Share

Bab 6

Di tempat lain, Sena tengah makan malam seorang diri. Sena yang tidak menyukai suasana yang sepi harus menyalakan TV agar ia merasa tidak kesepian. Saat makan sendiri di rumah, terkadang Sena teringat akan kenangan sewaktu makan bersama dengan Ayah, Bunda dan kedua Adiknya dengan penuh kehangatan dan keceriaan.

Waktu begitu cepat berlalu, dua tahun adalah waktu yang singkat untuk Sena. Ya dua tahun yang lalu seluruh keluarganya meninggal karena kecelakaan. Sena masih ingat saat-saat terakhir kepergian keluarganya waktu itu. Kedua Adik kembarnya yang masih berumur sembilan tahun ingin bermain di mall, karena Sena ada jadwal kuliah di hari itu, akhirnya Ayah dan Bundanya yang mengantarkan ke mall.

Namun saat perjalanan pulang dari mall, naas mobil yang di tumpangi keluarganya di tabrak truk berlawanan arah yang mengalami rem blong. Mobil keluarga mereka terjungkal sampai beberapa meter dan mobilnya rusak parah. 

Kejadian itu membuat Sena terpuruk, mental dan jiwanya seakan hilang. Pernah di kondisi yang terpuruk tersebut, Sena ingin mengakhiri kehidupannya karena separuh hidupnya telah hilang. Di tambah lagi kondisi ekonomi Sena buruk. Sena hanya mengandalkan sisa tabungan yang di miliki Ayahnya. Kuliahnya pun juga harus berhenti karena tidak mampu membayar tagihan setiap semesternya yang cukup besar.

Karena beberapa bulan tersebut Sena hanya mengandalkan tabungan Ayahnya untuk bertahan hidup. Dan tabungan tersebut semakin menipis, akhirnya Sena mencari pekerjaan yang mau menerimanya. Ia yang belum pernah bekerja merasa kesulitan dan beberapa kali di tolak lamaran pekerjaannya. Tidak ingin menyerah, Sena terus mencari lowongan pekerjaan dan sampai akhirnya ada orang baik yang di kirim Tuhan padanya hingga akhirnya ia bisa bekerja di toko kue milik keluarga Aditama.

Kenyataan pahit lainnya yang harus Sena terima adalah saat di tinggalkan oleh Bagas yang tak lain adalah mantan tunangannya. Sena tidak tahu alasan apa yang membuat Bagas meninggalkannya. Meskipun kepergiannya membuat Sena bersyukur. Sena bersyukur karena Bagas memiliki sifat yang tidak baik. Sering kali Bagas melakukan kekerasan pada Sena yang membuatnya trauma jika bertemu dengannya.

Menurut Sena, Bagas mempunyai perilaku ganda. Terkadang Bagas menjadi sosok yang penyayang namun dalam hitungan menit dia berubah menjadi sosok yang pemarah. Kekerasan yang sering terulang membuatnya menyerah untuk melanjutkan hubungannya dengan Bagas. Namun keluarganya kala itu melarang karena Bagas sudah bersikap baik dan keluarganya menilai jika Bagas lah yang mampu menjaga Sena nantinya.

Atas kejadian yang menimpanya, Sena mampu bangkit dari keterpurukan. Takdir membuatnya seakan tidak siap menerima, namun takdir juga dengan terpaksa menerima itu. Bukankah takdir sudah ada yang mengatur dan Tuhan tidak akan mungkin memberi hambanya masalah di luar kemampuannya. Itu lah yang terjadi pada Sena. Dengan kepercayaan penuh kepada Tuhan akhirnya ia bangkit dari keterpurukan tersebut.

Sena yang dulu sangat berbeda dengan sekarang, kini ia menjadi orang yang mandiri nan tangguh. Keceriaan yang selama ini tidak menghiasi wajah cantiknya kini muncul kembali. Yang di lakukannya saat ini hanya ikhlas dan bersyukur kepada Tuhan.

***

Suara Azan subuh berkumandang, Sena bangun dari mimpi indahnya lalu bangkit dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membasuh wajahnya dengan wudhu. Selesai sholat Sena merapikan tempat tidurnya dan berjalan menuju dapur dan siap memasak untuk sarapan paginya. Wanita itu hanya masak nasi goreng dan telur ceplok, menu sederhana namun terasa istimewa bagi Sena.

Selesai masak dan makan ia lanjutkan aktifitas mandi dan siap-siap untuk berangkat ke GaChi. Waktu sudah menunjukan pukul 07.15 WIB akhirnya Sena berangkat kerja dengan mobil sedan putih miliknya. Jalanan yang tidak macet, Sena mengendarai mobilnya dengan laju sedang. Tak lama menempuh perjalanan dari rumah ke tokonya yang hanya membutuhkan waktu dua puluh menit jika tidak macet.

Setelah Sena memakirkan mobilnya, segera ia keluar mobil lalu berjalan menuju ruang ganti. Sena menganti baju dengan baju putih khas Chef. Setelah itu, Ia langkahkan kakinya menuju dapur dan siap untuk membuat beberapa adonan kue. Setelah semuanya beres, ia memerintahkan karwayan lain untuk menuangkan adonan dalam Loyang dan memasukkannya dalam oven. Saat pekerjaan dapur di rasa tidak repot, Sena melakukan pekerjaan lain untuk mengecek laporan.

Toko pada hari ini terlihat ramai pengunjung sehingga karyawan di kasir kualahan untuk melayani pelanggan. Sena berinisiatif untuk membantu bagian kasir agar antrian tidak terlalu panjang, Sena melayani pembeli dengan senyum ramahnya.

“Terimakasih Ibu sudah berkunjung,” ucap Sena tersenyum.

Namun saat antrian selanjutnya Sena tercekat, wanita itu berdiri mematung dengan wajah  ketakutan saat melihat seorang pria yang sangat ia kenal. Ia masih berdiam diri dengan menatap pria itu. Sampai akhirnya perlahan langkah Sena mundur hingga menabrak karyawan lainnya.

“Bagaimana keadaan kamu?” Tanya pria itu dengan lembut.

Secara reflek Sena berbalik badan dan meminta karyawan yang lain untuk menggantikan posisi nya. Dan tanpa menunggu lagi, dalam gerakan cepat, Sena berlari menuju dapur.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status