu harapan palsu, terlebih kemungkinan untuk mereka bertemu waktu itu sangatlah tipis, mungkin hanya lima persen dari seratus persen.

"Jangan dibahas, ya! Mungkin kami nggak jodoh." Jessie tersenyum getir, ia lantas meminum jus miliknya.

Jihan dan Shelly saling lempar pandangan, mereka tahu betul bagaimana Jessie bersemangat ketika menceritakan tentang hubungan jarak jauh dirinya dengan pemuda itu tanpa masalah. Tapi semuanya kembali pada Jessie yang menjalani, kalau memang temannya itu mengambil jalan berpisah, lalu mereka bisa apa? Yang menjalani Jessie, jadi yang berhak memutuskan lanjut atau tidak ya hanya dirinya sendiri.

_

_

_

Setelah melakukan aktifitas pagi seperti biasa, Arkan sudah berjalan di koridor menuju ruangannya dengan sesekali menyapa karyawan yang memberi salam padanya.

Dodi sudah berada di ruangan Arkan, sebagai seorang asisten tentu saja dia harus sudah siap sebelum bos-nya datang.

"Pagi, Ar!" sapanya.

"Pagi!" sahut Arkan singkat.

Arkan langsung duduk di kursi kerjanya, mengambil tumpukan berkas yang ada di atas meja.

"Ar, kamu yakin nggak mau menemui perwakilan dari perusahaan Smith? Mereka mengajukan pinjaman dengan jumlah besar, lho!" Dodi menatap bos-nya yang terlihat begitu serius dengan dokumen miliknya.

"Nggak perlu, memangnya berapa pinjaman yang mereka ajukan?" tanya Arkan kemudian.

"Seratus miliyar, aku dengar perusahaan itu sedang tidak stabil jadi apa kamu nggak mau meninjau sendiri dulu sebelum menyetujui pinjaman yang mereka ajukan?" tanya Dodi sedikit khawatir karena jumlah yang ingin mereka pinjam tidaklah sedikit.

Arkan tampak berpikir, mendengar kata tidak stabil membuatnya teringat akan perusahaan yang ia pegang sekarang. Pernah bangkrut dan membuat banyak orang jadi pengangguran sebelum akhirnya bisa bangkit lagi.

"Jam berapa perwakilan mereka datang?" tanya Arkan pada Dodi.

"Sepuluh," jawabnya.

Arkan melihat padajam tangan yang melingkar manis di pergelangannya, ia lantas mengatakan jika akan menemui perwakilan perusahaan itu untuk meninjau.

-

-

-

-

-

Jessie sedang meneliti dokumen yang perlu ia periksa, ada sesuatu yang salah dengan daftar neraca perusahaan. Semalaman ia meneliti tapi masih belum menemukan kesalahannya di mana.

"Mas Feri, kamu sudah cek data ini?" tanya Jessie pada sekretarisnya itu.

"Sudah, bahkan saya sudah cek hampir sepuluh kali sebelum saya serahkan pada Anda. Tapi tidak ada yang ganjil," jawab Feri yang duduk di hadapan Jessie.

"Kalau begini terus, meski ada modal untuk menutup dana produksi tetap saja akan ada lubang lagi," gumamnya.

Jessie mendesah kasar, peliknya masalah perusahaan itu membuatnya sedikit frustasi meski baru saja melakukan riset dua hari ini, bahkan menjabat direktur saja baru sehari.

"Ya sudahlah, kita urus masalah lain dulu," kata Jessie menutup buku neraca perusahaan.

Jessie mengambil tasnya, menyematkannya ke pundak dan berjalan keluar ruangan diikuti oleh Feri. 

-

-

-

-

Pukul sepuluh pun tiba, Arkan berdiri dari kursinya bersiap menemui klien yang dikatakan oleh Dodi. Mereka keluar ruangan dan berjalan menuju lift untuk turun ke lantai tiga di mana ruangan Account Officier berada, tempat di mana nasabah mengajukan pinjaman.

Arkan berjalan santai dengan Dodi yang mengikutinya di belakang, begitu sampai di depan pintu langkah Arkan terhenti sebelum memegang gagang pintu itu. Matanya menatap ke dalam ruangan dari kaca yang terdapat di pintu, kedua sudut bibirnya tertarik ke atas. Pemuda itu mengepalkan tangannya kemudian memutar badan untuk berbalik pergi dari sana. Dodi keheranan kenapa Arkan berbalik padahal sudah sampai di depan ruangan.

"Kenapa tidak jadi masuk? Bukankah kliennya sudah datang?" tanya Dodi keheranan.

"Aku akan menemuinya secara khusus," ungkap Arkan dengan nada datar.

Dodi mengernyitkan dahi, tidak biasanya Arkan mau menemui nasabah secara khusus atau pribadi. Jika memang dibutuhkan dia pasti akan menemuinya bersama Account officer. Tidak mau kena semprot kalau banyak bertanya Dodi memilih diam dan mengikuti keinginan pemuda itu.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Takdir Cinta Arkan   Ending

    Dani diminta tinggal di apartemen Arkan, ia menyediakan segala kebutuhan bocah kecil itu, tidak lupa Arkan memberikan pendidikan yang terbaik untuk bocah yang sudah resmi menjadi bagian dari keluarganya.Arkan sendiri masih tinggal di rumah Alesha, tapi ia sesekali tetap menengok Dani di apartemen. Arkan menunggu Chloe benar-benar bisa diurus sendiri, ia tidak ingin jika kesibukannya membuat Chloe kurang perhatian.Kini hari-hari Arkan mulai berwarna, Chloe yang sudah bertambah usianya semakin lucu dan menggemaskan. Bahkan saat berumur satu tahun, Chloe bisa sudah bisa mengucapkan beberapa kata meski belum jelas."Pi, Pi!" Chloe berceloteh di dalam kamar, ia terlihat memainkan kakinya dengan sesekali menggigit jempol kaki lalu tertawa renyah.Alesha yang menyadari jika sang keponakan sudah berbicara pun merekamnya, ia mengirimkan video pada Arkan yang berada di kantor.Arkan seda

  • Takdir Cinta Arkan   Ambil satu memberi dua

    Arkan langsung mengambil Chloe dari gendongan Alesha begitu sampai di rumah, bayi mungil itu langsung berhenti menangis begitu tangan Arkan menyentuhnya."Hah, dia maunya sama kamu, Ar!" seloroh Alesha begitu Chloe diam."Dia 'kan sayang sama papinya, iya 'kan sayang!" Arkan mengecup kening Chloe.Alesha tersenyum, kemudian menatap kotak yang dibawa Arkan, ia membuka kotak itu untuk melihat isi di dalamnya."Apa ini Ar?" tanya Alesha.Arkan yang mendengar pertanyaan Alesha pun langsung menoleh ke arah wanita itu, kemudian Arkan menjawabnya, "Itu buatan tangan Jessie untuk Chloe, saat itu dia dengan sepenuh hati membuatnya."Alesha mengulas senyumnya, ia mengambil apa yang ada di dalam kotak dan mengamatinya dengan seksama."Ini sangat cantik, Jessie ternyata begitu pandai," ucap Alesha mengagumi hasil karya Jessie.Arkan mengulas senyumnya, ia kembali memperhatikan Chloe yang sedang minum. Ada rasa yang tidak bisa dideskripsikan dalam

  • Takdir Cinta Arkan   Suratan takdir

    Siang itu Arkan kedatangan tamu, Jihan dan Shelly tampak mengunjungi suami temannya untuk melihat keadaan Arkan juga bayinya."Maaf, kami tidak tahu dengan keadaan Jessie hingga akhirnya dia pergi," ucap Jihan penuh penyesalan, bagaimanapun Jessie dan Jihan sudah berteman semenjak mereka sekolah dasar.Arkan tersenyum masam, ia kemudian berkata, "Tidak apa-apa, lagi pula memang semuanya terjadi begitu cepat. Aku sendiri masih merasa jika Jessie belum pergi."Jihan menatap Arkan, melihat betapa kusutnya wajah pria itu. Shelly sendiri tidak berkata apa-apa, wanita itu juga merasa kehilangan teman yang selalu bisa membuatnya tertawa dan marah, kini semuanya tinggal kenangan semata yang hanya bisa disimpan dalam hati."Jessie adalah teman yang baik. Ia selalu bisa menghibur kami ketika dalam keadaan sedih. Bagiku, Jessie sudah seperti adik, meski kami sering bertengkar, tapi dia tidak pernah menganggapnya serius. Aku me

  • Takdir Cinta Arkan   Teman tidur

    'Semilir angin membelai kalbu. Kudapati hati yang membeku.Terlalu lama kamu diam membisuSebab engkau telah terbujur kaku'Arkan menatap Chloe yang tidur di baby box, melihat betapa lucunya bayi itu. Arkan mengulurkan tangan, mengusap pipi Chloe dengan jari telunjuk."Apa mami menemuimu? Jika iya, katakan padanya kalau Papi rindu," ucapnya pada bayi mungil itu.Chloe masih memejamkan mata, bibir bayi itu hanya terlihat sesekali menyesap sesuatu dalam lelapnya. Arkan mendekatkan wajahnya, ia mengecup kening Chloe sebelum pada akhirnya meninggalkan bayi mungil itu.Arkan kembali ke kamar, untuk sementara ia memang tinggal di rumah Alesha karena belum bisa mengurus Chloe sendirian.Arkan berbaring di atas tempat tidur, ia menatap langit-langit kamar hingga akhirnya ia memiringkan tubuhnya, menatap sisi kosong ranjang itu. Keheningan menemani dirinya, rasa lelah, pedih, sakit, dan juga keke

  • Takdir Cinta Arkan   Isi pesan Jessie

    Alesha langsung masuk begitu saja ke kamar Arkan tanpa mengetuk pintu, ia melihat adiknya yang hanya duduk tanpa melakukan apapun. Alesha melihat cambang tumbuh di wajah tampan adiknya, bahkan kini bulu halus itu mulai menutup dan menghilangkan wajah tampan Arkan."Ar!" panggil Alesha.Arkan menoleh, ia menatap pada gendongan Alesha. Seakan enggan melihat bayi itu, Arkan kembali memalingkan wajah."Kenapa bawa dia ke sini?" tanya Arkan.Alesha menghela napas kasar, ia menidurkan bayi mungil itu di atas tempat tidur Arkan."Kamu tidak akan mendapatkan apa-apa dengan terus meratapi kepergiannya, yang ada kamu akan melewatkan banyak hal dan kesempatan yang ada," ujar Alesha dengan tatapan yang masih tertuju pada bayi mungil yang kini tertidur pulas.Alesha mengalihkan tatapan pada Arkan, ia bisa melihat sikap tak acuh adiknya itu."Bayi ini tidak bersalah, Ar! Dia juga

  • Takdir Cinta Arkan   Pemakaman

    Hari itu menjadi hari terkelam bagi Arkan, hujan seakan tahu kesedihan yang tengah dirasakan pria itu. Begitu tanah menutup makam Jessie dan pusara ditancapkan dengan sempurna, langit menumpahkan genangan air yang sudah tersimpan membentuk awan hitam dilangit.Arkan masih berdiri di depan pusara mendiang istrinya, ketika semua orang berlari mencari tempat berlindung. Hujan menyamarkan air mata yang kembali tumpah, Arkan menatap nama yang tertera di pusara itu, benar-benar nama yang akhirnya ikut terkubur dalam hatinya.'Jika cinta bisa membawa sebuah kebahagiaan, maka cinta juga bisa memberikan sebuah penderitaan'Arkan melangkahkan kakinya meninggalkan pemakaman itu, setiap langkah begitu terasa berat. Beberapa bulan kebersamaan kini hanya sebuah kenangan yang ikut terkubur dengan kepergian sang istri.___Lala menatap Arkan yang baru saja kembali dari pema

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status