"Tapi aku pengen Nikah sama Kak Gara Mama sayang."
Kini erlihat Seorang gadis yang terus saja merengek meminta untuk menikahkannya dengan Kakak ipar abangnya sendiri.
"Sayang tapi kamu baru aja masuk kuliah, kamu masih kecil Nak. Kalau kamu nikah sama Dia, gimana dengan Cita-cita kamu yang ingin jadi dokter spesialis seperti papa mu," Ujar sang Mama memberi pengertian putri yang dia rasa masih kecil itu, dia masih tidak Rela kalau putrinya yang baru berusia 18 tahun harus menikah pria yang masih ada hubungan dengan menantunya, lagi pula dia masih ingin melihat putrinya bermanja-manja padanya dan Ayahnya.
"Kan habis nikah juga bisa kuliah Mama, ayo lah Ma aku takut Kak Gara diambil orang, Aku gak mau Mama, aku gak mau Kak Gara di miliki orang lain, kalau aku gak mau nikah sama dia, kalau Nessa gak nikah sama kak Gara, lebih baik aku gak nikah sama siapa pun," Ucap Sang Gadis itu, setengah mengancam pada sang Mama.
Satu jam kemudian akhirnya Bayu dan Vanessa pun sampai dikediaman Kusuma Bayu pun memarkirkan mobilnya di halaman rumah."Ayo, “ Ajak Bayu lalu dia keluar lebih dahulu dari mobil dan langsung mengambil barang belanjaan dibagasi Vanessa pun keluar dari mobil dan mengambil beberapa paperbag yang dibawa Bayu. Mereka pun masuk kedalam rumah dan melihat keluarga Kusuma dan keluarga Bagaskara yang tengah berkumpul diruang tamu sambil bercanda gurau."Mama, Papa kenapa ada kalian ada disinj?" Tanya Vanessa yang terkejut karena orang tuanya ada dirumah keluarga Kusuma."Mau nengokin cucu dong sayang," Jawab Jasmin dengan tersenyum yang kini tengah menggendong cucu pertamanya yang menggemaskan, disana juga ada Seara dan Rugel yang duduk berdampingan. Vanessa hanya mengangguk lalu menghampiri Mamanya dan mengecup pipi chubby Davian sementara Bayu duduk disamping Panji setelah meletakkan Paperbag yang dia bawa diatas meja. .
Tanpa diduga Bayu pun langsung duduk disamping Aliza. Membuat Vanessa mengerjapkan matanya karena apa yang Bayu lakukan, namun selanjutnya Vanessa tersenyum lebar dan duduk disamping pria yang bersama Aliza sahabatnya."Kalian sudah pesan, Za?" tanya Bayu dengan nada lembutnya."Sudah Kak, kalian pesan aja," ucap Aliza yang dijawab anggukan oleh Bayu, namun bukannya cemburu Vanessa malah terlihat senang melihat Bayu memperlakukan sahabatnya dengan baik tanpa curiga sedikit pun.Waiters pun datang untuk menawarkan menu makanan lalu Bayu dan Vanessa pun memesan makanan untuk sarapan mereka."Oh iya kenalkan ini abang sepupuku Cha, namanya Sadewa panggil aja bang Dewa dan bang kenalkan ini sahabatku Vanessa Gladysa, terserah bang Dewa mau panggil siapa," ucap Aliza yang mengerti kode dari Vanessa namun tanpa memperkenalkan Bayu."Vanessa," ucap Vanessa sambil mengulurkan tangan pada Dewa.
"Cha, lo dipanggil pak Rio noh," bisik Aliza membuat Vanessa menoleh pada Aliza lalu menoleh pada Asdos lalu tersenyum."Bapak manggil saya?" Tanya Vanessa dengan wajah polosnya, membuat sang Asdos terpesona akan kecantikan alami yang Vanessa miliki."Pak," Panggil Vanessa yang melihat sang Asdos malah menatapnya penuh kekaguman."Eh, ekhem.., iya kamu kalau saya bicara perhatikan jangan asik sendiri," ucap Satrio yang kini terlihat datar saat berbicara pada Vanessa namun sambil sesekali berdehem untuk menetralisir kegugupannya."Dasar pria semua sama aja suka bikin cewek kesel, mentang-menantang ganteng," Gumam Vanessa sambil menutup buku novel yang dia baca dan menaruhnya ke dalam tas."Apa kamu bilang?" Tanya Satrio tegas."Eh, ng-nggak pak tadi ada lalat lewat gak sopan masa lewat depan muka saya tanpa permisi hehe," sahut Vanessa sambil tersenyum manis.
Hari yang mendebarkan pun tiba, hari dimana Bayu berjanji akan datang bersama orang tuanya kerumah keluarga Bagaskara untuk melamar putri mereka yaitu Vanessa.Karena Panji dan Jasmin sudah diberi tahu oleh Vanessa kalau Bayu dan keluarganya akan datang Panji pun membatalkan jadwal operasinya dan di limpahkan kepada rekannya yang lain yang satu propesi yaitu ahli bedah jantung dan syaraf.Tentu saja setelah mendengar tentang putrinya yang sudah bertunangan secara diam-diam awalnya Panji tidak terima dan bermaksud membatalkannya karena putrinya masih kecil baginya tapi setelah dibujuk oleh Jasmin dan Vanessa pun mulai merajuk, akhirnya Panji pun luluh, dengan syarat apapun yang terjadi pada Vanessa nanti setelah menikah, putrinya itu harus mengatakannya pada Panji tanpa ada yang ditutupi, dan Vanessa pun setuju, meski dengan berat hati akhirnya Panji pun merestui ke inginan putrinya itu untuk menikah muda dengan Bayu yang adalah kakak ipar
Keesokan harinya Vanessa memberi tahu sahabatnya tentang rencana pernikahannya dengan Bayu Agara yang akan dilaksanakan sekitar dua minggu lagi dan itu sontak membuat sahabatnya Aliza sangat terkejut saat diberi tahu tentang rencana pernikahan Vanessa."Kamu yakin Cha? Gak pikir-pikir dulu takutnya nyesel dikemudian hari loh, kita masih muda loh Cha," Ucap Aliza yang merasa pernikahan Vanessa itu sangat terburu-buru."Aku yakin kok Za, aku percaya Kak Gara akan membimbingku nanti saat dia sudah menjadi suamiku, aku yakin dia akan jadi pelindung dan imam yang baik untuk aku," jawab Vanessa dengan tersenyum tipis tapi entah mengapa tiba-tiba dia sedikit ragu dengan keputusannya untuk menikah secepatnya dengan Bayu Agara, namun secepatnya dia tepis pikiran itu dia percaya pada calon suaminya itu bahwa dia tidak akan berbuat yang aneh-aneh."Ya sudah kalau kamu yakin, aku hanya bisa mendo'akan semoga kamu selalu
"Maafin Bunda ya sayang karena udah bikin kamu dicuekin sama Aga. Tapi tenang Bunda akan buat dia minta maaf padamu, jadi udah ya jangan sedih, ayo senyum dong sayang dan mulai sekarang panggil Bunda ya jangan tante lagi," Ucap Kaira membuat Vanessa tersenyum karena sang calon ibu mertua begitu baik dan terbuka menerima dirinya untuk menjadi menantunya."Iya jangan sedih, ada Oma sama Bunda tenang saja Aga pasti akan kembali perhatian padamu dan kemba-""Aga harus kembali ke kantor," Sela Bayu membuat ketiga perempuan yang tengah mengobrol sambil berdiri dan berdekatan itu pun menoleh kearah suara pria yang kini sudah mengenakan baju formal kembali itu."Tolong antarkan Vanessa ke rumahnya karena mungkin aku akan pulang malam hari ini," Lanjut Bayu tanpa menunggu dan juga mendengarkan jawaban Bunda dan Omanya."Apa segitu marahnya kak Gara dengan kejadian tadi, padahal Bunda cuma mengambil photonya saja, a
Vanessa kini tengah berbaring diranjangnya. Dia terus menoleh kearah ponsel yang dia taruh disampingnya, sesekali dia mendesah saat tidak ada satu pun pesan yang dibalas oleh Bayu padahal Vanessa sudah mengirim beberapa pesan pada calon suaminya itu."Kak Gara lagi apa yah? Kok aku kirim pesan gak dia balas sih, apa dia sedang bersama perempuan tadi itu?" Tanya Vanessa pada dirinya sendiri karena pesannya tak kunjung dibalas."Apa keputusanku untuk menerima lamaran kak Gara salah. Ya Tuhan bagaimana ini, bantu aku Tuhan apa keputusanku salah saat menerima lamarannya yang begitu cepat," ucap Vanessa dengan kegelisahan Vanessa pun berusaha memejamkan matanya berharap hari esok keraguannya akan hilang, dan Gara akan memberi balasan yang memenangkan padanya disaat kekhawatiran melandanya.Tidak butuh waktu lama saat kelelahan mulai terasa Vanessa pun mulai memejamkan matanya dan mulai memasuki alam mimpinya.S
Kini Bayu dan Vanessa tengah berada disebuah gedung untuk resepsi pernikahan mereka yang akan dilangsungkan beberapa hari lagi."Gimana apa kalian suka dengan dekorasinya. Apa perlu didekor ulang, mumpung masih ada waktu beberapa hari lagi?" Tanya sesorang yang memang pengurus dekorasinya."Bagus sudah seperti ini saya suka, hanya tolong tambahkan bunga mawar dibagian pelaminannya," ucap Bayu tanpa meminta persetujuan Vanessa, namun Vanessa nampak diam karena tidak ingin merusak suasana hati Bayu yang mungkin mulai membaik."Baik mas, jadi sudah deal ya dengan dekorasi yang bu Jasmin sarankan."Bayu pun hanya mengangguk lalu setelah itu pamit pada pengurus WO itu, lalu Bayu pun Langsung menuju parkiran tentu saja diikuti oleh Vanessa."Kak Gara. Kakak masih marah sama Nessa?" Tanya Vanessa dengan raut wajah sedihnya."Menurutmu? Apa kamu tidak akan marah jika aku tiba-tiba