Dua puluh tahun berlalu dengan cepat. Secara hukum Negara Qin, Chao Xing telah mati. Namun kenyataan berkata lain. Dua puluh tahun lalu, Raja Qin meminta Kasim Lan mengasingkan Chao Xing di Istana Timur.
Dengan beberapa pelayan gadis itu hidup dan tumbuh dengan tanpa kekurangan. Kasim Lan dipercaya Raja Qin untuk selalu mengantar perbendaharaan yang diperlukan sang Tuan Putri. Raja Qin juga sesekali mengunjungi putri tercintanya.“Liang Mei, kau mendapatkan benda yang aku minta?”“Tuan Putri, apakah di dunia ini ada yang tidak bisa dilakukan Liang Mei?” Ujar Liang Mei mengeluarkan sebuah buku dari balik jubahnya.Senyum Chao Xing seketika merekah. Ia meraih buku itu dari tangan pelayan setianya. Melihat sekilas bagian depan buku dan segera menyembunyikannya di dalam jubahnya.“Masuklah, aku sudah buatkan pao untukmu.” Chao Xing menggandengan lengan Liang Mei membawanya menyantap pao yang masih panas.“Tuan Putri…” panggil Liang Mei sembari menyantap pao.“Hmmm?”“Kenapa Tuan Putri selalu memintaku mencari buku-buku aneh ini?” Tanya Liang Mei.“Hmm… tidak ada alasan. Hanya menarik saja membacanya.” Jelas Chao Xing tak melepaskan tatapannya dari buku barunya.Walaupun ia adalah seorang bangsawan, kehdupannya tak jauh berbeda dari seorang rakyat biasa. Tanpa pendidikan, tak pernah menghadiri pertemuan bahkan upacara kerajaan. Raja Qing sangat ketat memberi penjagaan terutama di hari-hari khusus. Bisa dibilang bahwa keberadaannya sama dengan aib negara. Tak dibiarkan mati, tapi hidup bak orang mati.Tak memiliki pendidikan khusus bukan berarti Chao Xing seorang yang bodoh. Berdiam diri dan diasingkan menjadi salah satu keuntungan bagi Tuan Putri ini. Segala pengetahuannya ia dapatkan dari buku-buku yang ia dapatkan dari pelayan setianya, Liang Mei. Ia bahkan sudah tahu cara kerja transaksi dunia luar tanpa menyentuh udara di luar Istana.Hanya saja, buku yang sering ia baca bukanlah buku pengetahuan biasa. Bukan buku Tata Krama, resep makanan atau strategi Kerajaan. Sebagai seorang keturunan Kerajaan ia tak terlihat sedikitpun berambisi mencari sesuatu dengan tahta Kerajaan.“Kerajaan Bulan dan Kerajaan Langit…” gumam Chao Xing membaca halaman tengah buku barunya.“Liang Mei.” Panggil Chao Xing pada pelayannya yang sedang sibuk menyiapkan teh.“Ada apa Tuan Putri?”“Kau sudah tanya siapa pemasok buku-buku ini?” Tanya Chao Xing.Liang Mei mengangguk pasti. “Bahkan pemilik toko tidak pernah bertemu langsung dengan si pemasok.”Chao Xing terdiam sejenak, mencerna sesuatu di otaknya. Matanya sesekali menyipit, kemudian kepalanya sedikit miring diikuti oleh Liang Mei.“Ada apa Tuan Putri?” Tanya Liang Mei melihat tuannya termangu dengan kening berkerut. “Apakah ada yang salah dengan bukunya?” Sambungnya sambil berbisik.“Tidak ada, bukunya sangat menarik.” Jawab Chao Xing mengejutkan Liang Mei yang sedang berusaha masuk ke dalam pemikiran Chao Xing.“Liang Mei…. Kau harus mendapatkan lebih banyak buku seperti ini darinya.” Ujar Chao Xing kemudian sembari menyeduh teh yang telah dituang pelayannya itu.Liang Mei hanya mengangguk merasa ada yang salah dengan otak Tuan Putrinya ini. Selain buku yang dibaca, sepertinya Tuan Putrinya mulai kehilangan akal sehat karena terlalu lama dikurung, pikirnya.“Tuan Putri, mengapa Tuan Putri tidak mencari buku-buku tentang strategi mengatur Kerajaan atau buku tentang Kerajaan lainnya?” Tanya Liang Mei memandangi tuannya serius dengan bacaanya.“Untuk apa? Aku hidup saja sudah anugerah.” Jawab Chao Xing tak melepas pandangannya pada buku yang ia baca.“Tuan Putri hanya membaca buku cerita sepanjang hari.” Gumam Liang Mei.“Oh Tuan Putri, atau bisa saja kisah hidup Tuan Putri sama dengan yang biasa dalam buku cerita.” Ujar Liang Mei antusias.“Tuan Putri Chao Xing yang telah lama disembunyikan akhirnya tampil dan merebut tahta. Menjadi pemimpin yang sangat bijaksana.” Celoteh Liang Mei membuat Chao Xing menyimpulkan senyum kecil di sudut bibirnya.“Kenapa kau sangat terobsesi dengan menjadi penerus tahta?” Ujar Chao Xing menghentikkan sejenak bacaannya.Liang Mei yang berdiri di hadapannya sambil memperagakan perkataannya seketika kembali duduk bersimpuh sambil tersenyum canggung. Chao Xing menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah konyol pelayannya.“Hal yang kau pikirkan, jangan kau pikirkan lagi.” Ujar Chao Xing kemudian.“Tuan Putri….” Rengek Liang Mei yang seketika terhenti dengan tatapan Chao Xing.Hari yang melelahkan telah berhir, siang berganti malam. Matahari yang bersinar sepanjang hari kini digantikan dengan kehadiran bulan dengan pasukan bintang yang cantik.“Tuan Puri, Liang Mei pamit untuk beristirahat.” Ujar Liang Mei segera menutup pintu kamar Chao Xing.Seluruh pelayannya telah kembali untuk beristirahat, hanya beberapa penjaga yang masih siaga di luar gerbang istana. Chao Xing berjalan keluar, sambil menggumamkan beberapa kata.Tiba-tiba sebuah kabut halus muncul menjelajah di seluruh kediamannnya. Menghembus mulai dari ujung istana, dapur, kamar pelayan hingga gerbang istanannya. Kabut itu membuat sebuah perisai yang membuat Chao Xing tidak terlihat, siapapun juga tidak bisa mendengar suara Cho Xing.Gadis itu mulai menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya. Ia mulai melakukan beberapa gerakkan, energi dalamnya mencuat dengan luar biasa. Ia bisa merasakan beberapa energi bergerak bebas dalamtubuhnya.Gadis itu kemudian terbang bergerak dari satu pohon ke pohon lain. Menghunus pedangnya menusuk, membelah, memotong pohon disekitarnya. Kali ini teknik pedangnya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Chao Xing sudah lebih mahir mengendalikan arah dan target dari pedangnya.“Chao Xing, kau cukup lumayan malam ini.” Ujarnya memuji dirinya sendiri setelah berhasil membelah daun yang terbang.Jika Raja Qin menyimpan rahasia kelahiran putrinya pada rakyat dan negaranya, Chao Xing juga menyimpan rahasia terhadap ayahanda dan para penghuni istananya. Sekitar 10 tahun yang lalu Chao Xing menyadari bahwa ada energi aneh yang bergerak dalam tubuhnya. Sejak saat itu ia mulai mencoba melatih mengendalikan energi aneh itu.“Ternyata benar, berlatih di bawah sinar rembulan lebih menyenangkan.” Ujarnya menghela nafas lelah setelah berlatih.Entah itu tertulis dalam ramalan atau sejarah, tapi kekuatan Chao Xing akan semakin meningkat di malam hari. Semakin mendekati purnama, tingkat energinya akan memuncak, dan inilah momen yang selalu ia gunakan untuk memaksimalkan latihannya.Ia menyadari mungkin kekuatan itu yang berusaha ayahnya sembunyikan. Entah untuk tujuan apa, tapi yang pasti ia akan mewujudkan keinginan ayahnya untuk menyembunyikan fakta kekuatannya. Bahkan seluruh pelayan dan penjaganya tidak mengetahui kekuatan Chao Xing yang sebenarnya.Setelah kepergian ibu Liang Mei karena sakit, seluruh urusan Chao Xing sepenuhnya diurus oleh Liang Mei. Tapi hal itu justru semakin mempermudah Chao Xing untuk mengutus Liang Mei mendapatkan berbagai buku cerita yang ia pesan dari pemasok misterius.Setelah cukup bersenang-senang dengan latihannya, ia menurunkan perisainya. Chao Xing kembali ke kamarnya dan beristirahat.“Hmmm… rasanya sangat menyegarkan setelah latihan.” Gumamnya sambil memejamkan mata, mulai memasukki alam mimpi.“Lu Ye, kau melihat kejadian tadi?” Guru Wu Chang bercengkrama dengan Dewa Lu Ye seusai kelas.Kejadian itu masih membekas di benak Lu Ye. Saat tiba-tiba Xiyun muncul diantara Ye Ming Yu dan Xiao Lin.“Bukankah dia berpindah dengan ilmu ruang yang aku ajarkan?” Tanya Guru Wu Chang.Dalam situasi itu, mustahil untuk berpindah secara tepat dalam sekali percobaan. Mungkinkah Yue Xiyun sudah pernah mengusainya? Lu Ye mencoba memikirkan beberapa kemungkinan.“Ye Ming Yu! Kau mau bermain-main denganku?” Chao Xing menatap Ming Yu.“Selesaikan saja tugasmu.” Jawab Ye Ming Yu singkat.Chao Xing melirik sinis. Entah kenapa ia cukup kesal dengan sikap Ye Ming Yu kali ini. Seharusnya ia tidak benar-benar berniat mencelakai Xiao Lin bukan?Ye Ming Yu tertawa melihat ekspresi Chao Xing saat ini. Sepertinya gadis ini yang justru menelan umpannya.“Xiyun, kembali gunakan otakmu bukan hatimu.” Ujar Ye Ming Yu.“Kenapa? Setidaknya hatiku masih berfungsi.” Balas Chao Xing.Ia menatap Ming Yu yang berdec
Xiao Lin menemui Lu Ye dan menceritakan pertemuannya dengan Yue Xiyun semalam. Sebelumnya, ia merasa sangat yakin bahwa gadis itu adalah adiknya. Tapi setelah pertemuan mereka, Xiao Lin jadi mulai ragu.“Xiao Lin, sebaiknya kau jangan terlalu gegabah dulu.” Saran Lu Ye.Saat ini Lu Ye juga sedang berusaha menyelidiki maksud Kerajaan Bulan yang sebenarnya. Kedamaian yang sementara ini semakin terasa mencurigakan. Terlebih setelah mendengar kabar dari Xiumin tentang seseorang yang juga disandera, Lu Ye semakin khawatir.“Xiao Lin, kau tetap awasi Yue Xiyun untuk sementara.” Ujar Lu Ye.Sepertinya Xiao Lin akan lebih mudah membatasi gerak Yue Xiyun untuk sementara. Alasan itu yang digunakan Lu Ye sembari memikirkan strategi lain.Sesuai dengan permintaan gurunya, Xiao Lin menerima tugas itu dan mulai mengawasi Yue Xiyun dari jauh. Ia kemudian meninggalkan kediaman Lu Ye kembali ke akademi.Pelajaran di akademi kembali berlanjut. Kali ini giliran guru Wu Chang memimpin kelas hari ini.Sel
“Xiyun, kau belum memberi tahu kakakmu?”“Siapa?”“Tak perlu berlagak bodoh lagi di depanku.”Chao Xing menatap datar Ye Ming Yu. Ia menyandarkan badannya sambil menyilangkan lengan. Kali ini siapa yang ia maksud?Chao Xing tak menanggapi. Entah siapa yang ada di pikiran Ye Ming Yu, ia harus memastikannya terlebih dahulu. Pria di hadapannya ini bukanlah pria yang sederhana.“Masih mengelak?” Kini Ye Ming Yu melayangkan tatapannya pada Chao Xing yang terlihat santai.“Ahh…” gumam Chao Xing dalam hati.Tentu saja, trik bodohnya tidak akan terus mengelabui Ye Ming Yu. Tapi, sejak kapan ia menyadari bahwa Chao Xing adalah saudara Xiao Lin?Gadis itu membalas pandangan Ye Ming Yu. Sebenarnya, ia juga merasa tak sepenuhnya berbohong. Hanya saja pria dingin itu tidak pernah menanyainya.“Kau tidak perlu menghindarinya.” Ujar Ye Ming Yu menenguk tehnya.“Maksudmu?” Tanya Chao Xing.Perkataan manis Ye Ming Yu bukanlah hal yang mengejutkan bagi Chao Xing. Tentu tidak akan sesederhaan itu makna d
Lu Ye membuka segel pesan dari Xiumin. Sesuai dugaan Lu Ye, Ye Shuo Ren pasti sudah membuat sebuah rencana yang besar. Dengan kemampuan kultivasi Xiumin, ia berhasil menerobos Kerajaan Bulan tanpa terlihat. Tapi ia tidak bisa melihat jelas gadis yang sedang ditawan oleh Kerajaan Bulan.“Dewa Lu Ye, gadis itu dipenuhi oleh energi Bulan yang sangat kuat. Hanya saja energi itu terlihat tidak beraturan.” Begitulah tertulis dalam surat laporan Xiumin.Lu Ye berfikir keras. Ia yakin bahwa gadis yang dibawa Ye Ming Yu adalah Qin Chao Xing. Tapi kenapa Xiumin melihat seorang gadis yang ditawan? Siapa gadis yang dilihat Xiumin?Berdasarkan penjelasan Xiumin, gadis itu dikurung di sebuah penjara terdalam Kerajaan Bulan. Hanya ada sedikit penjaga yang berjaga di sekitar bangsal. Gadis itu terlihat sedang berlatih kultivasi dan berusaha mengendalikan energi yang keluar dari tubuhnya.Sayangnya, Xiumin tidak bisa melihat lebih jelas. Energi bulan yang mengerubungi gadis itu tampak sangat kuat. Aka
“Chao Xing?” Xiao Lin bergumam dalam hati.Tidak terlalu yakin karena hanya wajahnya saja yang terlihat sama. Masih terlintas jelas senyuman manis dan lembut dari wajah adik bungsunya. Berbeda dengan tatapan gadis di depannya yang terlihat tajam tanpa senyuman.“Xiao Lin kau jangan gegabah. Ye Ming Yu adalah orang yang licik.” Batin Xiao Lin mengurungkan niatnya mendatangi gadis itu.Setelah kehebohan yang terjadi berturut-turut, tiba saatnya peresmian akademi. Seluruh murid berdiri di lapangan yang besar. Para Guru Besar dari Kerajaan Langit tiba menyambut seluruh murid.“Lu Ye, perkiraanmu sangat tepat.” Bisik Guru Wu Chang melihat Ye Ming Yu hadir di akademi.Lu Ye tersenyum tipis. Sebelumnya ia telah mengatur strategi dengan Xiumin untuk menerobos Kerajaan Bulan di saat salah satu senjatanya terpisah.“Xiumin, tujuan kita adalah membawa Chao Xing ke Kerajaan Langit.” Ujar Lu Ye.“Dewa Lu Ye, bukankah energi yang dimiliki Chao Xing memang adalah energi Bulan?” Tanya XiuminMemang b
Setelah beberapa waktu melakukan persiapan, Akademi Keabadian akhirnya resmi dibuka. Akademi ini diikuti oleh seluruh sekte dari Kerajaan Langit dan Kerajaan Bulan. Kerajaan Langit akan menyediakan satu tempat untuk melangsungkan akademi ini. Bisa dibilang ini adalah kelas persahabatan antar kedua Kerajaan.Seluruh murid akademi berkumpul di aula utama. Terlihat banyak wajah-wajah baru dari berbagai sekte. Mulai dari sekte yang besar hingga sekte-sekte terkecil, semuanya turut meramaikan akademi musim ini.“Hei, aku dengar Kerajaan Bulan mengirim salah satu Pangerannya.” Ujar seseorang berbisik.“Murid Dewa Lu Ye juga datang musim ini.” Timpal yang lain.“Xiao Lin?” Ujarnya terkejut.“Wah, aku penasaran bagaimana penampilan murid Dewa Lu Ye yang terkenal itu.” Ujar yang lain.Semenjak menginjak Kerajaan Langit, Xiao Lin tidak pernah turun dari Gunung ZIhuang. Berlatih seorang diri dengan Dewa Lu Ye mengasah kultivasinya. Beberapa guru besar justru akan datang berkunjung ke Gunung Zihu