Setelah membuka pintu Rigel nampak terkejut dengan siapa yang kini ada dihadapannya.
"Apa Sea sudah tidur?" Tanya Orang itu saat tidak sengaja melihat Seara tampak sudah memejamkan mata, karena posisi tidurnya yang memang menghadap ke arah pintu kamarnya.
"Su-sudah Bang. Dia kelelahan," Jawab Rigel terlihat gugup karena tatapan sang Kakak ipar yang tidak biasa padanya.
"Oh, bagus kalau gitu kebetulan aku ingin bicara denganmu berdua saja. ditaman belakang agar tidak mengganggu tidur Sea," Ujar Bayu, ya dia adalah Bayu Agara sang Kakak kesayangan Seara.
"Ba-baik Bang," Sahut Rigel, lalu Bayu pun pergi lebih dulu, setelah melihat sebentar wajah teduh Seara yang tengah tertidur, lalu Rigel menutup pintunya pelan-pelan agar tidak menganggu tidur istrinya yang mungkin memang kelelahan apalagi dengan kondisi hamil muda, setelah pintunya tertutup Rigel pun menyusul Bayu ke Taman belakang yang tidak jauh dari kolam renang.
Kin
Sementara itu dirumah sakit Rigel masih belum sadarkan diri. Karena sang dokter memberi obat penahan sakit yang mengandung obat tidur agar Rigel bisa istirahat tanpa terganggu oleh rasa sakit yang bisa saja datang secara tiba-tiba dan obat tidur adalah jalan terbaik agar Rigel bisa beristirahat.Arka dan Arya tengah menemani Rigel diruang rawatnya, mereka berdua menatap iba pada menantunya itu, karena wajahnya terlihat babak belur akibat dipukuli Bayu putra mereka."Untung saja Rigel tidak sampai koma Dad," Ucap Arka sambil menatap lurus kearah brankar tempat Rigel berbaring."Iya, cucuku itu memang tidak bisa dianggap remeh kalau sudah marah. Apalagi menyangkut adik kesayangannya," Sahut Arya yang ikut menatap Rigel yang masih tidur terlelap.Setelah semalam tidak bisa tidur dan baru bisa memejamkan mata saat dini hari setelah Rigel melewati masa kritis karena sempat mengalami masa kritis karena perut Rig
"Kenapa kamu bicara seperti itu Sea. Kamu gak lihat wajah suamimu babak belur dan terlihat pucat kayak gitu," Ujar Arka yang memang melihat wajah menantunya itu babak belur dan terlihat pucat, dokter juga bilang kalau Rigel perlu dirawat bebarapa hari dirumah sakit sampai luka di wajahnya membaik dan lambungnya sudah tidak terasa sakit lagi."Hmm...." Seara hanya bergumam saat menjawab Ucapan Ayahnya membuat Arka dan Kaira hanya menggelengkan kepala melihat putrinya bersikap seakan tidak peduli pada suaminya.Sedang Rigel tersenyum miris karena sempat berharap Sea nya kembali peduli padanya padahal itu hanya angan-angannya saja. Dia sadar tidak mungkin Seara memaafkannya semudah itu, dan peduli padanya juga mengkhawatirkannya keadaannya begitu saja, setelah apa yang dia lakukan padanya, mungkin kalau dia ada di posisi Seara, dia pun akan bersikap sama seperti Seara 'Tidak Akan Peduli'."Tidak apa-apa Ayah. Kalau Sea mau merawatku, aku leb
Karena Rigel memang jam sudah menunjuknya pukul 07.15, Sedang dia ada janji temu dengan dosennya jam 08.30.Setelah itu dia akan mengikuti pelajaran seperti biasa pukul 09.00. Rigel sengaja berangkat lebih awal agar dia lebih santai diperjalanan menuju ke kampusnya dan dia juga bisa ke kantin lebih dulu untuk sarapan agar dia bisa konsen saat mengikuti pelajarannya nanti.Sementara itu setelah Rigel pergi Seara turun ke lantai bawah dan menuju ruang makan. Disana sudah ada Ayah, Bunda, dan Bayu, sedang Opa, Oma dan Nenek nya. Tidak ikut sarapan karena masih beristirahat.Sandra dan Arya kini memilih tinggal bersama putra dan menantunya karena mereka tidak ingin kesepian, mereka pun menjual rumah yang mereka tempati karena memang Arya dan Sandra sudah tidak berniat tinggal di rumah mereka itu.Dan untungnya yang membeli rumah Itu masih kerabat mereka, jadi saat Sandra dan Arya juga yang lainnya rindu rumah itu, mereka bisa berkunjung dan
"Mangga muda? Ya sudah aku cariin dulu ya. Kayaknya kemarin bunda beli deh mudah-mudahan masih ada," Ucap Rigel."Tapi aku maunya yang baru metik di pohonnya Kak," Ujar Seara yang membuat Rigel menoleh lalu meneguk salivanya dengan kasar saat mendengar permintaan Seara."Me-metik di-di Pohon." Sahut Rigel terkejut dengan permintaan sang istri."Iya Kak, ini kemauan bayi kita loh masa mau gitu aja gak bisa menuhin sih, katanya mau lakuin apapun yang aku minta, dan aku cuma minta mangga muda yang baru metik di pohon Kak Rei," Rajuk Seara dengan wajah kesalnya."Iya iya, ya udah Kakak cari dulu ya, kamu istirahat," Ucap Rigel lalu mencuri kecupan dikening Seara sebelum pergi."Jangan Lama-lama ya Kak," Ucap Seara dengan tersenyum manis membuat Rigel ikut tersenyum, Rigel pun mengangguk lalu pergi untuk mencari mangga muda yang Seara inginkan."Ya tuhan dimana aku harus mencari pohon mangga yang berbuah malam-
Hari kepulangan Rigel dan Arka pun sudah tiba. Kini Kaira tengah memasak makanan kesukaan Mereka berdua dibantu oleh Ras dan juga Sandra. Sedang Seara tengah bersantai diruang makan sambil memakan buah yang tengah dipotongkan oleh bi Ika ada Bayu juga disana yang menemani Seara."Kamu jadi ke villa yang di bogor Dek?" Tanya Bayu. Sambil menikmati coklat panas yang tadi dia buatnya sendiri."Jadi dong Bang. Mungkin besok soalnya gak enak udah janji sama Vano dan Riska," Jawab Seara yang sesekali mengelus perut buncitnya."Lalu suamimu itu ikut?" Tanya Bayu lagi. Yang masih tidak menyukai Rigel karena Bayu tetap menganggap Rigel adalah penghancur masa depan adik kesayangannya itu."Iya Bang. Mau tidak mau dia harus ikut, aku gak mau rencana liburan yang sudah aku susun bersama kedua sahabatku gagal gara-gara dia, dan ini aku perginya justru nunggu kepulangan dia," Jawab Seara. Yang tiba-tiba merasa kesal pad
Rigel baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat istrinya tengah mengelus perutnya yang memang sudah besar."Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Seara. Yang tidak sengaja melihat Rigel tengah menatapnya, saat dia tengah mengelus perut buncitnya."Gak kenapa-napa kok Yang. Em.... gimana keadaan bayi kita? Gak rewel kan dia dengan minta yang macem-macem selama aku gak ada," Ucap Rigel Menjawab Pertanyaan Seara dengan bertanya kembali. Lalu duduk di sofa yang memang sudah menjadi tempat tidurnya."Baik kok. Dia juga gak rewel cuma dari kemarin dia pengen liburan ke villa ma yang ada di bogor," Jawab Seara sambil kembali mengusap perutnya."Tapi oma sama nenek gak ngizinin, karena kamu harus ikut. Jadi terpaksa deh nunggu kamu pulang," Lanjut Seara yang kini menatap Rigel yang juga menatapnya."Tapi kehamilan kamu udah besar Sea. Aku takut terjadi sesuatu kalau kita melakuan perjalanan jau
"Kalian berdua harus kembali dengan baik-baik kerumah. Jaga diri kalian berdua ya Sayang," Ujar Kaira yang langsung memeluk anak dan menantunya dengan erat lalu mengecup kening keduanya secara bergantian."Iisshh.. Bunda terlalu berlebihan, aku aja dicuekin gak diperhatiin, lagian kayak mau pergi kemana aja sih Bun," Ucap Bayu yang merasa Bundanya terlalu berlebihan saat melepas Seara pergi untuk berlibur karena memang baru kali ini Kaira berpisah untuk beberapa hari kedepan dengan putrinya."Wajar Lah, Ga. Bunda Kamu dan adik kamu kan baru kali berpisah lama lagi 4 hari kan? Biasanya kalau liburan kan selalu sama-sama nah ini kami gak bisa ikut karena kondisi bunda kamu yang memang tidak memungkinkan," Sahut Arka. Karena memang Kaira sedang tidak enak badan. Jadi yang awalnya ingin ikut tidak jadi, dia takut malah mengacaukan liburan putrinya nanti karena kondisinya yang sedang tidak Fit.Saat sedang berbincang Revano dan Riska pun akhirnya da
"Kak Rei tidur di ranjang aja. Gak ada sofa soalnya cuma ada sofa kecil," Ucap Seara membuat Rigel tersenyum tipis."Tapi ingat jangan macam-macam yah," Peringat Seara."Tapi satu macam boleh kan," Goda Rigel dengan seringai nakalnya."Tidur dikamar sebelah kalau gitu," Ujar Seara kembali ketus karena Ucapan Rigel yang hanya sebuah gurauan semata."Cuma becanda, Yang. Serius amat nanggepinnya," Sahut Rigel. Yang terlihat takut kalau sampai diusir dari kamar itu, melihat ketakutan Rigel membuat Seara memalingkan wajahnya kearah lain untuk tersenyum geli karena melihat Rigel yang sebegitu takutnya kalau sampai Dia menjauhinya.Sedang Rigel kini tengah sibuk memasukan baju Seara dan bajunya kedalam lemari yang berada dikamar itu."Nanti sore jalan-jalan mau gak Kak?" Tanya Seara sambil melihat pemandangan diluar dari jendela kamar yang dia tempati."Mau dong,