Mereka sedang menikmati masakan Sena dengan lahap. Keluarga itu makan dengan tenang tanpa mengeluarkan suara. Hal itu sudah menjadi ajaran Pak Arka yang melarang berbicara ketika makan. Keluarga Aditama terus memuji masakan Sena yang sangat enak. Bahkan Chika meminta ijin pada Sena untuk membawa masakan nasi gorengnya ke sekolah untuk bekal.
Gavin menyudahi makannya dengan minum segelas air putih. Gavin lalu mengamati seluruh keluarganya apakah sudah menyelesaikan makannya atau belum. Keluarganya yang sudah menyelesaikan makannya, Gavin memberanikan diri untuk berbicara.
“Pa ma, aku ingin mengatakan jika mulai besok, aku dan Sena akan menginap di asrama. Kami menginap selama tiga hari. Ada pekerjaan yang penting yang tidak bisa aku tinggalkan. Sena juga harus ikut karena ada acara Ibu Persit,” izin Gavin kepada ke dua orang tuanya. Seluruh pandangan keluarganya tertuju pada Gavin. Dengan tenang, Gavin menunggu jawaban keluarganya untuk m
Suara ayam berkokok menandakan pagi telah tiba. Alarm ponsel mengusik tidur panjang Sena meskipun hanya bordering satu kali. Dengan mata yang masih terpejam, Sena meraba berusaha mengambil ponselnya. Setelah ponsel itu berada di tangannya, Sena membuka mata lalu mematikan alarm tersebut. Sena dan Gavin harus bangun lebih awal untuk berangkat ke asrama agar tidak kesiangan mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung. Ingin segera bangkit dari tempat tidur, badan Sena tertahan oleh tangan yang melingkar di perutnya. Kaki Gavin juga menghimpit kaki Sena sehingga pergerakannya sangat sulit. Dengan perlahan dan hati-hati, Sena mencoba memindahkan tangan Gavin dari perutnya. Namun saat ingin memindahkannya, tangan itu justru semakin erat memeluk Sena. “Mas, ayo bangun. Mau berangkat pagi-pagi bukan?” ujar Sena lembut. Sena pasrah memindahkan tangan kekar suaminya itu, Sena kalah tenaga dengan Gavin. “Sebentar lagi, biarka
Pagi itu akan menjadi sesuatu hal baru untuk Sena. Untuk pertama kalinya ia memakai baju Persit untuk mengikuti kegiatan bersama Ibu Persit lainnya. Wajah Sena terlihat jelas jika ia sangat gugup. Sena masih awam tentang kegiatan di asrama.“Wajah kamu terlihat gugup. Ada apa?” Gavin memandang Sena lekat. Sikapnya yang sering berjalan mondar mandir, menandakan jika istrinya itu sedang cemas.“Ahh iya, aku belum pernah bergabung dengan Ibu Persit sebelumnya. Bagaimana jika nanti sikapku memalukan Mas,” wajah sendu Sena mengisyaratkan jika dirinya belum siap. Khayalan negatif Sena terus berkeliaran pada otaknya. Sena akui sangat khawatir jika dirinya akan menjadi bahan pergunjingan di sana.“Tidak perlu mengkhawatirkan itu. Kamu hanya belum mencobanya. Para istri Parajurit yang saya kenal sangat baik. Tenanglah untuk itu,” Gavin mencoba menenangkan Sena. Gavin mengatakan itu memang benar
“Selamat pagi Ibu, nama saya Arum, saya ditugaskan Kapten Gavin untuk menemani Ibu selama kegiatan nanti,” senyum manis itu terlihat dari seorang wanita yang memakai baju Persit sama dengannya. Arum merupakan istri dari Ridho yang merupakan bahwahan Gavin berpangkat Kopral Dua. Wanita manis itu sudah mempunyai satu orang anak perempuan. Arum adalah wanita yang humble dan ceria. Arum juga menjadi wanita mandiri, ia menjalani bisnis di bidang fasion dan letak butiknya tidak jauh dari asrama. “Perkenalkan saya Sena istrinya Mas Gavin. Senang berkenalan dengan anda,” ujar Sena tersenyum membalas perkenalan Arum padanya. Perasaan Sena tentram ketika Arum datang ke rumahnya. Setidaknya Sena ada teman sharing tentang kegiatan nanti dan sikapnya tidak akan memalukan. “Oh iya Arum, apakah para Prajurit sedang ada tugas? Tadi suami saya mengatakan jika akan kembali, namun sampai saat ini belum juga kembali,” tanya Sena memas
Bu Heni kembali melanjutkan sambutannya kepada para anggota. Beliau memberikan aturan dan tata cara dalam lomba memasak. Para anggota Persit mendengarkan arahan bu Heni dengan seksama. “Acara kita hari ini yaitu memasak untuk para suami dan anggota yang masih menjomblo,” ucap bu Heni dengan sedikit lawakannya. Gedung aula itu terdengar menggema ketika para anggota ikut tertawa dengan celtukan Ketua Persit tersebut. ”Nantinya setiap anggota akan dibagi menjadi sepuluh kelompok yang terdiri dari tiga anggota. Masing-masing anggota memilih Ketua kelompok yang nantinya akan mengambil nomor urut dan mempresentasikan kepada juri. Kegiatan memasak diberikan waktu selama dua jam. Para perserta di wajibkan menghidangkan tiga jenis masakan dan satu jenis minuman,” tambah bu menjelaskan peraturan dalam memasak. Ketika para peserta sudah merasa paham dan siap, bu Heni pun siap membuka jalannya lomba. Pembagian kelompok telah d
Gavin mengikuti rapat yang dipimpin sendiri oleh Pangkostrad untuk mempersiapkan Prajurit mengikuti latihan bersama antara personel Security Force Assitance Brigade (SFAB) US ARMY (Tentara Amerika) dengan TNI Angkatan Darat (AD) gelombang ketiga pada Agustus nanti. Tidak hanya itu, TNI Indonesia juga akan berlatih bersama dengan Russian Navy di laut Jawa pada akhir tahun. Sebelum latihan bersama dimulai, Pangkostad terlebih dahulu memberikan arahan kepada para Prajurit. Dalam arahannya, Pangkostad menekankan agar latihan bersama tidak hanya fokus pada pokok materi latihan tetapi juga mengenai interaksi antar Prajurit. Latihan antar kedua Negara itu berfokus pada latihan menembak dan menguasai medan pertempuran. Tidak hanya mengenai aspek militer, latihan tersebut juga melakukan olahraga, makan hingga memancing bersama. Dan tujuan utama latihan ini ialah menambah pengalaman serta membangun persahabatan Prajurit TNI AD dengan Prajurit Negara sahabat. &nb
Saat ini Sena sedang bersantai dengan menonton TV seorang diri. Acara yang bagus membuatnya cukup terhibur. Namun semakin lama nampaknya Sena mulai merasa bosan, Gavin hari itu pulang terlambat lagi karena perkerjaannya. Sena yang berniat untuk berkunjung ke rumah Arum atau Shinta namun ia urungkan karena kedua wanita itu pasti sibuk karena mengurus anaknya.Ahh mengingat soal anak, membuatnya sedikit pilu. Bagaimana tidak, Sena dan Gavin sampai saat ini bahkan belum melakukan hal selayaknya suami istri pada umumnya. Alasannya karena penikahan mereka belum tumbuh rasa mencintai dan mereka saat ini sedang berusaha menyakinkan perasaan keduanya.Namun mengingat Gavin membuat Sena tersenyum merona, pria itu mampu membalikkan detak jatung yang kencang saat berdekatan dengan lawan jenis. Sena sudah lama tidak merasakan hal itu, terakhir kali ia merasakan saat awal berpacaran dengan Bagas. Itupun tidak sekencang ini, Gavin adalah pria yang membuat
Pagi itu Sena awali dengan bangun lebih awal, wanita itu memulai memasak untuk sarapan pagi. Sebelum menginap di asrama, Gavin sudah mempersiapkan kebutuhan sehari-hari. Sehingga Sena tidak perlu lagi keluar rumah untuk membelinya. Gavin yang sudah cocok dengan masakan istrinya, meminta Sena untuk memasak dan tidak ingin membeli makanan di luar rumah.Tangan lihai Sena membuat masakannya cepat matang dan siap di hidangkan. Selesai memasak ia membersihkan diri karena pagi ini akan mengikuti acara senam bersama dan lomba sesama ibu Persit. Sena sangat antusias mengikuti acara itu, berbaur dengan ibu Persit membuat harinya tidak jenuh. Dengan bergegas Sena mempersiapkan dirinya supaya tidak terlambat. Sena juga tidak ingin dianggap kurang disiplin apalagi menyandang status istri Kapten.“Mas sarapannya sudah aku siapkan di meja makan,” ucap Sena sedikit berteriak. Sena masih sibuk memoles wajahnya dengan make up tipis.
Lomba hari kedua telah selesai dengan menyenangkan. Kejadian lucu selama lomba berlangsung membuat banyak gelak tawa terukir pada wajah perserta. Lomba bersama ibu-ibu memang memunculkan beragam ekspresi unik. Untuk lomba kali ini di menangkan oleh kelompok tiga, meskipun kelompok Sena tidak memenangkan lomba, itu tidak masalah untuknya. Yang terpenting baginya dengan lomba ini membuat dirinya dan bu Ulfa saling mengenal. Menurut Sena tidaklah buruk akrab bu Ulfa, mendekati bu Ulfa hanya perlu pendekatan dan juga perhatian.Saat ini Gavin tengah keluar ruangan untuk mencari udara segar setelah menyelesaikan pekerjaannya. Badannya kala itu terasa sangat pegal karena sepanjang hari selalu berhadapan dengan laptop dan berkutat dengan tumpukan kertas. Rasa lelahnya sedikit terobati ketika mendapati istrinya sedang beristirahat. Kegiatan lomba yang melelahkan itu membuat keringat Sena bercucuran di area sekitar wajah dan leher.Untuk merasakan an