Share

Memori

Aku hanya bisa mengenang kisah kita bersama, disaat aku sudah tak bisa lagi menggapaimu.

Bagas Gunawan Basri

***

Kelopak mata itu perlahan terbuka. Mengerjap berulang kali guna menyesuaikan intensitas cahaya yang masuk. Aroma obat-obatan langsung tercium oleh indera penciumannya.

"IBU! Mas Bagas sudah sadar." Terdengar suara nyaring.

"Bagas! Alhamdulillah, kamu sudah sadar, Nak."

Pria itu diam masih mencerna."Airah, mana Bu?" tanyanya.

"Wanita itu tidak ada, Bagas. Dia bahkan tidak mempedulikan bagaimana keadaanmu. Jadi, ibu mohon berhentilah mencarinya, ya?"

Bagas tak menjawab. Dia merasa bahwa Airah baru saja datang menjenguknya dan berceloteh berbagai hal seperti biasanya.

"Bagas, apa ada yang sakit? Yang mana yang sakit, Nak?" tanya Nia khawatir saat melihat setetes air mata jatuh dari pelupuk mata sang putra.

"Bisa ibu panggilkan Airah untukku?" Rindu tampak jelas di kedua bola mata Bagas.

Mata Nia berkaca
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status